Hadiah untuk Perpisahan

49 10 5
                                    

Ternyata semuanya bukan mimpi. Semuanya benar-benar nyata. Tatapannya kosong, namun bibirnya tetap tersenyum.

"Mau?" tanya seorang laki-laki di depannya sambil menyodorkan sebuah ice cream dan sebatang rokok mentol.

Keysha mengambil rokok itu. Kemudian, ia mematahkannya menjadi dua bagian. "Lagi bulan puasa, Al," jawab Keysha.

"Yah, kok di patahin sih, Key? Sayang tau." Al mengambil rokok itu, membakarnya, lalu, menghisap rokoknya.

Al merupakan teman sekelasnya Gevin. Ia mengajak Keysha jalan supaya Keysha nggak terus berlarut-larut dengan rasa kehilangannya. Terlebih lagi, ketika Keysha mengetahui bahwa Gevin berselingkuh. Kejadiannya beberapa hari yang lalu.

Saat itu, Keysha ingin memberikan satu box coklat buatannya sendiri untuk Gevin.

Saat itu, Keysha ingin memberikan satu box coklat buatannya sendiri untuk Gevin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka janjian bertemu di salah satu mall besar di Bandung. Walaupun sebenarnya mereka udah putus, Keysha memang sudah merencanakan ini jauh jauh hari sebelum putus, jadi ia tetap menjalankan rencananya.

Dimasukannya cokelat itu ke dalam box. Lalu, diikatkan dengan pita berwarna merah. Menempel notes kecil bertulisan 'I hope you like it, sorry.' tepat di atas tutup transparant boxnya. Kemudian, diletakkannya di dalam paper bag.

Selain itu, keysha juga mempersiapkan dirinya sebaik mungkin. Walaupun hatinya hancur berantakan, penampilannya harus tetap bagus. Stressed but well-dressed. Ia menggunakan crop tee berwarna soft pink, cardingan berwarna putih, celana jeans panjang, dan sepatu floral dominan berwarna hitam.

Keysha sampai duluan di sana. Ia langsung menaiki escalator ke lantai dua dari atas. Sedikit sulit menemukan tempat duduk yang kosong, karena kondisinya sedang ramai. Setelah, Keysha memberi kabar kepada Gevin bahwa dirinya sudah sampai. Keysha mengambil sketchbook ukuran A5 yang selalu ia bawa kemanapun, dan ia mulai mengambarkan apa yang sedang ia lihat sekarang.

"Jam 3 lewat 15 menit," ujar Keysha dalam hati. Sudah sejam lebih ia menunggu Gevin yang nggak kunjung datang. Dikirimi pesan sebanyak apapun, Gevin nggak membalas.

Diantara banyaknya orang yang berlalu-lalang melewati meja foodcourt yang ia tepati, tetapi ia melihat batang hidungnya Gevin saja nggak ada.

Sesekali Keysha menoleh ke kiri dan ke kanan, serta melirik jam tangan tosca yang biasa ia gunakan di tangan sebelah kanan. Selebihnya, ia memainkan ponselnya.

Nggak lama kemudian, Gevin lewat di depan Keysha. Sepertinya ia nggak menyadari kalau Keysha duduk di situ. Keysha memanggil Gevin dan Gevin pun menoleh ke arahnya. Lalu, menghampiri Keysha dan duduk di sebelahnya. Semuanya nggak berjalan sesuai ekspetasi Keysha. Gevin bersikap sangat dingin, nyaris berbeda seratus delapan puluh derajat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EunoiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang