chepter 2.menemukan pulau

44 8 1
                                    


“Eh guys kayaknya gua denger ada ombak deh” ucap Oktav

“mana gua gak denger tuh..”ucap Leo

“Iiih ada lu dengerin baik-baik deh.” Ucapnya lagi

“eh iya gua denger” sahut Ryan yang sudah meminggirkan dan mematikan mesin mobilnya agar dapat mendengar suara ombak yang di maksud Oktav

”tapi kayaknya jauh deh ,suaranya kecil bgt” ucap Leo

“yaudah istirahat sini aja dulu, toh masih jauh juga kan. gua mau turun ya.” Ucap Sherlly Sambil menurunkan kakinya dari mobil.

“Eh mau kemana lo” ucap Grace

“Tuh kelapa kayaknya enak banget seger deh, gua mau ambil, lu pada kau ikut gak.?” ajak Sherlly sambil menunjuk pohon kelapa.

Tak sengaja saat menghampiri pohon kelapa dan membuka lembaran daun dan ilalang yang sepertinya sengaja di tanam, karena tersusun rapi melingkar, ia menemukan pantai hanya berjarak 5 meter dari mereka.

“Wah guys gila tuh pantai yang kita cari ada di depan mata gua. Gilaaaaa ” ucapnya tak sangka
”tapi kok suaranya kayak jauh banget ya,, kecil bgt.”ucapnya lagi

“Hah masa sih” ucap Oktav yang di iringi dengan semua teman-temannya yang berlari ke arah Sherlly.

Vee dan Grace langsung turun dari mobil secara bersamaan melalui pintu mobil kana dan kiri.

Oktav yang juga berlari mengejar vee dan grace dengan tangan yang ia angkat horizontal sejajar dengan tatapan matanya memandang kedepan dengan wajah memelas,mengkerutkan dahi dan mulut yang sedikit membuka, tak luput melambatkan gerakan larinya, seakan tengah mengejar sang kekasih yang pergi bak drama Romance.

“Lebay lu”ujar Vee sambil meraut wajah Oktav

“tau ni”sambung Grace yang geram atas tingkah konyol yang sering di lakukan oleh Oktav .

“tau ni gaya mulu di gedein rambut tu di panjangin, dasar botak semu”timpal Vee.

Tapi Oktav tak tersinggung karena dia tau teman memang harus saling terbuka dan mereka memang blak-blakan supaya pertemanan mereka tidak membosankan tapi mereka masih di batas aman.

Mereka tahu batasan dalam bercanda.

Di sela-sela ribut mereka Leo menyusul dengan kameranya

“mana guys gua udah siap buat FOTOOOOO....”ia memberi
penekanan pada kata FOTO-nya.

karena memang Hobby mereka memotret setiap tempat yang mereka kunjungi dan Leo juga termasuk cowo handal di bidang IT kakaknya seorang photografer dan dia pun sering menjadi photografer di skolah jika ada acara acara tertentu.

”uuuhhh main tinggal aja lu yo” ucap Ryan pada Leo sambil memegang celana di bagian paha nya,

”yaudah kali ,, semangat gua ” ucap Leo.

“tu paha ngapain lu pegangin..??” tanya Leo dengan suara kencang dan menujuk paha yang di pegangi Ryan sehingga membuat semua mata tertuju padanya

“buset lu bisa pelanin gak tu suara ” Ryan berbicara penuh penekanan tapi pelan,seakan menahan suara agar tak terdengar encang.

“iya kenap.......” belum usai berbicara Ryan memotong ucapan Oktav dari pada banyak pertanyaan yang akan keluar lebih baik ia menghentikannya sebelum cela’an keluar,

“gara-gara Leo tu ninggalin gua . gua jadi buru-buru keluar dan kejepit di pintu mobil .. ampe robek ni celana gua”

“mmmmppppt” beberapa menahan tawa dan beberapa tertawa lepas .

“Kenpa gak lu tinggalin aja tu paha di dalem mobil..” ledek Oktav

“Rese lo Ok” sahut Ryan yang memukul kecil kepala Oktav.

Di skolah memang Ryan cowo populer karena ketampanannya tapi ketampanannya itu tidak berlaku jika sedang bersama sahabat-sahabatnya.

“Alah-alah udah masuk aja deh dari pada gua abis sama kalian disini,Cuma kalo sama kalian aja reputasi dan pamor gua turun bahkan gak berarti” sambil berjalan memasuki pulau lewat dedaunan yang tersusun rapi bak gorden hijau bernuansa Jungle.

***

“Eh guys gua liat pulau tu,,itu bukannya pulau yang kita tuju,,? yaudah yuk nyebrang ke tu pulau nooh itu pasti pulaunya gua liat kok” ucap Vee

“Eh gua juga liat kali tu pulau Cuma berdiri satu-satunya di sana ya jelas lah sok pinter amat lo,nilai matematika juga pas-pas an,bahkan di bawah rata rata” ledek Oktav

“eh ,, apa hubungannya jelajah sama nilai matematika..??” sahut Vee

“ Lagian nilai matematika gua selalu tinggi tau ,bahkan di rata-rata asal lu tau,liat aja hasil UN nanti kita buktikan tinggian mana nilai lu sama gua,gua yakin sih gua” timpalnya tak mau kalah

“iih ok siapa takut,awas lo kalo nilai Matematika gua lebih tinggi lu harus traktir gua makan di kantin selama 1 minggu" tantang Oktav

"Hhahhaaaa dasar bego..siapa takut gua sih siap-siap aja" menaikan alisnya dan melirik ke arah Grace

"Iiiiiiiiiiihhhh Oktav..ngapain sih masih di kantin,kan kita udah UN ya udah nggak menginjakkan kaki di sana lah,"kara Grace mengingatkan Oktav bahwa mereka tengah menunggu hasil UN yang akan menentukan kelulusan mereka di sekolah Menengah Atas ini.

"Eh iya ya gua lupa..hheheheee.." membalikkan bola matanya melirik kesamping  dan tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal,
"Yaudah deh lu beliin gua bola basket sama bola kaki yang baru aja, eh sekalian kaosnya,gimana..?" ucapnya.

"Ok.. Tapi kalo nilai Matematika gua di atas lu,lu harus beresin rumah gua selama sebulan..!" tantang Vee tak kalah

"Eh eh eh sebulan lama amat neng.."

"Ya mau gimana lagi."

"Gak 1 minggu."tawar Leo

"1 bulan"

"1 minggu."

"2 minggu."

"Hmmm" Oktav tampak sedang berpikir.

"2 minggu atau 1 bulan.!!" ucap Vee sedikit penekanan.

"Ok 2 minggu.." mereka mengucap Deal dan berjabat tangan layak orang bermain Quis .

"Udah negosiasinya..?"tanya Ryan yang sedari tadi memandangi mereka yang tak mereka sadari ,
"Ayo berangkat..!!noh si Leo sama Sherlly udah siapin perahu karet sama pelampunh tu" ajak Ryan.

Merekapun berangkat dengan peralatan seadanya yang sudah mereka siapkan dari rumah,satu-persatu dari mereka menaiki 2 perahu karet yang di sediakan oleh Sherlly dan Loe.

"Ya udah,jadi balik ke topik awal,kenapa ni laut kagak ada ombaknya,alias kemana ombak ni laut..?"ucap Leo

"Allaaah udahlah,ngapain sih ngeributin ombak,ni laut bukannya gak ada ombak tapi ombaknya cuma kecil,itu hal biasa tau.."ujar Ryan

"Ek hhehhee.."Leo tersenyum malu karena membahas seauatu yang tak penting.

Mereka mendayung perahu karet bersama,kerjasama mereka dan keperdulian mereka membuat pekerjaan mereka menjadi ringan ,tak butuh waktu yang lama mereka sampai di suatu pulau.

Hamparan pasir putih menyejukkan mata mereka,pohon kelapa mereka gunakan untuk menggantung ayunan mereka yang mereka gunakan untuk bersantai,bukan cuma itu mereka bahkan bak petani memanen buah kelapa karena di sana masih sangat banyak yang tergantung bahkan ada yang jatuh.Mereka sangat menguasai tempat saat ini,mendirikan tenda di hamparan pasir putih.

Mereka sangat menikmati pemandangan hanya ada mereka disana,sangat puas karena merasa merekalah yang menguasai tempat itu saat ini,mereka melakukan semua hal yang mereka inginkan.

.
.
.
Maaf ya Readers,Autor slow update ni,
soalnya minggu ini Autor ada ujian dan kemaren ujian terakhir alias udah selesai kemaren.
Pastinya Autor harus punya persiapan untuk ujian jadi gak bisa nulis dan baru bisa Update sekarang.

Be Careful I Will Kill YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang