-2-

14 3 0
                                    

Claretta Andrea POV

"Kak, boleh pinjem penghapus gak?"
Tanyaku pada orang disebelahku.

"Oh, boleh kok, nih"
Katanya sambil menyodorkan sebuah penghapus kepadaku. Tapi bukannya memberikan penghapusnya, ia malah menarik ulur penghapus itu saat aku ingin mengambilnya.

"Ish kak, buruan lagi!"
Kataku dengan sedikit emosi.

"Ini ambil makanya"
Jawabnya padaku.

"Ish gimana mau ngambil kalo lu tarik mulu penghapusnya"

"Ya makanya ngambilnya yang bener"
Kata orang menyebalkan ini lagi.

"Ish udahlah gak usah. Gak jadi minjem"
Kataku dengan kesal.

"Ish yaudah yaudah nih penghapusnya"
Katanya sambil menyodorkan penghapus yang dipegangnya.

Geraldo Emery POV

"Lucu juga ni cewek kalo lagi marah"
Kataku dalam hati sambil tersenyum tipis dan sedikit meliriknya.

----------------------------------------------

Claretta Andrea POV

Jam istirahat pun tiba, aku segera menghampiri kelima sahabatku yang sedang berkumpul di depan kelas 11 ips 3.

"Anjir, lorang tau gak? Kakak kelas disebelah gue pendiem banget, gue agak bingung tadi gimana cara minjem penghapus ke dia"
Cerita salah satu sahabatku, El Lunnar, panggil aja Luna.

"Eh, masih mending kakak disebelah lo pendiem, kalau kakak kelas disebelah gue sih gila, gak ada diem-diemnya sama sekali. Berisik banget dah sampe pening gua denger suara dia"
Kata Mutia. Mutia Dolan.

"Kalau kakak kelas disebelah gue gila menel parah. Masa dia noel-noel, megang-megang tangan kak Angga. Agak risih gue ngeliatnya"
Rani sahabatku menimpali. Ranita Angeline.

Aku dan kedua sahabatku yang lain, Nina Asterella hanya tersenyum dan mendengarkan cerita mereka.

"Kalau lo gimana ret? Kakak kelas disebelah lo lumayan juga tampangnya"
Mutia bertanya padaku.

"Gila, parah, sarap. Kesel gue. Masa gue mau minjem penghapus aja ditarik ulur penghapusnya sama dia"
Jawabku atas pertanyaan Muti tadi dengan ekspresi sedikit kesal.

"Udah kayak perasan gue aja. Ditarik ulur"
Kata Nina sambil menatapku.

"TSAAHH Ninaaa"
Ucapku, Mutia,Luna dan Rani berbarengan.

Percakapan kami pun berlanjut sampai ke percakapan yang tidak jelas dan tidak bermanfaat.
----------------------------------------------

Jam istirahat telah berakhir. Aku pun memasuki kelas dan berjalan ke tempat dudukku. Saat aku ingin menduduki kursiku, tiba-tiba ...

"A S T A G A"
Aku merasa seolah sedang bergerak dengan slow motion dan aku merasa akan segera mendaratkan pantatku kelantai. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang mencekal tanganku, menyanggah badanku agar tidak jatuh ke lantai. Lalu aku melihat ke seseorang yang berada di kananku.

"Eh sorry, sengaja"
Katanya sambil senyam-senyum tidak jelas kepadaku.

"Eh gila lo, kalo gue jatoh gimana? Kalo tulang ekor gue patah gimana? Kalo gue gak bisa jalan gimana? Lo mau tanggung jawab? Biar apa git-"

"Sssshhhttt"
Dia menghentikan omelanku dengan meletakkan jari telunjuknya yang nyaris menyentuh bibirku.

"Apaan sih lo"
Kataku dengan kesal sambil menjauhkan kepalaku dari jari-jarinya.

"Kok pipi lo merah!?"
Katanya sambil menyentuh pipi kananku.

"Ish masa!?"
Kataku sambil melihat layar hp ku untuk memastikan perkataannya.

Geraldo Emery POV

"Ish masa!?"
Kata cewek disebelahku ini.
Gila, kok lucu sih cewe ini? Mau aja gue bohongin. Aku memperhatikan sambil tersenyum tipis.

"Apasih lo ngebohongin gue ya"
Katanya kepadaku dengan tatapan penuh selidik.

"HAHAHAHAHAHA"
Aku tertawa melihatnya.

"Mau aja lo gue bohongin"
Kataku sambil sedikit tertawa menatapnya wajahnya yang lucu saat marah.

"Issh diem ga lo! Berisik banget"
Dia berkata sambil menarik kursinya dan duduk disana.

"Eh btw kita belom kenalan. Kenalan dulu dong"

Claretta POV

"Wah nyebelinnya emang ga kira-kira ni cowok"
Aku kesal dan berkata dalam hati.

"Eh btw kita belom kenalan. Kenalan dulu dong"
Kata cowok menyebalkan ini padaku.
Aku melihat kearahnya dan sedikit mengernyitkan alis.

"Kenalin, gue Geraldo Emery. Nama lo siapa?"
Katanya.

"Lo ga liat nih diatas meja gue ada nama gue?"
Kataku dengan kesal karena tingkahnya.

"Ohh, Claretta Andrea, nama panggilan lo siapa? Gue Aldo"
Katanya sambil mengulurkan tangannya. Aku melihat kearah tangannya dan mengulurkan tanganku juga.

"Kasihan kalo ga disalamin balik"
Kataku dalam hati sambil sedikit terkekeh.

"Panggil aja Retta"
Kataku padanya sambil berjabat tangan. Aku merasa ada yang aneh dengan diriku. Aku merasa ada sedikit sengatan listrik saat tangan kami bersentuhan dan ada apa? Ada apa dengan jantungku? Aku merasa jantungku berdetak dengan cepat. ADA APA INI? Aku langsung menarik tanganku.

----------------------------------------------
Kurang panjang yaa?😂😂 next part aku panjangin ya🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang