06. My Husband || Jimin

72 3 0
                                    

My Husband

Malam sudah larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam sudah larut. Jarum jam pun sudah menunjuk angka 11 malam. Aku masih saja duduk di sofa depan tengah gundah menanti suamiku tersayang pulang. Kutunggu dan kutunggu, namun tak juga kunjung pulang.

Pikiran negatif pun sempat terlintas di benakku.

MUNGKINKAH SUAMIKU BERSELINGKUH ??!!

"Aish !" aku menghela nafas kasar. Mengingat usia pernikahan kami yang baru seumur jagung, rasanya tidak mungkin dia berselingkuh. Lagipula, dia adalah pria yang kukenal baik dan sangat mencintaiku. Dia bukanlah tipe pria mata keranjang, apalagi akan berselingkuh.

Aku kembali menekan tombol telepon ke contact suamiku. Meskipun sebelumnya aku sudah menelponnya berkali-kali, namun tetap tak ada jawaban. Dan kali ini tetap hasilnya sama, nihil.

Karena merasa bosan, lelah dan putus asa, akupun tertidur di sofa.

Menit demi menit telah berlalu. Aku terlalu lelap dalam tidur hingga tak menyadari suamiku telah pulang. Pria itu, sosok yang sangat kucintai, sosok yang selalu kurindukan saat aku harus tidur sendiri karena ia sedang tugas ke luar kota, sosok yang selalu kulihat dipagi hari saat aku membuka mata, sosok yang selalu memberiku kecupan mesra saat ia akan berangkat bekerja. Pria itu begitu penting bagiku. Senyumnya... Tatap matanya.... Juga belaian tangannya yang selalu kurindukan setiap waktu.

Jimin, suamiku ...

"Honey... "

"Hmmm... " aku mendesah lirih saat suaranya mengalun indah di telingaku. Kubuka perlahan kedua mataku yang sebelumnya terpejam.

Cup

Kecupan hangat mendarat dibibir mungilku. Aku tersenyum. Begitupun dirinya.

"Yeobo... kau sudah pulang?" aku melirik jam dinding yang telah menunjuk angka 3 pagi. Aku pun kaget.

"Jam 3? Kau pulang selarut ini? Apa yang kau lakukan di luar sana?" kuhujani suamiku yang tengah menatapku lekat itu dengan beberapa pertanyaan.

Namun dia hanya diam dan tersenyum padaku.

"Ya! Jangan membuatku semakin marah." akupun berpaling darinya dan memoutkan bibirku yang salah satu ujungnya terdapat sedikit bercak air liur yang sudah mengering.

"Hei ! Apa yang kau lakukan? Turunkan aku. Jimin-ah ! Kubilang turunkan aku." aku terus berteriak saat Jimin, suamiku, membopongku berjalan menuju ke kamar kami.

Sementara Jimin tidak menggubris sama sekali. Ia hanya tersenyum menatapku.

Brukkk

Jimin mendaratkan tubuh semampaiku ke atas ranjang. Memelukku erat sebelum mencium bibirku dengan mesra. Tak perduli dengan baju kerjanya yang belum sempat diganti, Jimin menggelut tubuhku disela kegiatannya menghujani diriku dengan beribu kecupan mautnya. Hangat bibirnya membuatku menggeliat nikmat. Belai tangannya membuat aliran darahku memanas. Dan kini hasratku berada di atas puncak.

Breast-ku menegang saat jemari tangan Jimin berhasil menjamahnya. Dengan cepat ia berhasil menyingkirkan piyama tipis yang tengah kukenakan, membuatnya dengan bebas mengisap puting breast-ku yang tanpa menggunakan bra.

"Emmm...ahhh...ehhhh.... "

Dan lagi-lagi aku mendesah nikmat ...
...

Fin


BTS FanFiction || Special SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang