Chapter 10

18.1K 1.5K 35
                                    

Bu Beta memasuki ruangan kantor guru. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Hanya ada Pak Subroto yang berjaga di dalamnya.

"Pak, menurut Bapak, kira-kira siapa ya yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi?" Tanya Bu Beta lalu duduk di sofa bersama Pak Subroto, guru mata pelajaran olahraga.

"Paling-paling Ravazka dari kelas IPA lagi, Bu," jawab Pak Subroto sambil membaca koran.

"Tapi Arradina di UTS kali ini juga tak kalah hebat lho!"

"Arradina? Arradina dari kelas IPS?" Pak Subroto menurunkan korannya untuk melihat Bu Beta.

"Iya. Arradina ketua OSIS itu lho!"

"Ooohh... Arradina Syailendra yang jarang ikut ujian praktik olahraga di kelas sepuluh kemarin?" Pak Subroto mengangguk pelan. "Ya. Saya heran dengan anak itu. Tidak biasanya dia ikut ujian praktek. Tapi kali ini tiba-tiba dia ikut. Kalau di ujian tertulis, Bu Beta nggak usah nanya. Dia selalu mendapatkan nilai di atas 90. Bahkan UTS kali ini dia mendapatkan nilai sempurna."

"Iya. Di mata pelajaran saya, dia juga mendapatkan nilai sempurna, Pak. Padahal saya perhatikan, dia jarang sekali belajar."

"Saya jadi penasaran siapa yang mendapat nilai rata-rata tertinggi kali ini."

"Iya, Pak. Saya juga."

"Bagaimana kalau kita lihat nilai rata-rata mereka berdua di komputer sekolah?" Ide Pak Subroto.

"Ide bagus, Pak! Ayo!"

Bu Beta dan Pak Subroto pun menyalakan komputer sekolah untuk melihat hasil nilai UTS semester satu ini.

"Bu Beta? Dipanggil Pak kepala sekolah ke ruangannya," kata Pak Lukman sebelum komputer sekolah benar-benar menyala.

"Pak Subroto, saya pergi dulu ya," pamit Bu Beta.

"Oh iya, Bu!" Kata Pak Subroto yang masih fokus menunggu komputer sekolah menyala.

***

Arra tersenyum sendiri melihat beberapa kertas yang ia pegang. Di setiap lembaran kertas itu tertera angka 100. Arra yakin sekali, ia akan mendapatkan nilai tertinggi di UTS kali ini. Arra sangat percaya diri dengan kemampuannya. Karena memang sebelumnya ia tak pernah belajar segiat kali ini.

"Good bye ketua OSIS boneka! Bye bye!" Teriak Arra begitu senang.

Tapi walau Arra yakin akan mendapatkan nilai rata-rata tertinggi, tapi Arra tetap saja masih penasaran dengan hasil akhirnya. Ia pun berinisiatif untuk menggunakan hobi anehnya.

Sejak kecil Arra terlahir jenius. Ia sangat menyukai segala sesuatu yang berbau IT. Hobinya adalah meng-hack apa saja yang bisa dihack. Diam-diam, Arra memiliki hobi aneh seperti itu. Hobi yang bahkan semua anggota Flower Five pun tak mengetahuinya.

Sebelumnya, Arra pernah menghack media sosial beberapa temannya di sekolah termasuk Cecil dan Nadin. Bahkan ia sempat beberapa kali menghack komputer sekolah tanpa ketahuan. Tak hanya itu! Arra juga pernah satu kali menghack sistem keamanan perusahaan papanya sendiri. Tapi dia langsung ketahuan. Itulah sebabnya Arra pernah menjalani terapi kecanduan internet.

Walaupun demikian, diam-diam Arra masih sering menghack apa pun yang ia mau. Dan kali ini, ia akan menghack komputer sekolah untuk mengetahui nilai rata-ratanya di UTS kali ini. Tak sampai 10 menit, ia berhasil membobol semua informasi yang ada di komputer sekolah.

Arradina Syailendra  98,5
Ravazka Bhayangkara  98,1

"Yes!" Teriak Arra senang. "Yuhuuu! Enyalah kau parasit Azka!"

Flower Five [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang