Sambil menutup hidung, aku menuruni tangga menuju ruang bawah tanah (yang rahasia secara harfiah!). Debu berada di sana-sini. Tanda bahwa ruangan ini hampir terlupakan–bisa dilihat dari tangganya yang sudah reyot. Debu yang sangat tebal di lantai-lantai dan pegangan tangga. Semuanya hampir terlihat kuno di jaman robotik ini. Kecuali suatu alat yang aku ketahui bernama lampu.
Sembari terbatuk-batuk, aku mengutak-atik lemari yang berada di pojok ruangan. Bau ruangan ini lembab. Tapi berdebu. Sangat menganggu. Mom bahkan tidak akan pernah membiarkan suhu di apartemen naik atau turun. Dia juga tidak akan pernah membiarkan ada debu atau polusi di dalam atau dekat apartemennya. Tentu saja. Seorang penggila kebersihan yang fobia terhadap bakteri. Seorang istri dari dokter–sekaligus ilmuwan terkenal se-jagat.
Saat aku duduk sembari melihat-lihat tumpukan lembaran kertas (yang kuyakini adalah koran jaman abad 21), aku melupakan sesuatu yang begitu penting. Aku tidak memanggil Nancy–robot pembantu. Tukang bersih-bersih. Tetapi, saat aku akan memanggil Nancy, aku mengurungkan niatku ketika ingat pesan dari grandpa: Jangan beri tahu siapapun. Mungkin itu juga termasuk robot dan android?
Akhirnya, aku hanya duduk di atas tumpukan debu tebal sembari melihat-lihat dan memilah-milah tumpukan kertas itu. Aku cukup yakin kalau Mom akan membuang setelan favoritku ini karena terdapat dua atau empat puluh butir debu dan mengandung sekiranya empat ratus ribu jenis bakteri.
Tentu saja. Itu tidak steril.
Aku bukan sedang main-main atau apalah itu di ruangan kotor ini. Aku hanya menjalankan apa yang Grandpa suruh. Mencari lembaran koran abad 20 sampai 21. Mengumpulkan artikel tentang ilmuwan gila yang sudah menciptakan berbagai macam barang yang sekarang sering kami pakai.
Sebenarnya, Grandpa ingin menyelsaikan ini sendirian. Tetapi, mengingat usianya yang sudah masuk 90 tahunan, dan penyakit rematik yang sering sekali kambuh, Grandpa akhirnya meminta tolong padaku. Karena hanya akulah yang bisa menolongnya.
Saat aku menemukan apa yang Grandpa inginkan, aku langsung membungkusnya dengan kantong penyeteril bakteri. Kemudian membawanya ke luar dari ruangan itu. Tentu saja setelah aku menyemprotkan cairan anti bakteri ke sekujur tubuhku.
Setelah keluar ruangan itu melalui ventilasi udara (yang mungkin akan menyebarkan setidaknya seribu bakteri ke lima belas ruangan), aku segera memasuki kamarku. Kaca jendela–yang sebenarnya adalah layar canggih raksasa–mengeluarkan peringatan terdeketsinya empat puluh jenis bakteri yang berada di ruangan. Oh, malangnya aku.
Akhirnya, aku mengganti pakaianku dan membuang setelan sebelumnya yang aku pakai ke tembat sampah penghancur otomatis (sungguh, kau harus memilih-milih barang yang benar-benar akan menjadi sampah untuk dibuang ke situ). Dan peringatan itu akhirnya sudah tidak ada, sampai notifikasi penerima pesan berbunyi.
Menerima satu Email dari Mr. O'Lawner
Dad mengirimiku email? Tumben sekali. Biasanya dia akan langsung menelpon dan menampakan dirinya dalam hologram.
"Buka pesan." Suruhku pada layar sambil membereskan barang-barang yang akan kubawa ke sekolah.
Memuat pesan...
Pesan dibuka.
Saat suara notifikasi itu terdengar, aku langsung mengalihkan pandanganku dari tas sekolahku ke layar raksasa itu.
From: lawnergorge
Subject: Aku akan pulang terlambat.
Hei, kiddo. Beri tahu ibumu bahwa aku akan pulang terlambat. Dinas Kesehatan distrik 4 tidak akan membiarkanku pulang sebelum aku menyelsaikan projek terakhirku tahun ini. Menemukan penangkal penyakit sangat menyenangkan, kau tahu itu. Presiden juga mengundangku untuk makan malam –malam ini. Jadi, aku tidak akan berada di apartemen sampai subuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Other
Science FictionDunia seakan berubah ketika Jeno mengetahui bahwa orangtuanya akan diculik bersama dengan para orang tua teman-temannya. Ditambah, bumi terancam akan diserang pasukan luar angkasa. Sebuah mimpi buruk baru menimpa Jeno. Dengan data yang dimiliki saba...