I'm With You

419 20 6
                                    

Apakah kalian pernah mengalami kejadian paling menyedihkan sampai-sampai kalian tidak ingin mengingatnya lagi?, jika kalian pernah, mungkin tidak separah apa yang kualami.

Pernahkah kalian dibully oleh teman-teman disekolah kalian?. Biar kuperjelas, lebih tepatnya murid satu sekolah kalian?.

Atau terjebak pertikaian antara kedua orang tua kalian?

Aku mengalami keduanya.
***
Sekarang. Saat ini. Aku tidak bisa merasakan apa-apa. Orang-orang menggunakan baju-baju tebal menutupi seluruh tubuh mereka. Aku?, aku tidak butuh pakaian seperti itu.
Hoodie hitam kesayanganku, jeans ku ya robek dibagian dengkul dan sepasang converse hitam putih sudah cukup untukku.

Sekarang hujan. Aku membiarkan tubuh kurus keringku ini dibasahi oleh hujan. Aku tidak tau mau berteduh dimana.

Aku berdiri dipinggir jembatan memandangi sungai yang ada dibawahnya.
Ya tuhan, kapan hidupku harus berakhir?.

Ya aku ingin hidupku cepat berakhir. Kehidupanku tidak pantas dijalani. Siapa yang ingin menjalani hidup sepertiku.

Orangtuaku terus-menerus berteriak dan memukul satu sama lain. Bahkan ibuku tidak takut dengan ayahku. Rumahku bukanlah tempat untuk berlindung. Kusebut dengan neraka dunia.

Aku kabur dari rumah sejak kemarin. Lapar, dingin, dan ketakutan, itulah yang kurasakan sekarang.

Aku berdiri dari sekian banyaknya manusia yang berlalu-lalang. Apakah tidak ada satupun dari mereka yang mengenaliku?. Tuhan, ini sungguh tak adil.

Wajahku menyeramkan karena mascara yang luntur karena airmata yang tak habis-habisnya turun.

Sesekali muncul ide untuk melompat dan menyatu dengan air sungai dan air hujan yang turun.

Tetapi ide itu seketika menghilang karena tangan yang menyentuh pundak kananku. Ia membuatku melompat karena kaget.

"Apa yang kau lakukan disini sendirian? Ini sudah malam. Angin malam tidak baik untuk tubuhmu"

Aku tercengang melihatnya berbicara

"Apa kau baik-baik saja? Wajahmu kotor sekali. Kau habis menangis ya?, ini ambilah saputangannya dan gunakan untuk membersihkan wajahmu"

Aku menatap saputangan yang ia pegang

"Kenapa cuma diliatin?, sini aku bersihkan" tangannya bergerak menyentuh pipiku. Sontak aku menepis tangannya sambil berjalan selangkah mundur.

Bagaimana bisa ia sebaik itu?, ia baru saja bertemu dengan orang yang tidak kenal.

"Kenapa kau tidak mau mengambilnya?"

Aku tidak ingin menjawabnya. Sebenarnya bukannya tidak ingin, tetapi tidak bisa.

Ia menatapku beberapa saat, lalu berjalan selangkah maju mendekati ku. Aku hanya menundukkan kepalaku.

"Namaku-" ia belum selesai memperkenalkan dirinya

Aku memeluknya.
Tanpa diminta, air mataku turun lagi.

"Menangislah jika kau ingin. Aku disini bersamamu. Aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu" katanya sambil mengusap kepalaku.

Aku menangis.
Sudah lama sejak terakhir kali aku merasakan hangatnya dekapan seseorang.

"Sebaiknya kita jangan berlama-lama disini. Nanti kau sakit. Ayo aku ajak kau ke rumah ku" katanya sambil melepaskan pelukannya dan mencoba melihat ke arahku.

Aku hanya terdiam

Lalu ia menarik tanganku membawanya ke mobil merah miliknya.
Ia membukakkan pintu untukku.
Aku duduk terdiam mencoba menyadarkan pikiranku.
Apakah ini mimpi?

Setelah itu yang kusadari adalah pandanganku gelap.
Aku tertidur.

***
Hari telah berganti. Aku terbangun di atas tempat tidur berukuran besar beralaskan seprai putih.

Aku mengucek mataku. Setelah pandanganku jelas, aku mengamati keadaan sekitar. Tidak ada orang disini selain aku.

Aku duduk dipinggir tempat tidur. Aku baru sadar kalau baju ku beda dengan sebelum nya. Aku menggunakan piama berwarna pink muda.

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu.
"Kau sudah bangun?" Katanya sambil berjalan menghampiriku.

Aku terdiam.

"Bagaimana keadaanmu?, apa kau lapar?" Tanyanya lagi.

Mulutku bungkam, tetapi perutku tidak.

"Ahh kau tidak perlu menjawabnya" katanya lalu tertawa kecil.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dari luar.
"Tuan, ini pesanan yang anda minta" kata seorang pelayan dengan nampan berisi bubur dan susu diatasnya.

"Terima kasih, anda boleh keluar" katanya ramah

Pelayan itu membungkuk lalu berjalan keluar lalu menutup pintu, meninggalkan kita berdua. Lagi.

Dia memberikan nampan itu kepadaku.

"Ini makanlah"

Aku tidak bergerak sedikitpun.

"Apa kau mau aku menyuapimu?" Tanyanya. Sontak aku langsung mengambil nampan di tangannya.

Itu tidak akan terjadi.

Aku memakannya dengan sangat lahap sehingga tidak memakan waktu banyak untuk menghabiskannya.

"Apakah kau selapar itu?, ini susunya. Habiskan" katanya lalu menyodorkan segelas susu.

Aku meraihnya. Meneguknya. Dan mengembalikannya di atas nampan.

Keadaan sangat hening. Tidak ada satupun dari kita yang berbicara.

"Sebenarnya siapa dirimu?" Tanyaku
Ia yang baru sadar kalau aku bisa berbicara mengangkat kepalanya menghadapku

"Bagaimana kau bisa berlaku baik dengan orang yang baru kau temui?" Tanyaku lagi. Ia masih menatapku. Ia tidak menjawab nya.

"Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanyaku lalu aku mencoba mengangkat wajahku menghadapnya.

Aku baru sadar.
Ia tampan.

***

Done!
Yeayy akhirnya selesai dan bisa di publish
Ini ff oneshot pertama akuu
Thanks buat yg udah baca
Don't forget to vote.
Comment yah, aku penasaran pendapat kalian dengan ff ini.
Comment juga kalo kalian pengen di adain sequelnya

Okay till here, this is magnaekookie

And byee~

I'm with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang