Jimin menutup buku barunya yang sekarang sudah hampir habis dibacanya saat ia sedang menunggu Jungkook. Jimin melihat jam warna hitam yang melingkar apik ditangan kirinya. Jam itu sudah menunjukkan pukul empat sore dan itu artinya, Jimin sudah menunggu selama 2 jam.
"Kemana sih anak itu?" Jimin mulai menggerutu.
"Jungkook belum datang juga?" Tanya Lee saem saat dia melewati kelas sambil membawa absen pelajaran tambahan dan terdiam melihat raut muka Jimin yang sudah menjawab semuanya.
"Kalau begitu coba kamu cari anak itu di alamat ini" Lee saem menyerahkan secarik kertas.
Walaupun dalam hatinya Jimin sibuk bertanya tanya mengapa ia harus mencari Jungkook, tetap mobilnya mengarah ke alamat yang tertera di kertas yang diberikan oleh Lee saem tadi.
Tidak sampai sepuluh menit, mobil Jimin berhenti di sebuah gedung mewah yang nyatanya merupakan asrama bagi anak-anak yang sedang training oleh agensi yang menaungi Jungkook. Tampaknya, agensi ini sengaja membangun gedung asrama di daerah Gangnam-gu sehingga anak-anak yang sedang training dapat menghemat waktu pergi kesekolah. Jimin turun dari mobilnya dan melihat papan besar bertuliskan Big Hit Dorm.
"Ooh, ini agensinya Jungkook" komentar Jimin saat setelah membaca papan nama tersebut tanpa menyadari betapa berkuasanya agensi itu dalam dunia Entertainment.
"Nanti jemput disini lagi" Jimin memerintahkan ke supirnya.
Tanpa rasa takut, ia memasuki gedung mewah tersebut dan menghampiri front desknya.
"Mau ikut audisi untuk jadi model ya kak? Isi form ini dulu" Ibu pernjaga front desk menyerahkan sehelai formulir kepada Jimin.
"Enggak, aku mau mencari cowok bernama Jungkook" Jimin mendorong kembali formulir tersebut.
"Ooh, kenapa engga mau ikutan audisi model saja kak? Cocok banget loh, apalagi dengan wajah dan tubuh kakak, pasti gampang lolosnya" Ibu itu tersenyum manis.
"Aku bisa menemui Jungkook dimana ya?" Jimin tidak memedulikan bujuk rayu ibu itu.
"Ikuti bapak ini ya" sahut ibu itu, lalu memerintahkan satpam berseragam hitam untuk menujukan Jimin sebuah ruangan yang mereka sebut 'practice dance room'.
Satpam itu mengarahkan Jimin menuju satu ruangan yang sangat luas dilengkapi cermin di sepanjang dinding. Jimin lalu mengucapkan terima kasih tanpa mengalihkan pandangan yang tersaji didepannya. Jimin terpesona dengan pemandangan didepannya. Bagaimana tidak? Jimin saat ini sedang melihat Jungkook dan keempat cowok lainnya sedang menari. Mereka tampak sangat begitu menikmati setiap gerakan yang mereka lakukan. Mereka juga sudah bermandikan keringat, namun tetap saja mereka menari dengan wajah yang tampak ceria, Jimin berpikir bagaimana mungkin mereka bisa tampak ceria dengan keadaan seperti ini. seharusnya mereka menggerutu karena lelah, tapi nyatanya tidak. Seperti inikah kekuatan orang yang sendang mengejar mimpinya? Kalau iya, maka itu sangatlah keren.
Jantung Jimin berdegup kencang melihat pemandangan dihadapannya. Sudah hampir satu jam ia duduk dipojok ruangan tersebut, tapi tidak ada rasa bosan menghampirinya. Ia malah berdecak kagum melihat aksi mereka yang sudah hampir satu jam bernyanyi dan menari, dengan suara yang tetap stabil.
Sore itu, pendangan Jimin terhadap Jungkook semakin berubah. Berubah menjadi membaik. Dimata Jimin, Jungkook lebih dari sekedar cowok yang kebetulan berotak cerdas, lebih dari seorang cowok yang hanya memperhatikan penampilannya dan menggoyang-goyangkan badannya untuk dance. Jungkook adalah seorang cowok yang sedang serius mengejar impiannya untuk menjadi seorang idol. Bagi Jimin, seseorang yang mempunyai mimpi dan mau mengejar mimpinya adalah hal yang sangat keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionSemuanya berawal dari sore itu. Park Jimin x Jeon Jungkook Jikook/Kookmin Rate : T - M Rating bisa saja berubah menurut alur ceritanya.