Chapter 3

1K 76 9
                                    

Adakah yang masih inget fanfic ini? Kalau lupa, author saranin buat baca chap sebelumnya. Happy reading!!

.Preview.

"Kau menikmati acaranya?" tanya Jimin sambil mendekatkan diri ke arah Yoongi.

"Ya, tentu saja. Kau keberatan?" Yoongi bermaksud menyuruh Jimin agak menjauh dari tempatnya duduk. Hembusan nafas Jimin yang mengenai kulit pipinya membuatnya merasa risih.

Bukannya menjauh, Jimin malahan semakin mendekat dan berakhir dengan tangan kanan Jimin merangkul pundak Yoongi sambil berbisik di telinga kirinya.

"Boleh aku memintamu melakukan sesuatu?"

Chapter 3

Nan beokkineun geol beokkineun nomeul jabadaga hoobaedeun sunbaedeun jeoggineun nom
Nompaeongideun naega wack ideun fack ideun yeoksareul badake saegineun nom
Tto jaemido eobtneun raeppeoteul saieseo neul namteulbo da deo chaenggineun mok
Jalnaganeun deoe babgeureut bbaetgil hyungteului sigi jiltu teoke saenggineun soeum
Hey ho nan jotdo sanggwan an hae niga gae sabjilhalttae
Gandanhage niga pan modeome neol saengmaengjanghane
Hey ho neonnen na gamdang an dwae
Yakjilhaneun dasuui raeppeoteul naega aidoliran geote kamsahagil
'cause i'm busy 24/7 swigin wolswina
Imi sigil nohchin i ggiri ggiri nolajugil sigiwa chigaman nameun
Jateului koksaeng mwoti jongheonjireul molla
Paris to New York damn swil teum eobtneun nae seukejul

(Agust D - Agust D)

Setelah menyelesaikan rapp singkatnya, Yoongi kembali mengalihkan pandangannya ke TV. Tidak menyangka ia dapat melakukan rapp selancar itu di depan orang baru.

Flashback On

"Boleh aku memintamu melakukan sesuatu?" hembusan hangat nafas Jimin kembali menyapu kulit pipi namja cantik itu.

Yoongi yang merasa risih sedikit demi sedikit beringsut menjauh sampai dirinya berhenti karena menyentuh sandaran sofa.

"M-melakukan apa?" Yoongi bertanya dengan suara tergagap. Lagi pula kenapa harus tergagap. Mereka kan sesama namja. Bisa saja Yoongi menjitak atau memukulnya, tapi hembusan nafas Jimin berhasil membuatnya diam tak berkutik.

Jimin terkekeh geli melihat tingkah Yoongi. "Kenapa kau gugup? Aku hanya ingin menyuruhmu melakukan rapp" Jimin melepaskan rangkulan tangannya di bahu Yoongi.

Mendengar perkataan Jimin, Yoongi merasa salah tingkah karena sudah berpikiran yang tidak-tidak. "Kenapa tidak bilang?" Yoongi mendorong pundak Jimin dengan kedua tangannya dan bangkit berdiri kemudian memulai rappnya.

Flashback Off

Yoongi melirik arloji yang ada di tangan kanannya, menunjukkan pukul sepuluh malam. Biasanya ia sudah berlabuh ke alam mimpi pukul sembilan.

Ia kembali menyandarkan diri di sofa Jimin. Masih menetralkan nafasnya yang terengah paska melakukan rapp tadi.

Jimin sendiri, ia masih Setia memandangi Yoongi yang duduk di sampingnya. Mengagumi kehebatan teknologi lidah yang dimiliki oleh Yoongi. Benar-benar hebat. Tak menyangka orang semanis dan secantik Yoongi dapat melakukan rapp sehebat itu.

"Baiklah. Sudah jam sepuluh. Sebaiknya aku pulang" tanpa berpamitan dengan si pemilik rumah, Yoongi langsung berdiri dan berjalan menuju pintu utama di rumah itu.

Jimin yang melihat kepergian Yoongi hanya terdiam memandanginya. Sebenarnya ia ingin lebih lama lagi bersama dengan Yoongi. Tapi sepertinya perlakuannya tadi membuat Yoongi merasa sedikit tidak nyaman.

"Kapan kau pulang ke Daegu?" suara Jimin menginterupsi pergerakan Yoongi.

Yoongi berhenti sejenak di tempatnya dan menoleh ke arah Sumber suara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[MinYoon] It's Too Sweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang