.Preview.
“Jimin, kau adalah anak yang baik. Tidak seharusnya kau mengalami semua ini” paman Lee memandang Jimin dengan wajah yang menyedihkan.
“Anda bicara apa, paman? Aku tidak mengerti”
“Jimin.. orang tuamu.. telah meninggal..”
“Apa?!”CHAPTER 2
Semua pelayat satu persatu meninggalkan area pemakaman orang tua Jimin, menyisakan Jimin dan keluarga Yoongi yang masih Setia menemaninya yang sedang berduka.
Jika kalian penasaran bagaimana orang tua Jimin bisa meninggal, mereka mengalami kecelakaan mobil. Hal itu terjadi ketika mereka melakukan perjalanan dari bandara setelah kepulangan mereka dari urusan bisnis di China. Sebuah truk besar dari arah yang berlawanan dan menabrak mobil yang mereka tumpangi dengan amat keras. Memaksa mereka meregang nyawa detik itu juga.
Betapa menyesalnya Jimin belum sempat mengucapkan selamat datang pada orang tuanya yang baru pulang dari China.
Jimin masih saja sesenggukan di samping makam orang tuanya. Ia membayangkan bagaimana jadinya dirinya hidup tanpa kedua orang tuanya. Karena perlu Jimin akui, ia termasuk tipe anak yang suka bermanja-manja dengan orang tuanya. Walaupun usianya sudah 18 tahun. Memalukan sekali memang. Mengingat anak di usia seperti dia kebanyakan bepergian dengan kekasihnya, mengunjungi club malam untuk sekedar menghibur diri, ataupun melakukan hal-hal yang berbau dewasa bersama kekasih mereka. Jangankan melakukannya, pacar saja Jimin tidak punya.
Melihat Jimin yang terus saja menunduk, nyonya Min selaku tetangganya menghampirinya. Mencoba menenangkan namja bertubuh bantet itu.
“Bersabarlah nak. Aku yakin semua ini akan ada gantinya. Jangan terlalu lama bersedih atau hatimu akan terasa kaku. Kau hanya perlu mengikhlaskannya” nyonya Min mengelus punggung Jimin mencoba menenangkannya. “Kami adalah tetanggamu. Jika kau merasa kesepian, rumah kami selalu terbuka untukmu. Walaupun kami tidak sedang di Busan sekalipun. Masih ada haraboji dan halmeoni di sana”
“Nah.. hari sudah mulai sore, sebaiknya kita pulang” ajak tuan Min pada semua yang ada di sana.
Jimin mengangguk. “Baiklah. Tapi sebelumnya aku akan berpamitan pada orang tuaku lebih dulu”
“Silahkan nak” jawab tuan Min.
“Appa.. eomma.. aku akan pulang.. semoga kalian tenang di alam sana. Aku mencintai kalian..” dan Jimin mengakhirinya dengan air mata yang kembali mengalir dari kedua sudut matanya.
...
Suara alat makan yang saling beradu memenuhi ruang makan keluarga Min. Ya, mereka sedang makan malam bersama. Jarang-jarang kan mereka bisa berkumpul dengan kakek nenek Min.
Setelah memastikan semuanya sudah selesai makan, nyonya Min memanggil Taehyung bermaksud menyuruhnya mencuci piring. Tapi Taehyung menolaknya dengan alasan ia sedang mabuk laut. Apa hubungannya? Bahkan tadi pagi mereka berangkat ke Busan menggunakan bus. Siapa orang idiot yang mengalami mabuk laut setelah menaiki bus? Taehyung adalah orangnya.
“Banyak alasan” gumam Yoongi. Ia merasa kesal pada hyungnya itu. Selau mengucapkan alasan yang tak masuk akal demi menghindari pekerjaan yang ditujukan padanya.
Karena Taehyung menolak, nyonya Min menyuruh Yoongi untuk mencuci piring. Sebelum mengiyakan Yoongi berpikir sejenak. Jika aku melakukannya, apa kata swag masih melekat di diriku? Tak apalah. Demi membahagiakan orang tua. Sebelum aku mengalami hal yang sama seperti Jimin. Pikirnya.
“Baiklah eomma” Yooongi mulai mengangkuti piring-piring kotor di atas meja membawanya ke wastafel.
“Nah, itu baru anak eomma. Tenang saja. Eomma akan menambah uang sakumu”
KAMU SEDANG MEMBACA
[MinYoon] It's Too Sweet
Fanfic[HIATUS] A MinYoon fanfiction. berisi tentang cerita cinta MinYoon couple. WARNING!! YAOI AND MAYBE MEMBOSANKAN, Yang merasa nggk suka yaoi langsung get out, yang merasa masih dibawah umur nggk usah mampir, dosa ditanggung sendiri.