BAGIAN 8

23K 3.3K 274
                                    

I am searching for the one I can't see anymore
I am listening for the one I can't hear anymore

Aku terbangun. Aku merasakan sakit di sekujur tubuhku. Aku melihat ke bawah dan aku tengah telanjang tanpa ada sehelai benang pun di tubuhku.

Aku merasa bagian bawahku benar-benar sakit. Aku hanya bisa menangis. Tak ada yang bisa ku perbuat sekarang. Aku memang sangat lemah. Aku tak memiliki tenaga melawan mereka semua.

Aku telah diperkosa oleh 10 orang. Haha.

Sebegitu bencinya kah Sehun padaku? Ya. Tentu saja. Aku menyadari bahwa Sehun sangat membenciku. Sampai-sampai ia tega melakukan ini kepada gadis aneh seperti ku.

Namun, aku tetap mencintainya.

Aku senang melihat dia bahagia. Bahkan aku harus mati sekalipun. Aku sangat mencintainya. Tak ada lagi orang yang dapat ku cintai di dunia selain dirinya. Dan tak ada alasan lain lagi bagiku untuk membahagiakan orang lain karena aku tak punya siapa-siapa lagi selain dia. Lelaki yang kucintai diam-diam.

Aku merasakan sebuah handphone berdering. Aku mencari dimana ponselku berada. Aku merangkak setelah melihat ponselku tergeletak lumayan jauh di dekat kursi.

"Aw," aku meringis kecil. Bagian bawahku sangat sakit.

Setelah aku mendapatkan ponselku, aku membuka pesan yang baru saja masuk. Terdapat fotoku yang tengah diperkosa oleh beberapa orang dengan wajah yang nampaknya seperti kenikmatan. Padahal, aku sama sekali tersiksa.

Sehun menulis caption di bawahnya.

"Aku telah menyebarkannya dalam internet. Kau sexy."

Aku tahu sekarang adalah akhir kehidupanku. Aku tak mengerti apa-apa dan Sehun memperlakukanku seperti ini.

Aku menemukan bajuku yang sudah koyak-koyak namun setidaknya cukup untuk menutup tubuhku. Aku berjalan pelan keluar dengan tergopoh-gopoh dan aku menemukan Sehun berdiri disana dengan senyum licik.

"Apakah kau puas telah merasakan banyak senjata yang memasuki dirimu?" tanyanya sambil menyeringai padaku.

Aku menatapnya dengan tatapan bengis. "Apa kau puas melihat ku seperti ini? Kau bajingan, Sehun! Kau biadap! Sangat brengsek! Mengapa... Mengapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku?" tanyaku parau dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipiku.

Sehun mengedikkan bahunya. "Well, aku membalas dendam atas perlakuan ibu mu yang telah membuat ibuku meninggal akibat stress yang dialaminya." ucap Sehun santai.

Aku tersentak. Ibuku tak pernah melakukan hal seperti itu.

"Apa-apa yang dilakukan ibuku?" tanyaku serak.

Sehun menatapku yang berdiri dengan kaki gemetar akibat sakit yang teramat di bagian bawahku. Tubuhku yang menahan angin malam yang menusuk.

"Ibumu? Ibumu adalah sahabat ibuku. Namun, ibu mu menggoda ayahku dan tidur dengannya. Itu membuat ibu ku stress dan dia mengalami kematiannya. Ayahku lari bersama ibumu. Namun, sebelum ibuku meninggal, ibu ku meninggalkan surat. Namun aku tak pernah membukanya karena aku yakin bahwa ibuku ingin berkata bahwa aku harus menjadi anak yang baik dan sebagainya. Tapi- membalas dendam adalah cara satu-satunya. Aku mendengar ibu mu meninggal bersama ayahmu. Lalu, dimana ayahku?" tanya Sehun dengan mata yang berkaca-kaca.

Kisah ini...

Ini kisah yang di ceritakan ibuku saat aku berumur 15 tahun. Ibu dan ayahku meninggal saat itu. Aku tahu mengenai kisah ini dengan pasti.

Aku menangis lagi.

Aku tak menyangka bahwa Sehun merupakan anak dari kisah yang ibu ku ceritakan. Dan aku tak menyangka bahwa ia akan membalasnya padaku.

"Aku tahu. Aku tahu apa yang terjadi sebenarnya." ucapku serak.

Sehun menoleh ke arahku.

Tepat di gudang kampus dengan sinar bulan yang menyinari kami sekarang. Dia menatapku.

***

STRANGE × oshTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang