Chapter 2 : problematika cewek

68 6 0
                                    

Kamu tahu namaku tapi tidak kisahku
Kamu tahu senyumku tapi tidak lukaku
Kamu tahu tawaku tapi tidak tangisku
Kamu tahu binarku tapi tidak gelapku

-Dari Binar dan Gelap Bintang-

Seorang gadis dengan rambut panjang di gerai tengah duduk di sebuah kafe, ia duduk tepat di meja yang berada di pinggir jendela membuatnya bisa leluasa mengamati jalanan di luar sana yang sedang gerimis sembari menyesapi hot chocolate kesukaannya. Sedari tadi dirinya hanya memperhatikan beberapa pasang kekasih yang sedang menikmati malam minggu.

Sepasang kekasih itu sangat romantis dengan payung yang mereka gunakan berdua, dan jaket si cowok yang tersampir di bahu ceweknya ala drama korea.

Entah mengapa matanya menatap tidak suka kepada kedua orang itu, tidak, dia tidak cemburu. Hanya saja dia sangat tidak menyukai adegan romantis seperti itu, baginya adegan romantis sama dengan lebay.

Gadis itu menghirup aroma nikmat dari secangkir coklat panas yang masih mengepulkan asap, kemudian ia menyesap coklat panas yang terasa pas di lidahnya. Hanya sekali kemudian ia meletakan coklat panas itu kembali.

Ia melirik jam yang melingkar di tangannya.

18.01

Gadis itu panggil saja Bintang menghela nafas panjang, dia sedang menunggu seseorang, dan orang yang di tunggunya sudah telat satu jam. Menunggu ternyata hal yang melelahkan, selain harus menyiapkan kesabaran yang ekstra, harus juga siap menelan kekecewaan saat yang di tunggu tidak kunjung datang. Kurang lebih sama seperti menunggu doi peka.

Bintang mengalihkan pandangannya ke pintu masuk.

Treng

Suara bel di atas pintu yang menandakan orang yang memasuki kafe berbunyi, pintu itu terbuka, seorang gadis dengan rambut berantakan dan mata sembab memasuki kafe. Ia menyebarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe, Bintang yang melihat gadis itu mengacungkan tangan untuk memberitahu dimana posisinya berada.

Dia langsung duduk di depan Bintang dan menundukkan kepalanya tanpa membuka suara. Bintang menilai wajahnya rambut yang berantakan mirip sarang burung, mata yang sembab, bibir yang pucat, dan hidung yang merah.

Dia meletakan hot chocolate nya diatas meja "Sumpah Rin, lo kacau banget," Katanya menilai penampilan Arin.

Setahu Bintang Arin adalah seorang gadis modis dan fashionable, rambut yang biasanya di tata dengan ujung yang bergelombang, lip gloss merah muda natural yang sangat cocok dengan warna kulit cerahnya, pakaian dan aksesoris elegan yang melekat pada tubuh bak seorang model. Definisi cantik sangat cocok di sematkan kepada Arin, wajar saja saat melihat penampilan Arin yang berbeda dari biasanya membuat ia sedikit terkejut.

Arin mendongakkan kepalanya menatap Bintang dengan tatapan sendu, bola matanya mengeluarkan cairan hangat. Hati Bintang sedikit sakit saat melihat luka yang tersirat di kedua bola mata hitam milik sahabatnya ini.

"Gu- gue.." Ucap Arin terbata-bata.

"Kali ini putus atau di selingkuhin?"
Tebaknya.

Ah yah, Bintang sudah hafal betul permasalahan gadis remaja pada umumnya yang sampai bisa membuat penampilan ala putri raja menjadi seorang pelayan, kalau tidak putus yah pacarnya selingkuh.

Terkadang Bintang merutuki tingkah wanita yang selalu menangis setelah putus atau di selingkuhi kekasihnya. Dalam pikiran Bintang untuk apa menangis, dunia tidak akan hancur hanya karena di putuskan atau di selingkuhi. Bintang memang tidak berpengalaman dalam menjalin suatu hubungan, ralat bukan tidak tapi belum.

Seribu Bunga KertasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang