Nae Cheot Sarang (Myungsoo Ver.)

857 138 35
                                    

Tadinya ini mau aku buat oneshoot aja, tapi karna ada beberapa yang nanya lanjutannya jadi aku buat aja versinya myungsoo oppa^^

Semoga suka ya^^~

Sorry for typo

***

"Myungsoo-ah!"
Aku menoleh kearah sumber suara yang menyahuti namaku. Lantas aku menghentikan langkahku saat melihat Hoya -- orang yang tadi menyahuti namaku berlari menghampiriku.

"Wae?" Ucapku
"Aku lihat hari ini kau bertambah tampan saja, dan waah lihat kau bahkan lebih tinggi 1cm dari hari kemarin." Aku hanya memutar kedua bola mataku malas ketika mendengar perkataannya.

"Tidak usah bertele-tele, apa yang kau inginkan sebenarnya?" Ucapku ketus.

"Santailah sedikit bro. Jadi begini, apa kau sudah mengerjakan tugas yang diberikan Kang saem minggu lalu?"
Sudah ku duga, jika seorang Hoya telah memujiku pasti ujung-ujungnya dia akan meminta contekan tugas padaku.

"Sudah. Kenapa?" Jawabku datar.
"Aigoo kau memang anak yang rajin ya. Boleh aku menyalin tugas mu? Boleh ya ya ya! " Hoya mengerjapkan-ngerjapkan kedua matanya dengan suara yang ia buat seimut mungkin. Tapi dimataku itu adalah hal yang sangat menjijikan.

"Ya! Lee Howon hentikan, itu sangat menjijikan" aku sampai bergidik melihatnya.

"Ya! Kim Myungsoo! Panggil aku Hoya, Hoya! Aish" Hoya mendesis sambil melemparkan tatapan protesnya kearah ku. Tapi toh aku tidak peduli.

"Jadi Myungsoo-ah, biarkan aku meminjam buku tugasmu, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, kau tidak ingin temanmu yang tampan ini dihukumkan?" Hoya memandangku dengan tatapan penuh harap. Aku yang sudah malas menghadapinya pun akhirnya memberikan buku tugasku.

"Ingat ini untuk yang terakhir kalinya aku membiarkanmu menyalin tugasku" aku berkata dengan nada tegas kepadanya dan hanya disahuti dengan suara kekehannya.

"Hehehe baiklah baiklah, gomawo chinguya" ucapnya sambil barlari dari hadapanku menuju kelas kami diujung lorong ini. Ckckck kebiasaan seorang Lee Howon.

Sepeninggalan Hoya, aku mengedarkan pandangan ku kearah lapangan sekolah. Disana aku melihat seorang gadis yang sedang berjalan beiringan bersama teman-temannya sambil tertawa bahagia. Cantik. Satu kata yang melukiskan dirinya. Rambuh panjangnya yang berwarna hitam dan bergelombang ia biarkan tergerai indah. Mata indahnya yang selalu berbinar ketika tertawa, juga pipi chubby nya yang memerah terkena paparan sinar matahari pagi ini. Sangat manis. Senyumku tidak pernah pudar saat memperhatikannya sampai akhirnya ia menghilang saat masuk ke dalam kelasnya. Yup kami ada di kelas yang berbeda. Dia berada di kelas unggulan sementara aku di kelas yang isinya hanya anak-anak yang memiliki kepintaran biasa-biasa saja.

***

Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini pun aku pulang menggunakan bis. Sebenarnya ayah ku mampu membelikanku sebuah sepeda motor, tapi karna aku lebih suka menggunakan transportasi umum dan karna aku juga belum cukup umur untuk mendapatkan surat izin mengemudi, bis adalah pilihan terbaik kan.

Keadaan bis siang hari ini cukup padat, hanya tersisa satu kursi kosong di sebelah seorang gadis. Tunggu, gadis itu, gadis yang beberapa bulan ini sering ku perhatikan. Aku bergegas menuju kursi kosong disebelahnya dan mendaratkan bokongku disana.

Aku berusaha untuk tidak memperhatikannya, tapi mata ini malah selalu tertuju ke arahnya. Dia hanya diam dan menunduk, apa aku ini menyeramkan sampai ia tidak ingin mengangkat kepalanya karena takut kepadaku? ohh aku melihat pipinya memerah, sangat manis. Cuaca hari ini memang cukup panas, mungkin saja dia kegerahan. Andai aku punya kipas atau paling tidak sebuah sapu tangan yang bisa aku gunakan untuk menghapus keringatnya.

Nae Cheot SarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang