Chapter 10: Kenangan Terakhir (AtsuMina)

311 51 8
                                    

Atsuko Pov:
"Atsuko!" panggil seseorang dengan suara yang sangat kukenali
"Minami..." lirihku lalu berbalik menghadapnya
Ia tak menjawab, melainkan langsung memelukku erat. Bisa kurasakan bajuku mulai basah karena air matanya. Aku tak bisa berbuat banyak selain mencoba menenangkannya.
"Gomen ne..." lirih Minami
"Kau tak salah, harusnya aku yang minta maaf setelah semua yang terjadi"
"Darimana kau tahu aku ada disini?" tanyaku
"Yuko. Aku tahu semuanya, termasuk penyakitmu, semua keinginanmu, dan perasaanmu. Dan hari ini, aku akan mengabulkan semuanya" jawab Minami yang membuatku tersenyum lebar
"Kau akan menemaniku disisa hidupku?" tanyaku
"Tentu saja" jawabnya mantab
Hari itu, aku menghabiskan sisa hariku bersama Minami, walau tanpa sadar itu adalah hari terakhir aku bisa melihat senyumannya. Kami duduk dibawah pohon sakura yang sudah tak lagi berbunga, aku menceritakan semuanya padanya.
"Nee, kau tahu, dulu aku pernah berminpi menemukan seorang gadis seperti Sakura" kataku
"Apa aku mengingatkanmu pada Sakura?" tanya Minami lalu menatapku dalam
"Kau tidak mengingatkanku, melainkan membangkitkan lagi semua kenanganku dengan Sakura" jawabku
"Kau juga mengingatkanku pada seseorang" Minami menundukkan kepalanya, namun aku bisa melihat air mata luruh ke pipinya
'Pasti seseorang yang spesial untuknya' batinku
"Dia kakakku, Takahashi Haruna. Kau begitu mirip dengannya, aku tak pernah menyangka bisa menemukan seseorang yang sangat mirip dengannya"
"Memangnya dia dimana? Kenapa kau tak menyusulnya saja?" tanyaku tanpa tahu kemana kakaknya itu
"Kakakku mungkin sudah bersama dengan sahabat kecilmu, Sakura" jawabnya yang kini membuatku mengerti mengapa ia terlihat begitu sedih
"Minami..."
Ia mendongak dan tersenyum manis padaku, "Atsuko, mungkin saat kau pergi nanti, aku akan sangat kesepian disini, tak akan ada yang berusaha mengerjaiku hanya untuk mendapatkan perhatianku" katanya
"Nee, Minami, maukah kau berjanji?" tanyaku yang membuat Minami menatapku bingung
"Kau itu gadis yang cantik dan baik, saat aku pergi, aku ingin melihatmu bahagia dengan seseorang yang bisa membuatmu tersenyum bahagia, bisakah kau berjanji?" tanyaku
"Aku akan berusaha memenuhinya, tapi aku tak yakin bisa melakukannya. Bagiku, semua orang itu sama, kecuali keluargaku dan..."
"Kau" Minami tersenyum lagi lalu memelukku
"Banyak yang mengatakan hidupku itu sempurna, tapi mereka tak tahu masa lalu yang pahit yang pernah kualami" lanjut Minami
"Minami..."
"Semua orang itu sama, tak ada yang mengerti diriku, dulu, aku hampir masuk ke sekolah di pinggiran Tokyo, Majisuka Gakuen. Aku adalah seorang anak yang pintar berkelahi dulu, ayahku selalu membandingkanku dengan kakakku, membuat Haruna merasa selalu berada dibawahku yang mendorongnya berbuat nekat, bunuh diri" air matanya mengalir semakin deras
"Apa kau tahu, Haruna mati karenaku. Seandainya dulu aku tak bersekolah ditempat yang sama dengan Haruna, dia masih hidup sampai sekarang"
"Dulu, aku hanya bisa diam ditempatku melihat Haruna dimarahi, aku terlalu takut melawan ayahku demi membela Haruna, aku tahu, Haruna punya bakat lain, dan itu bukan dibidang akademik, tapi non-akademik, dance. Haruna pintar dance, itu yang tak aku miliki, tapi ayahku selalu menuntut akademik, aku hanyalah bonekanya karena aku memiliki kemampuan untuk itu. Berbeda dengan Haruna, dia bebas melakukan apapun dengan kelebihannya itu" cerita Minami masih dengan air mata yang mengalir deras
"Bukankah kau sekarang adalah member idol grup?" tanyaku
"Aku... aku hanya mewujudkan cita-cita Haruna. Dia ingin sekali menjadi idol, sejak kecil, Haruna selalu lebih unggul dariku dalam bidang non-akademis, dia pintar semua yang berhubungan dengan kegiatan fisik" jawabnya lalu menundukkan kepalanya dalam
"Tapi semua sudah terlambat, bukan?"
"Nande? Kau masih bisa meneruskan mimpimu, bukan?" tanyaku lagi
"Kau benar. Tapi Haruna tak akan pernah kembali kesisiku" jawab Minami lirih
"Aku berubah karena Haruna" lanjut Minami lirih
Aku hanya bisa memeluknya, aku tak tahu ia memiliki kenangan pahit yang membuatnya seperti ini. Dan satu hal lagi yang membuatku terkejut, gadis lembut seperti Minami ternyata anak yang pintar berkelahi saat kecil. Aku tak tahu jika dia merasa kesepian karena kematian kakaknya, sama sepertiku sejak kematian Sakura.
Kami...



Menganggap dunia ini tak adil.




Semua orang sama saja.

Hari itu berakhir dengan kami bercerita tentang kehidupan masing-masing. Kami berpisah dipertigaan saat arah rumah Minami dengan rumahku berbeda. Dan hari itu berakhir.
Maka...







Hidupku juga telah usai...



Kenangan terakhirku begitu indah...



Sayonara, arigatou atas hari ini, Takahashi Minami...
To Be Continue...

To Be Continue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Aishiteru!Where stories live. Discover now