Suram terlihat langit-langit kamar berwarna putih bersih. Rupanya Zahra baru saja terbangun dari tidurnya, rasa pusingpun mulai menjalar di kepalanya. Ah, tentu saja Zahra baru ingat, ia tadi tertidur karena terlalu lelah menangis, pantas saja kepalanya terasa pusing.
Zahra melirik kearah jam, ternyata sudah pukul 19.15. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan melangkah kearah meja rias.
"MATA GUE!!!"
Zahra terkejut bukan main, setelah sampai di meja rias ia melihat pantulan dirinya dicermin, ternyata kantung matanya sudah membengkak dan membesar.
"Gue harus bilang apa kalo temen-temen nanyain nanti? Apa lagi Abil"
Zahra menatap iba pada pantulan dirinya sendiri dicermin.
"Idup gue tragis banget!"
Zahra beranjak lagi menuju tempat tidurnya, ia hendak mangambil Handphonenya yang berada dalam tas.
Ia membuka aplikasi Line kemudian membuka sebuah grup bernama The Kurbel(kurang belaian), yang beranggotakan Zahra, Abil, Kanya dan Dinda.
Abil: din besok gue nyalin pr lo
ya?Dinda.A: kpan lo blajarnya bil?
Abil: pelit lo mata empat,-!!
Dinda.A: mata gue cuma dua!
anj*ng lo ya!!,-Kanya_lst: woy gue ada info nih
Zhr Azl: apaan?
Dinda.A: apaan?(2)
Abil: apaan?(100)
Kanya_lst: anjir anak anak
dugong pada kepo
haha :vAbil: tai
Zhr Azl: tai(2)
Dinda.A: tai(3)
Kanya_lst: kompak bener._.
Kanya_lst: ywd gue kasih tau
Kanya_lst: gue dapet nmornya
arzhan, SENENG!!!Abil: biasa aja-_
Dinda.A: koq bisa?
Kanya_lst: rese lo bil!>_
Kanya_lst: bisalah ayang(: gue
dapet dari irga
KAMU SEDANG MEMBACA
REPLIES
Teen FictionBagi Zahra, Arzhan hanyalah sebuah mimpi indah yang tidak akan pernah bisa jadi kenyataan. Bagi Arzhan, Zahra adalah bintang di langit yang tak bisa ia gapai.