Sekitar satu jam kami habiskan di cafe, ku lirik ke arah jam tangan G-shock yang melingkar di tanganku dan menunjukkan pukul 12:30
"Bang balik yuk, gue mau latihan" pintaku ke Hendra
Hanya dengan anggukan Hendra membalasnya lalu memanggil seorang pelayan yang membawa bill. Kulirik sejenak bill dan mulai memperhatikan Hendra yang mengeluarkan 5 lembar pecahan seratus lalu meletakan di atas nampan kecil bersama bill tadi. Hendra berdiri dan mengajakku untuk pulang.
Sebenarnya masih banyak yang ingin kubeli, tapi ah sudahlah. Kakiku sudah terlanjur pegal dan kasihan juga Hendra yang sibuk menenteng belanjannya dan belanjaanku. Sebenarnya aku sudah kenyang, Cuma tak tahu kenapa ketika lewat di depan J.co aku memutuskan untuk singgah sebentar
"bang gue pengen J.co" rengekku seperti anak kecil
Hendra yang tak tega melihatku seketika menarik nafas panjang dan menganggukan kepalanya dengan seulas senyuman.
"elo mau nggak bang?" Tanyaku ke Hendra yang dari tadi mengikutiku
"gue selusin. Yang coklat,elu pilihin sesuka hati aja" jelas Hendra
"Mbak J.co nya 4 lusin. Yang satu coklat semua, mbak pilihin aja. Yang 3 nya campur ya. Sama chicken burger 4" pesanku kepada seorang yang melayani
Dia mengangguk mengerti, dan mulai membungkus pesananku lalu mengarahkanku ke kasir.
"Berapa mbak?" tanyaku yang sudah siap dengan dompet
"enam ratus lima puluh ribu mbak" jawab seorang didepan kasir dengan sopan
"gak usah, biar abang aja" cegat Hendra yang sudah mengetahui bahwa aku ingin membayar.
Aku hanya diam, tanpa bisa menolak begitu melihat Hendra sudah memberikan beberapa lembar uang.
"kok belinya banyak banget?" Tanya Hendra begitu melihatku yang menenteng 4 lusin donat beserta bonus-bonusnya
"dua lusinnya buat anak latihan" terangku
Barang belanjaan memenuhi bagian belakang mobil BMW Hendra, kini aku duduk disampingnya tersungut lelah.
"tidur aja dulu, nanti gue bangunin" ucap Hendra tak tega yang melihat raut kelelahan di wajahku
Aku hanya membalas dengan anggukan kecil, lalu mulai memejamkan mataku.
Dirumah.
"Dek bangun" ucap Hendra dengan lembut mencoba memabngunkanku
"mbb, udah sampe ya?" tanyaku dengan suara khas
"iya" angguk Hendra
Aku turun dari mobil dengan langkah gusar, kulihat kegarasi ternyata papa dan mama ada di rumah. Seketika senyumku mengembang. Aku berlari masuk ke rumah dan ternyata mama dan papa sedang asik menonton tv
"hey anak mama udah pulang, abang kemana?" tanya Mama begitu melihatku berdiri di ambang pintu
"Abang disini ma" sambung Hendra yang ternyata sudah berada tepat di belakangku, dengan segudang belanjaan
"ckckck anak papa gila belanja" kata papa begitu melihat belanjaan yang Hendra bawa
"hehe ya gitu pa, Khilaf" lerai Hendra dengan cengiran kecil
"gak papa kali pa, mereka kan juga anak kita" Bela mama
"yaudah ma, aku kekamar dulu, mau siap-siap latihan" pamitku lalu pergi menuju kamarku
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE BADMINTON
Teen Fictionsecara perlahan kau membuatku sakit, menunggu tanpa kepastian. Ingin cemburu tapi tak punya hak. Ingin pergi tapi masih cinta. mungkin memang badanku ingin pergi, meninggalkanmu, mencari yang baru tapi tidak dengan hatiku! -Natalia Amanda-