"yaudah kalau gitu pulang yuk" kini Hendra mulai mengendurkan pelukannya, menggandeng tanganku selayaknya pasangan kekasih.
Kini aku dan Hendra telah berada di dalam mobil BMW putih milik Hendra bersama suasana hening yang begitu syahdu.
"bang" sapaku pelan
"iya?" balas Hendra
"Rike siapa lo?"
Pertanyaan itu membuat ekpresei Hendra berubah, ada kepahitan di sana, bersembayam di dalam wajah tegas Hendra.
"ada saatnya lo tau dek" jawabnya mencoba mengakhiri pembicaraan.
Aku kembali diam, tak ingin memaksa. Karna aku tahu, Hendra pasti akan memberitahunya pada saat yang tepat.
"mau langsung pulang?" tanyanya kembali
"hmm serah abang aja" jawabku acuh tak acuh
Hendra tak menjawabnya, melainkan melajukan mobil ke arah suatu tempat yang jelas bukan ke rumah. Aku hanya diam, menikmati setiap sudut kota Jakarta, kota di mana aku besar. Dan tak lama kemudian BMW putih masuk kedalam area parkir suatu celuler entah apa yang akan Hendra beli aku tak ingin mengetahuinya.
"gak mau beli iphone?" tanya Hendra begitu sampai di dalam tokoh yang khusus brand apple itu.
"gak, masih mau pake yang lama" jawabku singkat lalu kembali sibuk dengan iphoneku
Samar-samar ku dengar Hendra berbicara dengan salah satu pelayan toko, menanyakan harga, memilih warna dan sebagainya hingga saat membayar.
"nih ambil buat lo" suara itu sontak membuatku mendongak, melihat apa yang di ulurkan kaka semata wayangku.
"buat gue?" tanyaku kembali tak percaya dengan tentengan yang di berikan oleh Hendra, ya wajar saja aku tekejut, tentengan itu berisi mackbook rose gold, barang yang selama ini ku incar.
"kan udah di bilang tadi" jawabnya dingin
Dan sekarang disinilah aku berada, di dalam sebuah BMW putih dengan perasaan yang sangat girang begitu mendaptkan barang yang sedari dulu menjadi incaranku. Hendra tersenyum melihatku begitu bahagia. Sesekali ia mencuri pandang kepadaku untuk memastikan bahwa adik semata wayangnya ini memang sangat bahagia dengan apa yang ia berikan.
"Abang masih mau ke America ulang?" tanyaku begitu sampai di ruang keluarga
"iya, besok udah mau balik" jelas Hendra seraya menyandarkan bokongnya di sampingku
"ya elah, kok cepat bener sih? Emangnya kesini Cuma mau ngapain?"
"Cuma mau beliin yang tadi sama sekalian ada urusan"
"hmm, yaudah kalau gitu nanti adek anter deh"
"iya"
Aku melangkah masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian sekolah dengan baju yang lebih bebas, karna latihan akan di mulai jam empat sore jadi aku masih punya waktu untuk bersantai sekitar satu jam dulu sembari melepas rinduku pada Hendra. Tak butuh waktu lama kini aku sudah menggunakan kaos maron dan celana selutut berwarna putih.
"gak latihan dek?" tanya Hendra begitu aku sudah kembali dengan pakaian rumah
"entar jam empat" jawabku singkat lalu mendaratkan bokongku di sofa, tepat di samping Hendra.
Hendra mengangguk kecil lalu kembali sibuk dengan iphonenya begitupun denganku yang mulai asik saling membalas chat di grub.
Natalia A:
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE BADMINTON
Teen Fictionsecara perlahan kau membuatku sakit, menunggu tanpa kepastian. Ingin cemburu tapi tak punya hak. Ingin pergi tapi masih cinta. mungkin memang badanku ingin pergi, meninggalkanmu, mencari yang baru tapi tidak dengan hatiku! -Natalia Amanda-