Diam.
Satu kata yang mempunyai banyak arti bagiku.
Karena diam bukan berarti diam yang benar-benar diam; tanpa makna. Diam selalu membawaku pada dunia fantasi yang hanya bisa ku mengerti sendiri. Banyak cerita, juga pengharapan yang belum sempat tereka.
Bukan maksudku untuk tidak menghargai waktu. Justru dengan diam, aku bisa lebih mengenal waktu, yang meski lamban namun pasti terus menyusuri ruang tanpa henti. Menjajaki segala peristiwa yang terjadi.
Diam adalah temanku.
Ia menjadi bagian penting dalam cerita panjang yang belum usang. Selalu menemani saat segala pertanyaan tak mendapat jawaban, saat segalanya tak lagi dapat terdefinisi; aku, kamu, hidup dan cinta.
Dengan diam, aku bisa memeluk diriku sendiri dalam keheningan. Karena diam adalah sebagian diriku yang dipaksa membisu. Karena diam adalah sederet kalimat yang tersendat, yang hanya ter-eja dalam ingat.
Dan diam...
adalah cara yang ku pilih untuk mencintamu. Meredam degup jantung lewat raga yang mematung. Mengutarakan resah lewat tatap mata yang basah. Mengirim doa dengan segala sesak dalam dada.
Dalam diam, rindu yang kian menyeruak hanya bisa ku utarakan lewat sajak. Meski ku tahu, takkan ada harapan jika berkata pun aku enggan. Jua takkan ada jawaban dalam impian yang sebatas angan.
Tapi kamu, akan selalu jadi bagian favoritku dalam diam.
Karena hanya dengan diam, aku bisa mencintaimu tanpa dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA yang Tak Pernah Nyata
PoetrySemua orang berhak berkata "aku mencintaimu", tapi tidak denganku, karena hidup tak pernah memberiku kesempatan untuk mengatakan, bahkan sebelum aku mulai menyadarinya.