Di gelap malam itu aku sendiri, hanya di temani kenyataan yang tak tersinari.
Mengubahnya menjadi suatu kepalsuan di dalam pelukan sang penguasa malam.
Nyata yang lampau itu sudah tak akan tampak lagi.
Kini aku sungguh-sungguh berasing dari riuh rendah yang ada di tengah kota.Karena aku ingin mencucurkan air mata penyesalan itu sendiri di bawah tetesan tangis langit yang lambat laun menutupi sang penguasa malam. Rupanya langit mengerti gejolak hatiku.
Bukannya meratapi, tapi andai kau tak pergi. Jangkrik itu takkan bernyanyi. Karena ya. Aku sendiri.
Bukan tak mau bersosialisasi. Hanya saja aku takut kehilangan lagi.
Melihat cintaku pergi, cukup bagi hati ini.