Chapter 7

940 172 17
                                    

Entah kenapa hobi baru Khalfa adalah mengantarkan Kara pulang. Karena sejak Khalfa pindah kelas dan dekat dengan Kara, lelaki itu senang jadi ojek pribadi Kara. Mengantarkan Kara pulang menjadi ketenangannya sendiri melihat perempuan itu sampai dengan selamat di rumahnya. Walaupun tidak ada jaminan akan selamat setiap saat jika diantar oleh Khalfa, karena saat lelaki itu membawa motor akan seperti pembalap yang gagal.

Seperti saat ini, Khalfa tidak pernah kehabisan akal agar membuat Kara pulang bersamanya. Saat bell pulang terdengar, setelah buku-buku Kara sudah dimasukkan ke dalam tas dan tersimpan rapih, Khalfa langsung saja mengambil tas perempuan itu dan membawanya keluar.

Sontak Kara langsung saja mengejar Khalfa yang sedang berjalan dilorong kelas yang mulai ramai dengan murid-murid yang keluar kelas. Saat sudah berada didekat Khalfa, Kara langsung memukul kepala Khalfa kencang.

"Balikin gak tas gue!" Teriak Kara yang mendapat cengiran konyol Khalfa.

"Hehe, tapi lo balik bareng gue ya," jawab Khalfa cengengesan. Khalfa berjalan meminggir agar tidak menghalangi jalan yang lain keluar.

"Ogah"

"Yaudah, tas lo gue bawa," Khalfa berjalan meninggalkan Kara seraya tertawa jahat dalam hatinya.

"Iya iya, elah. Dasar maling" gerutu Kara dan mengikuti Khalfa dari belakang dengan mencibir lelaki didepannya habis-habisan.

Sesampainya di parkiran, Khalfa langsung mengeluarkan motornya dengan menggendong tasnya dan tas Kara depan belakang. Kara langsung saja menaikkan motor Khalfa saat lelaki itu sudah ada dihadapannya. Khalfa hanya terkekeh melihat Kara cemberut.

"Jangan cemberut, jadi gemes nih," kata Khalfa tidak menjalankan motornya, hanya melirik Kara dari kaca spion yang sedang mencibir Khalfa tanpa suara.

"Udah cepet jalanin motornya!" Ucap Kara ketus karena masih kesal dengan sikap Khalfa yang selalu memaksa. Ya, walaupun tidak ada ruginya sih dianterin Khalfa gini, kan lumayan irit ongkos.

Khalfa terkekeh gemas melihat Kara yang cemberut, "jangan cemberut, nanti gue khilaf terus nyosor bibir lo" ucap Khalfa yang mendapat toyoran dari Kara.

"Udah jalan aja sih," Khalfa terkekeh saat mendengar perintah Kara. Lalu mulai menjalankan motornya meninggalkan pekarangan sekolah.

Dari kejauhan, kedua teman mereka sedang jalan beriringan. Reina disamping Chandra, dan Leona disamping Satya.

"Bentar lagi mereka jadian nih," celetuk Chandra dengan kekehan.

"Taruhan yok, mereka bakal jadian seminggu lagi kalo kata gue," sahut Satya kepada ketiga temannya.

"Kalo kata gue hari senin besok juga mereka udah jadian," Reina ikut menyahut.

"Kara tuh orangnya susah diluluhin, gue yakin mereka jadian bakalan masih lama lagi. Kayanya Khalfa butuh perjuangan yang ekstra" Leona ikutan, menatap motor Khalfa yang menjauh dari parkiran sekolah.

"Mereka jadian pas di Jogja nanti," jawab singkat Chandra. "Taruhan gocap-gocap ya" lanjut Chandra yang disetujui oleh ketiga temannya.

***

Khalfa menepikan motornya didepan pagar rumah Kara yang terbuka. Disana, terdapat mobil yang terparkir membuat Kara tidak jadi turun dari motor Khalfa. "Fa, jalanin lagi motornya," Kara memukul bahu Khalfa meminta agar lelaki itu kembali menjalani motornya.

Kara dan Khalfa (On Hold)Where stories live. Discover now