Kara mengistirahatkan kepalanya di meja. Harinya dimulai dari pertengkarannya dengan Papanya, dan Kara tidak bisa menebak kelanjutan harinya akan semakin buruk atau sebaliknya.
Istri Papanya tengah hamil, dan mulai dari hari kemarin beliau akan tinggal dirumah Kara. Dan Kara sangat tidak suka itu. Rasanya, ia ingin pergi dari rumah itu sejauh mungkin.
"Woy, kenapa lo lemes banget gini?" Tepukan dibahunya membuat Kara menegakkan badannya dan menatap Reina yang sedang duduk disampingnya.
"Gue nginep dirumah lo ya malem ini," ucap Kara yang langsung diangguki oleh Reina. Tidak heran lagi kenapa sahabatnya ini minta menginap. Reina adalah sahabatnya sejak SMP, jadi jelas saja Reina mengetahui tentang keluarganya.
Reina mengelus punggung Kara, membuat Kara tersenyum kecil lalu tertawa pelan.
"Jadi gimana, udah jadian belom sama Khalfa?" Tanya Reina membuat senyum Kara menghilang.
"Khalfa mulu ah, bosen," Kara memutar bola mata jengah. Kebiasaan yang satu itu sepertinya tidak akan bisa hilang.
"Assalamualaikum ukhti," suara lelaki dari sebelah Reina membuat kedua perempuan itu menolehkan wajahnya. Di sana, Khalfa sedang tersenyum konyol seperti biasanya.
"Wa'alaikumsalam," jawab Kara dan Reina bersamaan. Reina beranjak dari duduknya dan mengedipkan matanya kearah Kara yang dibalas dengan dengusan ala Kara.
"Kita baru tiga hari sebangku, dan lo bilang kalau lo bosen sama gue?" Tanya Khalfa sedih menatap Kara.
"Jijik banget muka lo," Kara memukul lengan Khalfa membuat lelaki itu semakin cemberut.
Kara terkekeh melihat Khalfa cemberut, mengingatkan dia pada Keisha saat sedang mencemberutkan bibirnya.
"Lo mirip Keisha kalo lagi cemberut gitu," ucap Kara membuat Khalfa ikut terkekeh.
"Kei suruh gue ajak lo lagi main ke rumah, dia ngajak gue main barbie mulu. Emangnya gue cowok apaan main barbie," gerutu Khalfa mengingat tadi pagi adiknya sudah membawa boneka Barbienya ke kamarnya dan mengajak main.
"Halah, gayaan lo! Padahal diem-diem lo suka mainin barbie adik lo kan?" Tuduh Kara bercanda, yang ditanggapi juga oleh Khalfa.
"Ih, tau aja. Suka ngikutin gue ya lo," jawab Khalfa bergurau yang mendapat delikan Kara.
Khalfa mendengus, lalu mengambil kotak makannya yang tadi pagi dibawakan oleh Bundanya. Bekalnya kali ini Mie, Khalfa gak tau itu mie apa tapi yang pasti warnanya merah tua gitu dan baunya aneh.
"Lo bawa bekal samyang?" Tanya Kara kaget melihat bekal Khalfa.
"Ada apa sayang?" Tanya Khalfa gak nyambung membuat Kara gemas sendiri.
"Gue kaga manggil lo sayang, kampret. Gue nanya, lo bawa bekal SAMYANG?" tanya Kara mengulang pertanyaannya dengan menekankan kata Samyang.
"Lah, ini Indomie Kara. Mana ada mie namanya Sayang"
"SAMYANG Khalfa, bukan SAYANG!" Teriak Kara didekat telinga Khalfa membuat lelaki itu menggosok telinganya.
"Gue gak budek, ngapain lo teriakin," gerutu Khalfa menatap Kara cemberut.
"Kalo lo gak budek, lo bisa bedain mana SAMYANG mana SAYANG!"
YOU ARE READING
Kara dan Khalfa (On Hold)
Teen FictionKalau ditanya, siapa orang yang paling Kara benci, jawabannya pasti Khalfa. Sudah jadi rahasia umum di SMA Merkurius, keduanya seringkali tengkar. Mulai dari kalangan guru sampai murid, semua tahu hal tersebut. Kara sangat membenci Khalfa, padahal s...