Part 3

51 2 0
                                    

Cahaya matahari yang terik menghiasi hari selasa pagi yang begitu cerah. Jam pelajaran pertama pendidikan jasmani dan kesehatan atau biasa disebut penjas. Lee seonsaeng guru pembimbingnya. Memang wali kelasku itu memegang 4 mata pelajaran diantaranya PKN, TIK, BK, dan penjas.

Satu per satu semua murid sudah turun ke lapangan untuk melakukan pemanasan. Begitu juga dengan aku dan Yoo In.

"Omo!" ucapku menepuk keningku lupa akan sesuatu.

"Wae, Sora-ah?" tanya Yoo In bingung.

"Aku lupa. Ponselku ada di tas."

"Aishh, wae kau bisa lupa, eoh?"

"Molla. Aku akan mengambilnya dulu. Kau duluan saja, aku segera kembali." ujarku langsung berlari membiarkan Yoo In ke lapangan.

.

.

.

Aku berlari kecil ke arah kelasku. Tinggal aku sendiri yang belum turun ke lapangan. Kenapa juga aku lupa membawa ponselku?

"Akh.."

Langkahku terhenti saat mendengar suara orang yang sedang meringis kesakitan. Suara itu berasal dari dalam kelasku.

"Suara siapa itu? Apa masih ada orang didalam kelas? Bukankah semua sudah turun ke lapangan?" batinku.

Tanpa banyak pikir aku langsung masuk ke kelasku.

DEG

Tak kusangka. Ternyata suara itu milik Ryeo Jin. Kulihat Ryeo Jin melipat kedua tangannya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya. Kenapa dia?

Aku berjalan ke arah tempat dudukku yang tepat didepan Ryeo Jin. Aku mengambil ponselku yang berada didalam tas. Tidak ada gerak-gerik dari Ryeo Jin yang membuatku mulai merasa cemas.

"Kenapa dia diam saja? Sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku. Apa dia pingsan?" batinku terus merasa ada yang tidak beres dengannya.

Sunyi dan sepi. Itulah suasana kelas ini sekarang. Hanya aku dan Ryeo Jin yang ada dikelas. Tanpa banyak pikir, aku memberanikan diri menyapanya duluan.

"Ryeojin-ah, neoneun gwaenchana?" tanyaku yang menyembunyikan rasa cemasku yang mungkin masih bisa terlihat olehnya.

"Ah ternyata kau. Naneun gwaenchana. Akh.."

"Ani. Kau tidak baik-baik saja. Kau sakit, Ryeojin-ah?"

"Ani. Hanya tanganku saja yang sedikit sakit. Kurasa aku tidak bisa ikut ke lapangan."

"Nde. Gwaenchana. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan bilang pada Lee Seonsaeng kalau kau sedang sakit. Tapi, sebaiknya kau pergi ke UKS saja."

"Arraseo. Nanti aku pergi ke UKS. Sudah, kau ke lapangan sana! Lee Seonsaeng marah padamu nanti. Aku baik-baik saja". Ryeo Jin tersenyum ke arahku. Aku tahu, senyuman itu menunjukkan kalau aku tidak perlu khawatir padanya.

"Baiklah. Semoga cepat sembuh, ne."

Ryeo Jin mengangguk dan aku segera pergi meninggalkan kelas menuju lapangan.

.

.

Jam penjas sudah habis. Semua siswa pergi ke kantin jika sudah olahraga. Aku yang biasanya kekantin langsung menuju kelas hari ini. Ntah kenapa dari tadi aku merasa khawatir dan cemas dengan keadaan Ryeojin. Bahkan tadi praktek voli, aku sampai tidak fokus.

"Sora-ah, kau tidak ke kantin?" tanya Yoo In yang sedari tadi terlihat bingung melihatku.

"Ani. Aku ingin ke kelas."

"Wae? Tidak biasa kau seperti ini. Neoneun gwaenchana?"

Aku menghentikan langkahku, mengeluarkan nafas dengan kasar dan membalikkan badanku kebelakang.

"Ne. Naneun gwaenchana. Kalau kau ingin ke kantin pergi saja! Aku ingin ke kelas!" ujarku dengan nada sedikit membentak dan langsung pergi meninggalkan Yoo In. Bukan maksudku untuk membentaknya. Lagian, dia dari tadi bertanya terus membuat rasa khawatirku bertambah besar.

.

.

Aku sampai dipintu kelas. Kulihat Ryeojin masih disana. Yakk anak itu! Bukannya ke UKS, dia malah berdiam diri dikelas. Dasar keras kepala!

"Ryeojin-ah, kenapa kau tidak ke UKS?" tanyaku langsung to the point padanya.

"Aku tidak mau. Aku lebih suka dikelas dari pada di UKS."

"Tanganmu sudah baikkan?"

"Belum. Arrgghh.." Ryeojin tiba-tiba teriak sambil memegang lengan kirinya.

"Ryeojin, kau kenapa?" Rasa khawatirku benar-benar pecah sekarang.

"Tanganku.. Argghh.. Sakit Sora. Argghh.."

Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang? Dia benar-benar meringis kesakitan.

"Sora-ah, Ryeojin kenapa?" tanya Yoo In yang tiba-tiba datang membuatku sedikit terkejut.

"Ryeojin.. Tangannya.. Tangannya sakit Yoo In." tanpa sadar air mata sudah menumpuk dimataku yang siap untuk keluar kapan saja.

"Sora, Yoo In, tolong. Jebal.. Sakit.. Arghh.."

"Sora-ah, kajja kita bawa dia ke UKS." ujar Yoo In memberi solusi.

"Nde."

Tanpa banyak bicara aku dan Yoo In merangkul Ryeojin yang masih kesakitan. Perlahan tapi pasti. Tak lama kemudian, kami berpapasan dengan Gong Yoo di koridor.

"Hey, apa yang terjadi dengan Ryeojin?" tanyanya panik saat melihat keadaan Ryeojin saat itu.

"Ryeojin.. Tangannya sakit. Aku rasa tangannya terkilir." jawab Yoo In.

"Sini biar aku saja". Gong Yoo menawarkan bantuan. Aku tidak menghiraukannya. Yoo In menyerahkan posisinya kepada Gong Yoo.

.
.

Aku, Yoo In, dan Gong Yoo akhirnya sampai di UKS. Gong Yoo meletakkan Ryeojin pelan-pelan di ranjang UKS.

"Gong Yoo, Ryeojin kenapa?" tanya Shin Seonsaeng, guru penjaga UKS, bisa dibilang dokter disekolah.

"Tangan Ryeojin sakit Seonsaengnim." ujarku.

"Baiklah. Aku akan memeriksanya."

Shin Seonsaeng meminta kami keluar dari UKS. Karena pelajaran seni akan dimulai, kami harus segera kembali ke kelas sebelum Kang Seonsaeng sampai dikelas.

"Semoga cepat sembuh.. Kim Ryeo Jin.."

.

.

.

TBC~~

***

Annyeong..
Ketemu lagi readers or chingudeul..
Gimana ffnya? Semoga chingudeul tidak bosan, ne.
Part ini sudah aku buat semaksimal mungkin.
Mohon vommentnya ya chingudeul.
Terutama saran and kritik kalian.
Aku butuh comment nan kalian buat ngelanjut nih ff.
Ok. Sampai sini dulu.
Tunggu kelanjutannya.
Gamsahabnida. :)

*Salam Author Rafita

*Happy Reading to Part 4*

Why I Like You? (니가 좋은 이유?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang