Jisoo
Sejak percakapan semalam, aku mulai terbiasa akan kehadiran Bobby di hidupku lagi.
Walau pesan-pesannya nggak menganggu, tapi terkadang Bobby terlalu intens mengirimnya. Entah sekedar mengucap selamat pagi, lalu mengilang pada siang hari. Kalau nggak gitu, semalaman dia chat, pagi harinya dia nggak kasih kabar.
Aku paham bagaimana cara orang mencari perhatian, aku pernah muda, pernah pacaran, pernah suka pada orang dan berusaha mencari perhatiannya.
Jadi sikap Bobby yang kadang datang kadang pergi ini nggak terlalu membuatku penasaran. Aku pernah lebih parah memperlakukan orang lain dibanding dia.
Tapi, aku nggak pernah mempermainkan Bobby.
Sebut saja aku nakal, kenalan banyak, gebetan ada dimana-mana, tapi aku nggak pernah membuat Bobby menjadi salah satu bonekaku.
Dia... berbeda.
"Woy, lu diem aja dari tadi, udah pesen kopi belum, Ji?"
Di hadapanku sekarang ada Yun Hyeong dengan muka tanpa dosanya. Bisa ya dia bersikap biasa padahal dialah penyebab kenapa Bobby tiba-tiba datang di hidupku lagi.
Aku nggak keberatan Bobby muncul lagi, serius. Tapi kenapa? Dia udah jadi manusia keren, kenapa masih melipir ke aku?
"Lu nggak ngajak dia ke sini sekalian, Yun?" aku bertanya pada Yun Hyeong yang sedang meniupi kopinya.
"Siapa?" dia menyesap kopinya.
"Bobby Kim."
"Uhuk!" dan dia terbatuk. Kaget, huh? "Eh, itu... aduh, Ji, sorry ya, gue dimintain nomer lu sih. Mana bisa gue nolak, lu tau sendiri gue kan anak baek, nggak tegaan gue tuh."
Aku hanya meringis, tau sekali kalau Yun Hyeong pasti berbohong. Dia nggak akan memberi sesuatu kalau orang itu nggak memberi imbalan.
"Dikasih apa lu sama dia? Makanan? Uang?" tanyaku sedikit penasaran.
"Enggak lah, Ji. Nggak ada yang dia kasih ke gue. Cuman waktu itu gue pernah hutang sesuatu sama dia makanya ini bentuk balas budi, hehe."
"Sama aja, ogeb!"
"Lagian nih ya," Yun Hyeong berhenti sejenak, menatap sekeliling cafe sebelum berbicara dengan nada berbisik. "Dia itu sekarang jadi salah satu cowok paling famous di kampus. Lu beruntung dia ngehubungi lu duluan, Ji."
"Udah tau," kataku enteng.
Kalau seorang Jisoo sampe tau mengenai kabar di sekitaran kampus, berarti kabar itu sudah lumayan heboh.
Ya, gimana? Punya sahabat ganteng dan cantik tapi rumpi seperti Yun Hyeong dan Soo Jung jelas membuatku mau tidak mau tau kehidupan kampus. Karena setiap kita berkumpul, ada saja pembahasan tentang mahasiswa atau dosen yang sedang booming.
Soo Jung belum kemari, cafe tempat kita berkumpul, karena ada praktikum. Kami pernah satu kelas, aku, Yun Hyeong, dan Soo Jung selama tiga tahun. Tapi aku hanya pernah setahun satu kelas dengan Bobby. Dia pindah setelah kelas dua SMA, dulu.
Sampai kuliah aku masih bersama keduanya kecuali Bobby. Walau kami tidak satu jurusan, tapi setidaknya kami satu fakultas. Memudahkan kami bertemu selama ini.
"Lihat deh tuh, masih humble tuh si Bobby," Yun Hyeong menujuk luar jendela cafe.
Di sana, di seberang jalan, Bobby sedang menggandeng nenek tua yang sedang menyeberang. Aku menopang dagu, menikmati pemandangan pagi itu.
Huge Boy, huh?
Dia melihatku saat di depan cafe, benar-benar melihatku dan kami saling berpandangan. Tapi yang dia lakukan hanya mengunggingkan senyum miring padaku. Dan dia tersenyum manis pada Yun Hyeong. Ha-ha.
"Sepertinya Bobby udah mengalihkan rasa sukanya ke gue, Ji," aku hanya tersenyum.
-tbc-

KAMU SEDANG MEMBACA
[0.2] FAKE CHAT [Jisoo X Bobby]
FanficDia mantan gebetan gue. Dulu dia nolak gue mentah mentah karena gue culun abis. Tapi liat aja, gue sekarang udah berubah, dan dia pasti suka sama gue. Malahan, dia bakalan jatuh cinta ke gue (Bobby) Mereka bilang cinta itu karena terbiasa. Gue sempe...