sacrifice

76 12 5
                                    

Pak Sulaiman seorang guru fisika mencoba mendekati pak Solikin dengan perasaan antara takut dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Sementara pak solikin tergeletak setelah tergigit di bagian lehernya.

"Pak Solikin, anda tidak apa apa kan?, jawab saya pak, pak!!" tanya pak Sulaiman dengan cemas.

Namun pak Solikin bangkit tanpa mengatakan sepatah katapun, dengan pandangan kosong, wajah memucat dan darah mengalir terus dari lehernya. Tiba tibaa..

"Aghhhh lepaskan akuu,..!!! Apa yang kau lakukann !!!! Aghhh.." jerit pak Sulaiman.

Pak Solikin menyerang dan menggigit bagi pak Sulaiman tanpa disadari pergerakannya oleh pak Sulaiman. Suasana menjadi semakin mencekam.
Semua siswa yang melihat kejadian itu dari dalam kelas hanya bisa terpaku sejenak, tanpa bisa berkata kata. Mereka mungkin mereka syok setelah melihat kejadian itu

Sementara itu di kelasnya Adhit.
Semua masih termenung.

"Restia, ikut gue sekarang" bisik Adhit.
"Ngapain?" jawab Restia dengan lirih.
"Udah ikut aja sama gue ke atap gedung kalo mau selamat" ucap Adhit.

Restia menurut saja sama Adhit karena dia pikir mungkin kepintaran Adhit berguna pada saat seperti ini. Merekapun berlari menuju atap gedung, dan tanpa mereka sadari Rama dan Lara ikut mereka berdua. Sesampainya diatap mereka sangat amat terkejut melihat kejadian ini.

"Blap blap blap blapp..."

"Hei Dit bukannya itu helikopter angkatan udara?" tanya Restia.
"Itu memang benar, ini bencana tingkat darurat, ini mungkin sudah menyebar di Indonesia, mungkin dunia." jelas Adhit dengan serius.

Rama menyusul Adhit dan Restia di atap gedung. Dan Lara baru saja sampai di atap.

"Eh Lara lama amat sih lu?"tanya Rama.
Namun Lara hanya menunduk sambil berjalan tertatih tatih dan meneteskan darah dari lengannya.
"Jawab Ra jangan bikin gue takut" bentak Rama.

"Woy Rama dia udah bukan Lara lagi, dia mayat hidup, woi dengerin gue kali ini!!" Ucap Adhit dengan emosi yang menggebu gebu.
"Lara tetaplah Lara, Dhit. Dia bukan siapapun, dia tetaplah Lara" balas Rama seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi pada Lara.

"Ma, bunuh dia Ma, dia bukan Lara lagi!!" Bentak Adhit.

Rama malah mendekatinya dan mencoba untuk berbicara pada Lara.
"Lara ini masih kamu kan?ucap Rama sambil memegang pundak Lara.
Rama melihat lara yang semakin lama warna pupil matanya memudar.

"Aaaghhhhhh..!!!!"
Tiba2 tama menjerit kesakitan karena tangannya tergigit oleh Lara, dan mencoba untuk melepasnya. Sementara Adhit dan Restia berjalan menjauh dari mereka berdua.

Mungkin Rama baru sadar kalau dia sudah bukan Lara lagi setelah tangannya tergigit. Dia hanya bisa menangis dan tidak tahu cara mengakhiri ini semua.
Satu satunya cara yang terbesut di pikiran Rama sebelum menjadi bagian dari mereka adalah menghacurkan diri bersama Lara dengan cara lompat dari atap gedung tersebut. Dengan cara itu mungkin kepala dan otak mereka akan hancur sebelum menjadi zombie secara utuh.

"Ra maaf ini harus terjadi sama kita, kita akhiri saja bersama, selamat tinggal semuanya"ucap rama sambil memegangi Lara yang berusaha untuk menggigitinya.

Akhirnya Rama menyeret Lara dan melompat bersama dari atap gedung sekolah.

Selamat tinggal dunia...

Sementara Restia menangis melihat mayat mereka berdua dari atap bangunan dan tidak disadari dia menangis sambil memeluk Adhit.

"Eh bentar Res, ngapain lu meluk gua coba?" Ucap adhit.
"Eh maap maap" jawab Restia sambil lepasin pelukannya.

Situasi menjadi semakin kacau, hampir separuh warga sekolah telah menjadi zombie. Para siswa mencoba bertahan hidup dan menghindari gigitan zombie dengan alat seadanya.
Adhit mengajak Restia untuk mencari murid yang masih selamat dan keluar dari sekolah ini.
Sekolah ini dikelilingi oleh pagar yang tinggi dan kawat berduri.

Semetara itu di kelas lain

Para zombie mencoba untuk menerobos masuk ke dalam kelas, dan para siswa yang di dalamnya mencoba untuk menahan pintu dengan meja dan kursi.

"Tahan pintunya! jangan sampai zombienya masuk!!" teriak Devo.

Teman temannya pun menambah tumpukan meja dan kursi di belakang pintu.

"Halah buka aja ntar gua abisin semua"ujar Raihan dengan sombongnya.
"Lu kira ini apaan, ini zombie woy! Sekali lu kena gigit lu bakal jadi kek mereka!" bentak Devo pada Raihan.
"Berisik lu! Kalo lo lama lama disini lu bakal mati juga. Ini cuma permainan bertahan hidup, kalo ga ngelawan ya mati,  gitu aja"jelas Raihan pada Devo dengan santainya.

Devo berpikir dua kali untuk mencerna perkataan dari Raihan tadi. Dan akhirnya memutuskan untuk mengikuti rencana Raihan untuk mendobrak dan keluar dari sekolah ini.

"Vo lu bawa tongkat baseball kayu gue ini,  gue bawa yang besi"ujar Raihan.
"Gue buka pintunya sekarang, lu ambil ancang ancang aja"ucap Devo.
3.. 2.. 1....

"KRAKKK!! CRATT!! BRAKK!!"

bersambung..

***
Maaf telat update, author banyak gangguan:v
Kurang banyak yahh?  Author kurang inspirasi,  bantu dong:v
Buat yg udah nagih2 dan nungguin ampe lumuten bisa tidur tenang nihh.
Maafkan author jika resek  😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

save : kill the zombieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang