Venus berjalan dengan tergesa-gesa dikarenakan bel masuk sekolah hanya terhitung lima detik, sedangkan dirinya baru sampai di lantai dasar dan harus menaiki tangga menuju lantai dua. Semua ini gara-gara film Korea yang membuatnya begadang dan tugas bahasa Indonesianya.
Kring...kring...kring...
Bel berbunyi membuat langkah Venus mempercepat menaiki anak tangga yang berjumlah lumayan banyak. Dibelakangnya terdapat beberapa murid yang mungkin ingin masuk ke kelas. Setelah masuk ke kelas bokongnya mendarat dikursi kesayangannya. Sophia — sahabat Venus— menoleh ke Venus dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya. Ya, ia minus.
"Tumben pas bel. Biasanya sepuluh menit sebelum bel," ucapnya membuat Venus menoleh.
Venus melepas ranselnya lalu membenamkan wajah dilekukan tangan. "Biasa."
Sophia hanya menganggukkan kepalanya mengerti, ia melanjutkan membaca novel sampai guru bahasa Indonesia yang bernama Pak Sabar itu masuk. Namanya emang Pak Sabar tapi sikapnya kayak orang PMS.
"Assalamu'alaikum, anak-anak."
"Waalaikumsalam," balas murid-murid di kelas serempak.
"Buka halaman sembilan puluh."
Sophia mendekat kepada Venus yang sedang membolak-balik lembaran di buku bahasa Indonesia. "Nggak baca doa dulu ya setiap pelajaran Pak Sabar?"
"Emang."
"Pantes nggak pernah masuk ke otak."
-GnV-
Siulan di lorong lantai dua terdengar. Siapa lagi kalau bukan Galaksi. Dia terlambat, lebih tepatnya sengaja terlambat. Langkahnya santai seolah itu tidak menjadi masalah. Pintu kelasnya dibuka sehingga memunculkan sosok Galaksi yang terkenal —cowok nakal idaman—.
"Yuhu." Soraknya tidak tahu malu.
Pak Sabar yang sedang menjelaskan materi itu berhenti, ia menatap Galaksi dengan tatapan bosan.
"Kenapa kamu sekalian nggak sekolah aja?" Tanya pak Sabar dengan nada jengkel.
"Saya juga maunya itu, tapi kalau nggak sekolah nggak dapat duit jajan," balasnya sambil bersandar di ambang pintu.
"Ck, kamu itu nggak bosan ya dapat hukuman dan point yang terus berkurang? Hm?"
"Kalau bosan ngapain saya ulang?"
Kini kesabaran guru berkumis itu sudah habis, ia marah terhadap sifat Galaksi.
"GALAKSI FATHANSYAH!"
"Hadir. Oh iya, bagi sekretaris yang belum mengabsen gue tolong centang ya."
"Lari sebanyak seratus kali!" Perinta pak Sabar dengan nada tinggi.
Galaksi segera berdiri tegap lalu hormat kepada guru berkumis. Lelaki itu keluar dari kelasnya tapi dua detik setelah itu dia segera membuka pintu kelas sambil menongolkan kepalanya.
"Bapak jangan kangen sama saya ya." Di tutupnya kembali pintu itu.
"GALAKSI."
"Udah lah pak nggak usah diladeni orang sinting begitu," ucap Venus yang tidak suka dengan Galaksi.
-GnV-
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi Dan Venus
Novela Juvenil"Kalau misalkan antara Venus dan Galaksi bertemu. Gimana ceritanya?" -Galaksi Fathansyah- "Ceritanya mungkin mereka akan menjalankan suatu hubungan yang entah itu apa." -Venus Verdiyan- ------------ Cover edit by: @itsmecrazywrite Dinantinabilah GAL...