Bite

1.1K 69 5
                                    

"Ferid-sama!" Mikaela menghampiri sosok seorang vampire bangsawan yang tengah jalan melewati daerah dimana Mikaela dan Yuichiro, saudaranya berada bersama dengan beberapa vampire kelas bawah yang menjadi pendampingnya. Dengan tergesa gesa, Mikaela menghampiri Ferid Bathory, Ferid tak dapat menahan senyumnya ketika melihat Mikaela berlari kearahnya dengan tergesa gesa.

"Hai Mika-kun~ ada apa ini?" Tanya sang vampire dengan suaranya yang tersengar ramah, ketika Mikaela berhenti di hadapannya, Ferid—dengan sengaja mengarahkan tangannya ke pipi Mikaela dan mengusapnya pelan pelan, berkali kali. Mikaela tersenyum manis sembari menjawab pertanyaan Ferid. " Tidak ada apa apa! Hanya saja saudaraku berbuat ulah lagi, maafkan dia ya?" ujar Mikaela disertai tatapan memohon, Ferid mengangguk sambil tersenyum.

Ah, senyuman yang tak pernah disukai oleh Yuichiro Hyakuya. Sejak awal, Yuichiro yang lebih akrab disapa Yuu ini tak pernah menyukai vampire. Mereka, para vampire telah merebut kehidupannya yang tenang bersama dengan anak anak panti asuhan Hyakuya, demi apapun mereka hanya ingin hidup tenang tanpa serangan para vampire, namun seperti inilan jadinya. Bahkan Mikaela selalu menawarkan darahnya untuk Ferid dengan balasan bahan makanan untuk makan malam anak anak panti asuhan Hyakuya. Sungguh miris sekali, seperti jual diri saja. Atau mungkin memang begitu kenyataannya.

"Ah.. ngomong ngomong, Mika-kun.. apakah kau mau ke mansion ku lagi malam ini?" ucap Ferid menawarkan, Mikaela—yang entah kenapa langsung mengangguk dengan semangat pun menjawab, "Tentu saja aku akan datang!" Ferid tersenyum puas kali ini, sangat puas. Oh, Mikaela yang hari ini benar benar membuatnya tergoda. "Baguslah, kau sangat di terima, Mika-kun.. darah mu sangat enak.." Ferid lagi lagi tersenyum kemudian dia menyingkirkan tangannya dari wajah Mikaela. "Sampai jumpa nanti malam, Mika-kun~" ujar Ferid, mengaba-aba kan anak buahnya, para vampire kelas rendah untuk turut pergi bersamanya.

"Oke!"

.
.
.

Sesuai yang telah dikatakan dan dijanjikan oleh Mikaela, ia pun datang ke mansion itu. Tanpa membawa apapun, hanya bawa tubuh saja, dia tahu bahwa darahnya pasti akan dihisap lagi oleh Ferid, jadi dia sudah siap. Toh, setiap hari keadaannya memang seperti itu, namun hari ini dia sudah merencanakan matang matang, rencana untuk menyelinap kabur dari kota vampire ini bersama dengan saudara saudaranya. Mikaela dengan mudah melewati para vampire yang menjaga di depan mansion tersebut, karena memang sudah biasa dan para vampire yang menjaga pun sudah tahu kalau Ferid pasti akan mengundang bocah ini hampir setiap harinya, jadi di biarkanlah ia lewat.

Mikaela menyusuri koridor yang pencahayaan nya memang kurang dan koridor itu bagaikan lorong yang panjang dan tak berujung, mansion vampire sialan ini memang besar, Mikaela tak terlalu terkejut. Berterimakasihlah pada buku cerita tentang vampire yang sering di baca olehnya di perpustakaan panti asuhan Hyakuya. Vampire pada umumnya tinggal di mansion besar dan tua, juga kastil kastil seperti zaman dahulu pada umumnya, itu yang dia ketahui dari buku itu.

Mikaela berhenti didepan sebuah pintu besar. Kamar Ferid Bathory, vampire yang akan menghisap darahnya lagi. Ia mengumpulkan keberanian untuk mengetuk pintu kamar tersebut, dan tanpa ketukan pun pintu sudah terbuka sendiri, Mikaela jelas terkejut. "Selamat datang Mika-kun, aku sudah menunggumu~" ujar Ferid yang tengah duduk di atas ranjang berukuran king size tersebut, menunggu Mikaela untuk mendekat padanya. Mikaela meneguk saliva, perlahan ia mendekat kearah Ferid. Kali ini rasa takutnya seakan menyuruhnya untuk pergi dan menyerah saja, Ferid berbeda dari yang biasanya.

"Ada apa Mika-kun? Duduklah, tak perlu gugup seperti itu. Aku juga ingin berbincang sebentar denganmu.." Ferid menepuk nepuk ranjang, mengisyaratkan agar Mikaela cepat duduk di sampingnya, Mikaela menurut saja dan segera duduk di samping Ferid, bersamaan dengan suara pintu besar yang tertutup dan terkunci. Mikaela semakin gugup dan takut saja. "Mikaela-kun, kau pucat.. aku bahkan belum menghisap darahmu.." Mikaela menggeleng pelan.

BiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang