Positive Thinking

133 10 3
                                    


Aku pun melangkah keluar dari kamarku. Sudah dua hari aku berada disini, dan pemakaman tadi siang sungguh membuatku lelah. Aku pun berjalan sedikit pelan menuju ruang makan. Di tengah jalan, aku melihat Rommy yang berdiri di tengah jalan sendirian. "Rommy...!" sapaku kepadanya. Aku pun berlari mendekatinya. "Zerra....?" tanyanya keheranan. Aku pun berhenti dan meyakinkannya bahwa ini adalah aku. "Ah?, ternyata memang kau...." Ujar Rommy yang tampaknya bahagia. "Ya, aku disini karena mencari jasad ibuku, terima kasih, karena kaulah aku mengetahui bahwa wanita itu adalah ibuku" ujarku mengucapkan terima kasih kepadanya. "Apa?, karenaku? Apa maksudmu? Aku tak mengerti...." Respon Rommy keheranan. Aku pun tertawa, berfikir bahwa Rommy telah lupa. "Hahaha....., ya memang karena kau...., kau yang menemuiku di lorong gelap di apartemen tempat aku tinggal waktu itu. Kaulah yang menjelaskan kepadaku bahwa wanita itu adalah ibuku. Bagaimana mungkin kau bisa lupa?" tanyaku kepadanya. "Zerra, mungkin kau salah sangka, tapi sejujurnya, aku baru kali ini bertemu denganmu setelah kau pergi, aku bahkan tak pernah ke apartemenmu untuk menemuimu...." Jawab Rommy menjelaskannya kepadaku. "Tidak mungkin, kau pasti bercanda...." Ucapku tak percaya. "Aku serius Zerra..." jawab Rommy dengan serius. "Jadi...., siapa yang menemuiku di apartemen waktu itu....." kata – kataku pun terpotong. "Zerra....!!!, ayo cepat.... Apa kau tak lapar?" teriak Gursha dari ujung lorong. "I-iya – iya aku kesana.....!!!" teriakku menjawab Gursha. "E..., Rommy, nanti kita bertemu lagi ya....." kataku padanya. "Baiklah...., hati – hati ya, sampai nanti......" ujarnya sambil berlalu.

Setibanya di ruang makan, kami pun segera makan bersama. Sambil memainkan makananku dengan sendok dan garpu, aku pun melamun memikirkan tentang perbincangan kecilku bersama Rommy. Bagaimana mungkin itu bukan Rommy?, jadi, jika bukan Rommy, makhluk itu siapa? atau... ."Zerra...., jangan mempermainkan makananmu seperti itu...." tegur salah satu pengasuh di panti asuhan itu. Aku pun terbangun dari lamunanku. "e..., maaf...." Ujarku kemudian memakan makananku seceepat mungkin.

Sesuai janji, aku menemui Rommy setelah makan di balkon kamarku. Aku dan Rommy bebincang – bincang soal pembicaraan kami tadi. "Kau tahu Rommy, sedari tadi, aku masih memikirkan hal aneh tentang siapa makhluk yang menemuiku waktu itu. Awalnya, sebelum aku bertemu dengan makhluk itu, aku diteror oleh ibuku sendiri. Namun ternyata dia ingin aku tahu bahwa aku adalah putrinya. Jadi, bisa saja karena dia tahu kau dekat denganku waktu kita di hutan terlarang itu, dia mengambil wujudmu untuk menjelaskannya kepadaku, karena yang dia tahu, aku percaya padamu. Itu menurutku, aku hanya mencoba berfikir positif saja." Ujarku padanya. Rommy hanya tersenyum tipis. "Zerra, kalau memang kau percaya padaku, apa boleh aku berpendapat tentang ibumu?" tanya Rommy padaku. "Hmmm, baiklah, katakan apa pendapatmu tentang ibuku?" ujarku kepadanya. "Menurutku, kau sebaiknya berhati – hatilah dengan ibumu, karena, entah mengapa, aku punya perasaan yang buruk tentang ibumu. Bukan maksudku untuk memisahkanmu dengannya, tapi aku rasa, dia bukanlah makhluk yang baik. Maaf...." Ujar Rommy dengan hati – hati karena takut akan membuatku tersinggung.

"Ya, aku mengerti maksudmu, tapi aku hanyamencoba berfikir positif saja, hanya itu. Bagaimana pun dia adalah ibuku...."Ucapku yang kini berada di suasana yang membingungkan.2Uv

Talking with spirit (part 3) : Fix itWhere stories live. Discover now