"Rain"

620 54 4
                                    

Bae joo hyeon berjalan menelususri jalanan kecil yang sepi itu. tidak perlu takut karena dia sudah biasa melewatinya setiap hari. tak lama joo hyeon pun sampai didepan rumahnya. gedung bertingkat dua yang kokoh di pinggir persimpangan jalan. Lantai pertama terlihat bukan seperti rumah yang di tinggali tetapi lebih kepada sebuh kafe yang tertulis "Coffee Bay".

Terluar kafe terlihat ada berbagai warnna payung tenda yang di lengkapi dengan meja dan kursi berjumlah dua buah. Sedangkan di dalam terlihat ya sebagaimana kafe. Disana terlihat ada beberapa meja yang terisi pelanggan. Joo hyeon berjalan memasuki kafe itu. menyapa beberapa pegawai yang sedang melayani pelanggan dan naik ke tangga sebelah dapur kafe. Baru lah terlihat sebuh rumah yang di tempati.
Bae joo hyeon meletakkan tas tangannya lalu berjalan menuju dapur. Meletakkan plastik belanjaannya ke meja "kemana Oh Hayoung? Apakah dia belum pulang?" Ucap joo hyeon kepada dirinya sendiri. Tapi tak lama joo hyoen mengucapkan kalimat itu. suara langkah kaki terdengar yang membuat joo hyeon langsung mencari suara langkah kaki itu. dan ternyata benar itu adalah Oh Hayoung sepupunya.

"kau dari mana?" ucap joo hyeon menatapi hayoung yang duduk di kursi tinggi dapur

"kau terlihat sangat gembira" ucap joo hyeon Hayoung tersenyum cerah

"aku tadi bertemu dengan Oh Sehun" ucapnya sumringah

"cinta yang takan terbalas itu? Hei sadarlah kalian satu marga" ucap joo hyeon dingin

"heii. Apakah kau tidak tau bahwa sekarang satu marga pun boleh untuk menikah. Dan salah satu dari kami bisa membeli marga lain. Dan Kau tau dia tadi hampir saja mengantarku pulang" ucap hayoung tersenyum lebar

"hampir bukan?" ucap joo hyeon menaikan alisnya sebelah

Hayoung mengembuskan nafas berat "aku menjawab nya tidak karena aku terlalu gugup" ucapnya hayoung memanyunkan bibirnya

"lalu kau jadi mengajaknya ke pesta ulang tahunmu lusa?" ucap joo hyeon membuka plastik belajaannya mengeluarkan satu-satu isinya lalu memasukkannya ke kulkas buat persedian beberapa hari ini

Hayoung memukul keningnya pelan dengan mata bulat membesar "aku lupa mengatakannya"

Joo hyeon menatap hayoung dengan wajah datar "apa yang kau lakukan selama pesta reunian kalian tadi? kau menghabiskan pesta itu dalam 3 jam tetapi kau lupa mengundangnya? Ya tuhaan apa yang sedang kau pikirkan?" ucap joo hyeon dengan kesal

"aku gugup" ucap hayoung dengan wajah yang lemas dan cemberut

Joo hyeon mendecak lidah "gugup? Kau hanya perlu berbicara dengannya mungkin tidak sampai 5 menit" ucap joo hyeon

Hayoung memejamkan mata perlahan lalu menghembuskan nafas dengan pelan lalu menatap temannya yang menjengkelkan itu "apakah kau tidak pernah merasa gugup ketika berhadapan langsung dengan cinta pertamamu? Dengan cinta yang sedang kau kejar ? apakah kau tidak pernah gugup didepan LEE TAE YONG?"

Deggg. tubuh Bae joo hyeon terasa menegang seketika, darahnya terasa mengalir dengan cepat. Tangannya tiba-tiba terkepal. Mengapa dirinya sangat benci mendengar nama itu? kenapa? apakah karena lelaki itu telah membuat hidupnya hancur seperti sekarang?

"ahh. aku salah ngomong. Aku tidak bermaksud untuk..." ucap hayoung dengan gugup. wajah hayoung terlihat sedikit memucat

Joo hyeon mengerjapkan mata lalu menghembuskan nafas pelan "tak apa. kau tidak salah ngomong" ucap joo hyeon mencoba untuk tersenyum dengan ramah "ehm kalau begitu aku mau pergi ke kamar sebentar" ucap joo hyeon lalu berbalik dan meninggalkan hayoung

"mengapa aku menyebut namanya tadi" ucap hayoung memukul pelan kepalanya

--

Bae joo hyeon berjalan dengan lemas ke kamar. Ketika sampai dikamar joo hyeon berjalan ke arah jendela. membuka jendela besar kamarnya. Padahal hari itu angin bertiup cukup kencang apalagi saat itu hujan belum juga berhenti. Tapi tak sedikit pun gadis itu merasa dingin. mungkin dingin itu udah terserap kedalam hatinya yang lebih dingin dari udara saat itu. joo hyeon kembali mengingat lelaki yang telah membuat hidupnya berubah.

Rain ( Surene ) Suho X IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang