PROLOGUE

99 8 4
                                    

•••

Ann, seorang gadis berusia genap 22 tahun itu tengah terduduk manis di kursi pesawat Indonesia-Singapore yang sebentar lagi akan lepas landas meninggalkan semua kenangan-kenangan yang pernah Ann alami semasa ia tinggal di tempat kelahirannya itu. Siapa yang tidak menyangka seorang Quinn Anastasia Brown yang pemalas dan jarang mematuhi kata-kata orang tua nya justru kini mendapat keajaiban. Dibekali dengan apa yang dia pelajari di sekolah desainnya dulu, sekarang ia akan membuka butik kecil-kecilan di Paris. Impian nya yang selama ini ia idamkan akhirnya tercapai.

Walaupun modal yang diberi oleh Ayah, kakak serta uang tabungannya, terbilang tidak terlalu besar. Namun, itu cukup untuk membeli kios kecil di tengah kota dan biaya hidup Ann selama disana.

•••

Setelah menempuh waktu hampir 16 jam yang menimbulkan jetlag berlebih akhirnya Ann sampai di Charles de Gaulle Airport, yup France!!! Ia tidak menyangka dia bisa sampai sejauh ini, tidak terasa air mata perlahan membasahi pipi Ann. Bukan, ia tidak bersedih. Ia bahagia. Itu air mata bahagia.

Tidak menunggu lama lagi, Ann bergegas memberhentikan taxi dan segera menuju apartemen yang sudah ia pesan sebelumnya. "Sir, kita ke Jalan Champs Elysees dulu ya?" Pinta Ann kepada supir taxi.

"Baik, nona" jawab sang supir taxi. Oke oke, sepertinya Ann akan pergi melihat butik barunya itu terlebih dahulu. The Avenue des Champs Elysees. Siapa sangka? Jalan yang terkenal sebagai "Jalan yang paling Indah di dunia" yang terdapat butik-butik termahal di dunia, seperti Louise Vuitton, Gucci, Agner atau selevelnya di Perancis. Dan selalu dipenuhi wisatawan-wisatawan kalangan atas. Kini? Ann menginjakkan kakinya disana.

Ya meskipun, faktanya butik Ann bukan berada tepat disana. Melainkan di samping jalan tersebut, diantara kafe-kafe yang sepi pengunjung. Setidaknya ia bersyukur dapat membuka butik disana. Dan setidaknya mulai lah dari yang terkecil dahulu menurutnya.

Selama perjalanan menuju butik, Ann tidak melepaskan pandangannya dari luar jendela mobil. Sungguh menakjubkan, pikirnya. Kafe-kafe kaki lima yang bernuansa klasik, bangunan-bangunan khas Perancis, butik-butik kecil sampai ternama berderetan disepanjang jalan serta tidak lupa kerumunan manusia dari berbagai kalangan dan kegiatannya masing-masing ikut menambah keramaian jalan Champs Elysees itu.

Hampir 1 jam perjalanan yang ditempuh dari bandara menuju Champs Elysees, akhirnya taxi yang ditumpangi nya pun sampai tepat di depan butik Ann. "Bisakah anda menungguku sebentar? Aku tidak akan lama" pinta Ann pada sang supir.  Supir itu menengok lalu menganggukan kepalanya ramah.

"Merci. (Terimakasih)" Balas Ann. Ia segera turun dari mobil dan sekarang ia berdiri tepat di depan sebuah butik kecil. Butik hasil sewaan yang mungkin akan membutuhkan sedikit perbaikan disana sehingga lebih indah dan nyaman digunakan pikirnya.

Senyum bahagia terukir di wajahnya. Matanya berbinar melihat bagaimana butiknya itu akan dibuka nanti, bagaimana orang-orang akan datang dan pergi dari pintu itu, bagaimana butiknya menjadi sorotan dunia, bagaimana butiknya di perbesar dan lain-lain. Ia tidak bisa menunggu waktu-waktu berharga itu nanti.

Selesai berimajinasi, Ann berjalan mendekat ke arah pintu kaca berbentuk persegi panjang. Ia mengambil kunci dengan gantungan bola berbulu berwarna ungu dari dalam tas selempang Chanel nya. Tidak menunggu lama setelah membuka pintu, ia segera memasuki butiknya dengan senyum lebar yang seakan tak pernah lepas dari bibirnya. Bayangan-bayangan bagaimana ia menata butik nya itu seakan bermunculan di pikirannya. Ann sungguh tidak sabar untuk membuka butik nya dan mengeluarkan koleksi-koleksi bajunya nanti. "Omaigod!! I cant wait!!" ucapnya antusias.

"Excusez-moi mademoiselle, (permisi nona) apa anda masih lama?". Kegiatan melompat-lompat Ann terhenti dengan dikejutkannya suara yang diiringi pukulan kecil mendarat di pundaknya. Dengan spontan Ann membalikkan badannya. Oh itu sang supir taxi. Dia cepat-cepat mengatur nafasnya kembali normal. "Emm.. Maaf nona, apa anda sudah selesai disini karena saya harus mencari penumpang lain?" ulang supir itu sopan.

"Oh ya, aku sudah selesai!" ucapnya. "désolé, (maaf) mari kita pergi!" lanjut Ann.  Akhirnya dengan berat hati Ann pergi meninggalkan butiknya dan kembali melanjutkan perjalanan menuju apartemen. Meskipun Ann masih belum puas melihat butiknya itu, tapi karena tidak mau membuat supirnya menunggu lebih lama lagi jadi mau bagaimana lagi? Itu pun tidak akan menjadi masalah yang besar, ia pasti akan kembali lagi nanti.

•••

Akhirnya Ann sampai tepat di depan gedung bertingkat bernuansa Eropa yang biasa disebut Apartemen. Ia pun turun dari taxi dengan barang-barang bawaannya dan tak lupa biaya perjalanan ditambah tip karena telah menunggunya tadi ia berikan kepada sang supir taxi. Kemudian Ann bergegas masuk ke dalam lobby hotel sekedar check-in kamar yang sudah ia pesan sebelumnya. Setelah semua selesai, ia berniat pergi menuju kamar.

"Bonsoir! (Selamat Sore) Bisa saya bawakan?" tawar seorang bellboy hotel untuk dibawakannya barang-barang milik Ann menuju kamar.

"Tentu, terima kasih." setuju Ann.

"Mari, mademoiselle." Ann pun mengikuti bellboy itu dari belakang sebagai penunjuk arah menuju kamarnya.

Ann tidak percaya ini. Padahal Ann memilih apartemen yang terbilang murah tapi tetap saja terlihat mewah seperti apartemen pada umumnya di Indonesia. Menakjubkan, pikirnya.

Ann menaiki lift untuk bisa ke kamarnya yang berada di lantai 6. Setelah lift itu berbunyi, ia menyusuri lorong panjang dan tepat di sebelah kiri dua kamar sebelum ujung lorong tersebut ia berhenti. Tampak nomor bertuliskan 2022 di depan sebuah pintu, menunjukkan bahwa itu adalah kamar Ann.

Tidak berlama-lama, ia segera membuka pintu dan membiarkan bellboy menaruh barang-barangnya di sofa panjang. "Merci." Ann memberi tip pada bellboy yang di balas dengan anggukan ramah, lantas bellboy itu pun pergi.

Kamar berukuran sedang dengan satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dapur, lengkap dengan perabotannya. Yup, ini sudah cukup untuk Ann tempati selama ia tinggal di Paris.

Karena ingin semua selesai dengan cepat, Ann memilih untuk segera merapihkan semua barang-barangnya. Hampir sekitar 2 jam lebih yang ia butuhkan dan akhirnya dia selesai. Jam pun menunjukan pukul 7.15 pm, Ann memutuskan untuk mandi lalu memesan makan malam. Dengan dia yang baru saja pindah itu tentu masih belum ada persediaan bahan makanan ditambah tenaganya yang sudah habis mengingat ia tidak langsung menuju apartemennya tadi maka dia lebih memilih memesan.

Semua pun selesai. Makan malam, mandi, hingga baju tidur pun sudah ia kenakan. Namun, Ann masih belum beranjak untuk tidur dan memejamkan matanya. Lantas ia bangkit lalu berjalan menuju balkon kamarnya, ia menarik sebuah kursi lalu menjatuhkan diri diatas kursi itu. Pemandangan kota Paris dari atas sini terpampang jelas di matanya. Menara Eiffel, lampu-lampu penduduk dan lain-lain. Sungguh indah.

"Apa aku bermimpi?" Ann menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. "Aww!! Oke ini bukan mimpi, Ann" ringis Ann kesakitan akibat cubitan ulah tangannya sendiri. Kemudian kedua tangannya itu ia gunakan sebagai penopang kepalanya sambil tetap tidak melepaskan pandangannya ke depan. Senyuman terlukis di wajahnya. Dia sangat bahagia.

Besok adalah hari pertama nya di Paris. Ia sudah merencanakan semua yang akan dia lakukan mulai dari belanja kebutuhan, memperbaiki butik, menghias butik, membeli bahan-bahan baju, dan sebagainya. Ia tidak bisa menunggu sampai besok.

"Semangat Ann!!" ucap Ann pada dirinya sendiri.

•••

♥♡♥
Vote & Comment!!

BLUE : Tryna Fix You [PAUSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang