[1] La première vue (The First Sight)

60 7 0
                                    

•••

"Bonjour! (Selamat pagi!)".

Siapa yang tidak ingin merasakan indahnya suasana pagi hari di kota Paris? Walaupun sekarang musim gugur namun sinar mentari di bulan September seakan sedang tersenyum di langit sana melihat kesibukan warga yang sudah melakukan aktivitas mereka masing-masing. Kicauan burung pun ikut menghiasi kesempurnaan pagi di kota ini.

Kehidupan baru, suasana baru, pengalaman baru. Ya, begitulah yang akan dihadapi Ann selama di Paris. Sama halnya dengan Ann, dimana pagi-pagi sekali ia sudah pergi ke Supermarket untuk membeli semua kebutuhannya.

"Sial! Bagaimana bisa tidak ada bus disini?! Astaga." umpatan demi umpatan terus keluar dari mulut Ann. Bagaimana tidak kesal? Saat Ann selesai berbelanja ia berniat mencari taxi untuk kembali ke apartemennya, Ann sudah menunggu berjam-jam --ralat bermenit-menit lamanya namun Ann tetap tidak menemukan taxi. Lantas ia berjalan menuju halte dan menunggu bus yang akan datang namun tidak ada satu pun yang lewat. Akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kaki hingga ke apartemen dengan setumpuk belanjaan yang ia beli tadi.

Oleh sebab itu, Ann tidak henti-hentinya mengumpat. Banyak mata tertuju padanya akan tetapi ia terus berjalan tanpa menghiraukan semua hal tersebut.

"Arghh!! Bagaimana aku bisa sesial ini di hari pertamaku?!" umpatnya lagi dengan tidak memperhatikan jalan yang tertutup oleh belanjaannya.

"WOOOOAAA" Oke dia sangat sial hari ini. Ann menabrak seseorang hingga tubuhnya terjatuh dan semua belanjaannya ikut jatuh berserakan. Benar-benar sial.

"Aww... " ringis Ann kesakitan sambil mengusap-usap pantatnya.

"Hey.. Maaf, maaf!!" ucap seseorang yang terdengar begitu asing diiringi suara bariton khas nya.

"Aww.." ringis Ann lagi tanpa menghiraukan. Ia hanya fokus memijit kakinya yang berdenyut-denyut.

"Maafkan aku, kau baik-baik saja?" Lalu orang itu berlutut dihadapan Ann dan mencoba menyentuh kaki Ann yang sakit.

"Jangan disentuh!! Aku ba-" ucapan Ann terhenti ketika ia menolehkan kepalanya untuk melihat pria asing yang ia tabrak tadi.

Deg..

Ann terkejut. Bukan terkejut, ia lebih terlihat seperti terpesona. Ya, Ann terpesona akan paras malaikat yang ada di hadapannya. Sosok laki-laki yang wajahnya seakan di lukis langsung oleh tangan para Dewa.

Matanya, sebiru samudera yang belum tersentuh oleh siapa pun. Hidungnya, bagaikan dipahat sedetil mungkin. Bibirnya, merah bagaikan buah ceri. Rahangnya.. Geez dia benar-benar sempurna. Apa ini nyata? tanya Ann dalam hati.

"Erm.. Excusez-moi mademoiselle?" Ann pun tersadar disaat suara indah itu mengalun lagi masuk ke pendengarannya. Spontan Ann terkaku ditempat. Entah apa yang akan dia lakukan sekarang. Pikirannya sudah pergi entah kemana. Jantungnya berdegup kencang, sampai ia takut jika pria itu akan mendengarnya. Ann berdeham sekedar menghilangkan kecanggungannya, hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengeluarkan kata-kata ajaib --menurutnya.

"Yaa, yeah tentu! Aku, aku bai-aww!!" Kaki Ann berdenyut kembali ketika ia mencoba untuk bangun dari posisi yang memprihatinkannya itu. Sontak lelaki itu merangkul Ann sekedar membantunya berdiri. Ia menatap setiap inci wajah dari lelaki itu yang berjarak sangat dekat dari wajahnya. Langsung saja pipi Ann memanas dan berubah seperti kepiting rebus.

Sadar akan hal itu, Ann menyembunyikan wajahnya menunduk. Dengan bantuan pria itu, Ann pun berhasil berdiri. Meskipun, dia tidak sepenuhnya berdiri tegak tapi ia mampu menyeimbangkan tubuhnya.

BLUE : Tryna Fix You [PAUSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang