Satu : Kehidupan Baru

47 7 1
                                    

Tokohnya gajadi Johnny O. Ya. Terserah kalian aja sih di pikiran kalian mau siapa.

Thx.🙏

😻😻😻

"Kemana lagi sih,tuh anak?" Jihan, sang ketua kelas X1 SMA Skyfi mencari-cari Arkan. Padahal, bel masuk sudah berdering hampir setengah jam yang lalu. Apalagi, pelajaran pertama yaitu pelajaran Bu Dita, guru matematika yang bisa terkenal killer--Kalo ada siswa yang telat masuk pada jam pelajarannya, ketua kelas lagi yang kena getahnya.

"Ayo, kita cari, Han. Bentar lagi Bu Dita dateng." Risa, teman sebangkunya Jihan, menarik lengan Jihan. Menuju keluar kelas.

"Kalo pagi-pagi, katanya si Rian, Arkan tuh doyan nongkrong di kantin belakang nya 'Bi Ida'." Tukas Risa,berjalan lebih cepat.

Arkan menoleh dan tidak bergeming ketika ia melihat Jihan dan Risa menyuruhnya masuk kedalam kelas. Gak peduli. Lagian dia sama sekali gak ikut campur masalah-masalah cewek. Anti katanya mah.

"Udahh, ayooo!. Kayaknya lo itu seneng banget ya ngeliat gue menderita dimarahin sama Bu Dita." Arkan terhenyak karena sekarang lengan bajunya ditarik oleh Jihan. Sedangkan Risa mengikuti dari belakang.

"Untung aja belom ada Bu Dita. Bener-bener,deh si Arkan buat gue panik setengah mati." Bisik Jihan kepada Risa yang sudah duduk.

"Assalamualaikum" Suara itu membuat anak-anak refleks menoleh dan gerasak-gerusuk menuju tempat duduknya.

Lantas, Bu Dita menoleh ke kursi Arkan--di pojok belakang kelas--dan mendapati Arkan yang sedang duduk santai.

"Arkan, tadi kamu ke kantin Bi Ida,kan? Syukurlah kamu tepat waktu pada pelajaran saya." Ucap Bu Dita tegas. Yang sekarang menoleh ke semua arah penjuru kelas.

"Cubit aja bu pantatnya!!" Teriakan siapa,tuh? Et,dah kebiasaan si Raihan ini mah. Suka nyerocos gajelas.

"Raihan! Saya sedang ngomong dengan Arkan. Jangan coba-coba memotong pembicaraan orang lain. Atau kamu yang mau ibu cubit pantatnya?" Raihan menggaruk tengkuknya. Kayaknya mah ga ngedengerin apa yang Bu Dita omongin.

😹😹😹

Sekarang, bel istirahat sudah berdering dari tadi. Anak-anak ramai memenuhi penjuru sekolah.

Tak terkecuali dengan Arkan. Dia sedang berada di kursi pojok kantin,bersama teman-temannya--yaitu Rian,Riko,Alvin,dan Fian--Mereka semua adalah bad boy yang terkenal seantero sekolah.

"Ehh, entar ada tawuran si SMA sebelah. Ikutan yok!" Tukas Riko, matanya menantang seluruh teman-temannya, meminta dukungan.

BUG

"Ayolah! Siapa takut. Bantai terus sama kita." Nih lagi, si Fian pake nabok-nabok meja. Ngapain coba. Lantas semua yang berada di kantin atau yang ingin meninggalkan kantin, menoleh ke arah Fian dan teman-temannya.

"Stt.. Jangan berisik!" Refleks Arkan dan teman-temannya menoleh ke arah sumber suara.

Yang tadi mengertak mereka adalah perempuan berambut panjang. Baru kali ini ada yang mengertak mereka kecuali guru-guru.
Yah,iya lah kan mereka bad boy, suka tawuran, ya jelas semuanya takut lah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear, My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang