Minggu pagi, hari dimana bagi seorang nanda itu hari tidur marathonnya (?), bisa tidur sepuasnya tanpa gangguan si imut- jam beker kesayangannya. Seperti sekarang, cewek pemilik rambut hitam sebahu itu masih mendengkur halus sambil memeluk boneka teddy bear besarnya. Bahkan air liurnya mulai mencetak sebuah pulau di bantal bermotif bunga itu. Sesekali tangannya menggaruk pipi nya yang terasa gatal.
Brak!
seorang perempuan dengan rambut hitam sepunggung indah serta t-shirt kedodoran dan shortpant tengah berkacak pinggang di ambang pintu. Kepalanya menggeleng prihatin melihat posisi tidur adiknya, belum lagi iler yang mengalir membentuk anak sungai di pipi gadis itu. Astaga, betapa joroknya adiknya itu!
Dengan langkah mantap, Zava mendekati jendela besar yang masih tertutup gorden tebal lalu disibaknya sampai cahaya matahari memasuki kamar nuansa soft pink itu"Arghh silau ishhh!!!" Gumam Nanda sambil merubah posisi tidurnya membelakangi jendela.
Plak!
"ANJAY! SAKIT PIPI GUE BAGONG!!!" mendapat tamparan pedas di pipi chuby nya, kontan membuat kedua mata bulat itu terbelalak kaget. Rasa kantuknya hilang digantikan rasa sakit pada pipinya. Matanya melotot menatap horor sang kakak yang kini tengah melipat tangan di dada dengan pandangan datar di samping tempat tidurnya."Kampret lo kak! Main tabok pipi orang, sakit tau!" Gerut Nanda dengan muka cemberut. Zava kontan melotot sebal, sudah untung ia membangunkan adik setengah titisan kebo ini!
"Lo sih kebo! Udah siang masih aja molor. Mentang-mentang libur. Masih untung gue tepati janji gue ya buat bangunin lo!" Mendengar jawaban Zava kontan membuat dahi Nanda berkerut. Emang gue ada minta dibangunin ma dia?
Tahu benar adiknya sedang mendadak amnesia, Zava melanjutkan perkataannya."Lo kan kemaren minta dibangunin ma gue. Katanya ada mau janji ma screet admirer lo itu. Emang lo gak jadi ketemuan ya?" Perlahan kerutan di kening Nanda menghilang, samar-samar ia teringat saat ia merengek meminta dibangunkan oleh sang kakak. Saat ditanya kenapa gak pake alarm, dia menjawab "abis kasian si imut kalo ntar gue banting. Dibangunin si imut mah gak ampuh."
Kedua mata itu lagi-lagi terbelalak saat mengingat bahwa ia dan pengagum -gila- rahasianya itu mengajaknya ketemuan! Matanya melirik si imut dan seketika ia melompat turun dari kasur saat melihat jarum pendek menunjuk angka sepuluh.
"AAAA MAMAAAA NANDA TELATTTTT." tanpa peduli muka Zava yang memerah akibat menahan tawa, Nanda sudah lari duluan menuju kamar mandi, lalu menutup pintunya dengan setengah bantingan. Tawa Zava meledak, rasanya sangat lucu melihat wajah ekspresif Nanda. Apalagi saat mata bulat itu melotot beberapa kali, benar-benar lucu!!
Mendengar tawa Zava, Nanda berteriak keki saat tau dikerjain kakaknya yang jail itu."TAI LO YAAAA BIKIN GUE TELAT! AWAS LO KAK!"
"HUAHAHAHAHA GUE TAKUT WLEEEKK!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU!! (Nanda ♡ Aldo)
Teen Fictiontulisan gue masih acak-acakan. typo bertebaran dimana-mana. yang gak suka jangan baca. yang udah baca awas ntar mata lo jadi juling gara-gara cerita absurd ini! :D