BAB 1

39 9 1
                                    

"Pelangi memang indah, tapi hanya sesaat. Dia akan datang, lalu pergi dan menghilang. Memberikan bekas rasa,rasa ingin menanti kapan pelangi itu datang,kepada seseorang yang melihatnya".

Suara langkah yang semakin terdengar dan suara yang berteriak memanggilku dari belakang, membuat ku sontak menengok kearah sumber suara.

"Eh, Ge lo dipanggil sama Bu Rini sekarang, suruh nemuin dia diruang seni budaya"  Ucap perempuan itu dengan nafas yang terengah- engah.

"Oh makasih ya din, lo kenapa kayak dikejar setan aja?" Celetuk Gege dan tersenyum melihat tingkah temannya itu.

"Udah entar aja aku ceritain". Teriak Dinda teman Gege yang berlari menjauh dari Gege.
Ghea Olya Esterina, perempuan bermata cokelat madu dan bibir tipis itu, adalah  murid spesial dari Bu Rini. Gege pernah menjuarai perlombaan yang ada sangkut pautnya dengan bernyanyi,pantas kalau dia dianak emaskan oleh Bu Rini, sebagai guru seni budayanya itu.

Gegepun langsung melangkah keruang seni buadaya dengan  langkah yang pasti, seperti tidak ada beban di pundak wanita itu.

"Assalamualaikum" Ucap Gege dan melihat Bu Rini dan seorang laki-laki  yang telah menunggu kedatangannya.

"Walaikumsalam" Balas Keduanya dan tersenyum simpul yang mengarah pada Gege.
"Sini Ge duduk dulu"  Ucap Bu Rini sambil menepuk- nepuk kursi yang ada disebelahnya.
Gegepun duduk dikursi yang telah disediakan.

"Ada apa ya bu?". Tanya Gege, sebenarnya perempuan itu sudah tahu kenapa dia dipanggil. Dan pasti untuk mengikuti perlombaan menyanyi.

"Gini ge, satu bulan yang akan datang ada lomba menyanyi yang diadakan di Jakarta dan diikuti oleh negara- negara lain khususnya seAsia. Saya harap kamu bisa mengikuti perlombaan ini, tapi kali ini kamu dikelaborasikan sama Arkas sebagai teman duet kamu". Jelas Bu Rini panjang lebar.

Betul tebakan Gege, tapi nama Arkas yang membuat hati Gege terasa janggal.

"Emm bu tapi latihannya kapan?". Tanya Gege kepada Bu Rini.

"Untuk latihan nanti ibu buat jadwalnya dulu, sekalian nentuin lagu yang cocok untuk kalian, kalau nanti udah selesai ibu beritahu". Jawab Bu Rini. "Apakah ada pertanyaan lagi?". Tanya Bu Rini kepada Arkas dan Gege.

Gege dan Arkas menggelengkan kepalanya, pertanda bahwa tidak ada lagi  pertanyaan.

"Yasudah, kalau tidak ada pertanyaan lagi kalian bisa kembali kekelas" Ucap Bu Rini yang mempersilahkan Gege dan Arkas untuk kembali ke kelas.

Gegepun langsung keluar dari ruang seni budaya yang diikuti oleh Arkas dibelakangnya. Gege melihat Arkas dengan tatapan aneh seperti mengatakan
kenapa dia dikelaborasikan sama cowok aneh itu.

"Kenapa liat- liat?". Tanya Arkas dengan tatapan dingin dan cuek sama Gege yang ada didepannya.

"Emang kenapa mata- mata gue, sewot aja lo". Jawab Gege dengan tatapan  sinis dan judes kepada cowok tampan itu.
Gegepun meninggalkan cowok itu, disetiap perjalan dia menuju kelas, dia bergumam sendiri.
"Ishh.. kenapa harus sama cowok jutek itu, males banget, ck". Decak Gege dan ngomel- ngomel sendiri. Banyak orang yang menatap Gege dengan tatapan aneh, tapi cewek itu tidak menggubris sama sekali.

Gege memang gak suka sama Arkas.
Davin Shifan Reifanarkas atau sering dipanggil dengan sebutan Arkas itu, adalah anak dari Bu Rini. Laki- laki tampan, dan bermata hitam pekat itu, adalah musuh dari Gege, yang Gege gak suka dari cowok itu adalah sifat jutek dan dingin. Dia bersikap seperti itu hanya dengan Gege, tapi Gege gak pernah tahu apa alasan kenapa dia benci sama Gege.

HISTORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang