BAB 2

29 7 1
                                    

"Kenapa aku terlarut dalam oleh rasa ini?, dan jika pada akhirnya aku tak bisa memiliki".

Gege hanya duduk dikelas dengan tangan yang terlipat diatas mejanya dan kepala yang menempel pada mejanya yang dingin. Dia sangat bosan setengah mati, karena teman sebangkunya tidak masuk hari ini, otomatis dia duduk seorang diri. Teman sebangku Gege namanya Dinda Arieska atau sering dipanggil Dinda itu hari ini tidak masuk karena sakit. Gege memang  hanya mempunyai teman sedikit, dia jarang berinteraksi dengan teman sekelasnya.

Biasanya vandi bakal datang, pada jam istirahat. Vandi adalah teman Gege dari kelas 10, mereka dulu satu kelas tapi sekarang dia terpisah, Gege kelas XI Mipa 1 dan Vandi XI Mipa 6.

Benar dugaan Gege, tak lama kemudian vandi berada diambang pintu, dengan wajah celingukan seperti mencari seseorang. Wajah yang awalnya cemberut kini menjadi sumpringah karena kedatangan seseorang yang menurutnya sangat berharga itu. Gege pun langsung melambaikan tangannya, Gege tahu Vandi pasti mencarinya. Vandi pun berjalan mantap kearah Gege dan tersenyum simpul. Mata cewek- cewek dikelas Gege menatap Vandi dengan tatapan kagum. Vandi ini orangnya memeng cool, ganteng, dan ada lesung pipi diwajahnya. Jadi wajar kalau banyak yang kagum bila melihat vandi.

"Hai.."  sapa vandi dan  mengambil kursi dan duduk dihadapan Gege.

"Hai ..." jawab Gege dan tersenyum simpul kepada cowok yang ada didepannya yaitu Vandi.
Vandi pun mengacak rambut Gege, kebiasaan laki- laki itu apabila dia bertemu dengan Gege.

"Kamu gak kekantin?"  Tanya vandi kepada perempuan yang ada didepannya, jantung vandi entah kenapa apabila didekat Gege jantungnya selalu berdetak melebihi ritme dari yang sewajarnya, tapi dia bisa mengatur itu.

"Emm.. gak lagi mager"

"Gak kayak biasanya, biasanya kamu langsung tuh pergi kekantin,makan baksonya Pak Darmin, dan gak merduliin aku yang nemenin kamu makan".  Celetuk Vandi dan memasang muka cemberut dengan bibir yang dimanyunkan.

"Yee... maaf, tapi emang baksonya Pak Darmin itu lebih penting dari pada kamu". Cetus Gege dan tertawa cekikian melihat Vandi yang ada dihadapannya.

"Nih buat kamu". Vandi menyodorkan bungkusan yang berbentuk persegi dihiasi oleh pita kepada Gege.
Gege pun langsung mengambil kotak itu dari tangan Vandi.

"Makasih". Ucap Gege, dan tersenyum simpul kepada laki- laki dihadapannya.
"Tapi ini apa?". Tanya Gege. Kini rasa bingung yang dirasakan oleh wanita itu.

"Buka aja".

Tanpa basa basi Gege pun membukanya karena saking penasarannya. Ternyata isinya cokelat dan ada tulisan dikertas berwarna pink. Tulisan yang sangat ia kenali, itu tulisannya Vandi. Tulisan yang memberikan berjuta warna untuk kehidupan seorang Gege. Gege melihat kesekeliling penjuru kelas, dia tak melihat siapa- siapa hanya mereka berdua.

"Maksudnya apa?". Tanya Gege, kini diwajahnya terdapat rona merah, dan jantungnya berdegub lebih cepat dan kencang.

"Iya aku suka sama kamu, dari dulu aku mendem dalam - dalam rasa ini, aku gak bisa lagi untuk merahasiakannya lagi. Sekarang aku butuh jawaban kamu, kamu mau gak jadi pacar aku?"

Kata- kata yang terlontar dari mulut Andry Rivandino Arga, membuat wanita didepannya tidak bisa mengatakan apa-apa. Gege hanya mematung dan menatap lamat-lamat cowok yang ada dihadapannya. Gege juga punya perasaan dengan Vandi tapi dia juga takut untuk mengatakannya. Mereka berteman sudah cukup lama 2 tahun menjalin pertemanan. Dia bingung mau menjawab apa, bahkan rasanya dia tidak mampu lagi berkata- kata. Laki-laki didepannya ini masih menanti jawabannya, dan menggenggam tangan Gege dengan eratnya. Tanpa Gege sadari seorang laki-laki berdiri diambang pintu melihat Gege dan Vandi. Betapa hancur hati laki- laki itu setelah mendengar kata yang terlontar dari mulut Gege.
" aku mau jadi pacar kamu". Kata-kata itu masih terngiang dipikiran Arkas. Kata- kata yang mampu menusuk dalam hatinya. Arkas pun meninggalkan kelas itu. Dia tak mampu lagi melihat  orang yang dicintainya bersama orang lain dan bahagia dengan orang lain. Walau dia akan bahagia apabila Gege bahagia walaupun dia bahagia bukan karenanya.

HISTORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang