Bertemu Part 1

14 0 0
                                    

Setiap hari yang kulewati seperti malam hari tanpa Bintang. Hanya kabut yang menemani hari ku.
 

                             -------
Aku mulai melangkahkan kakiku ke sekolah. Bagi banyak orang tempat itu bagaikan tempat antara surga dan neraka tapi bagiku tempat itu 100% neraka.
  Selama 15 menit aku berjalan akhirnya aku sampai ke tempat itu. Diriku mulai berjalan melewati koridor yang menurutku seperti kuburan hingga akhirnya aku sampai di kelas ku 10 IPA 2. Kulihat jam baru menunjukkan 06:30.
  " Eh lu... Gw nyontek Pr Matematika lu dong!" Ucap seorang gadis yang duduk paling belakang.
  Aku berusaha untuk mengacuhkan-nya dan menaruh tasku dibangkuku. Paling depan. Bagiku tempat itu seperti Benteng yang berdiri di tengah sungai penuh buaya.
  "Woy... Lusi bolot. Gw bilang gw mau nyontek. Lu nggak ngerti bahasa Indonesia ya?! " Ucap gadis bernama Velli sembari mencekram leher ku.
  Aku hanya bisa meringis kesakitan dan menepuk pelan tangan Velli dan ia langsung melepaskan cengkraman-nya. Dengan pasrah, aku harus memberi buku-ku kepadanya.
  "Anjing pintar. " Ucap Velli sambil mengelus kepalaku.
  Waktu sudah semakin siang dan semakin lama kelasku terisi murid.
  Jam sudah menunjukkan pukul 07:00 dan bel berbunyi dan guru-guru mulai masuk ke kelasnya masing-masing. 
  Miss Jasmine sudah masuk ke dalam kelas ku. Ia adalah guru MTK sekaligus wali kelasku. Ia mulai menyampaikan materi pelajarannya dengan detail dan tepat satu jam kemudian.
  "kumpulkan Pr sekarang! " ucap Miss Jasmine yang terkenal tegas dan galak.
  Akupun langsung mengumpulkan PR dan kembali ke tempat dudukku tanpa memperhatikan sekumpulan temanku. Teman-ku?  Bagiku mereka hanya sekumpulan buaya yang siap menyergapku kapan saja.
Dua jam berlalu pelajaran Miss Jasmine selesai dan waktu istirahat dimulai. Bagi para buaya waktu ini adalah waktu yang paling tepat untuk menyantap mangsa-nya.
  "Lusi, nanti kamu ke ruangan saya !" ucap Miss Jasmine. 
  Aku hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman saja sambil membereskan buku-ku.
                                   -----
Aku-pun masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi berkas-berkas.Ruangan Miss Jasmine.
  "Lusi, kamu baik-baik saja?" tanya Miss Jasmine.
   " Saya baik Miss. " jawabku sembari tersenyum.
   "Hmmm... Dengarkan miss baik-baik Lusi!  Jika kamu punya masalah silahkan ceritakan saja ke saya. Saya akan berusaha membantumu. " ucap Miss jasmine.
  "Tidak Miss. " aku berusaha membohonginya tapi tanpa izin air mataku keluar dari mataku.
  " Ayolah Lusi jangan menangis!  Aku tahu semuanya tentangmu Lusi. Selama ini kau tidak punya teman kan?  Aku juga sering mendapatkan telephon dari ibu-mu kalau kamu itu sangat takut ke sekolah kan? "
  Aku hanya diam dan terus menangis mendengar itu. Aku tidak tahu mengapa aku menangis. Tapi entah mengapa tangisan ini juga tidak dapat mengobati diriku.
  "Lusi, sudah Miss bilang jangan menangis. Perempuan itu harus kuat" Ucap miss Jasmine sambil tersenyum kepadaku.
   Aku hanya tersenyum. Entah kenapa senyuman guru yang terkenal killer ini terasa bisa menyejukkan dan menenangkan jiwa yang sakit ini.
  "Nah gitu seyum saja. Kau terlihat sangat cantik ketika tersenyum. Sekarang kamu boleh keluar. "
   Akupun membalas senyuman Miss Jasmine. Membalikkan badanku dan mulai membuka pintu.
   "Hai Lusi, apa kabar apa kau sakit? " tanya Lusi dengan senyuman yang mengundang sejuta tanda tanya.
                               ------
Lusi berserta temannya membawaku ke kamar mandi dan mulai memangsaku.
  "Woy lu... Tadi lu bilang apa ke Miss Jasmine? " tanya Velli sembari mencengkram leherku.
Aku hanya diam saja. Mulutku tidak bisa menjawab apa-apa.
  "Cepat jawab!" bentak Velli dengan suara semakin meninggi.
   "A.. Aaku ti..dak ber...bicara tentangmu tadi" ucapku sambil menahan sakitnya cengkraman-nya.
  Ia mulai melepaskan cengkraman-nya dan mulai memukulku dan menendangku. Kaki dan tanganku hanya bisa diam seolah sudah terkunci. Pasrah. Diriku yang pengecut ini hanya diam saja mendapat itu.
  "Akhirnya puas juga diriku.  Ayo gengs ke kelas." ucap Velli sembari meregangkan tangannya dan pergi meninggalkanku.
  Diriku sebenarnya menangis tapi tangisan itu terkunci di dalam tubuhku.
  Akupun berjalan menuju seolah tidak terjadi apa-apa terhadap diriku. Sepanjang pelajaran aku hanya diam merebahkan kepalaku di meja tanpa mendengar materi pelajaran yang sedang diajarkan.
  Tanpa terasa bel pulang sudah berbunyi tapi aku memutuskan tetap diam dan tetap merebahkan kepalaku.
  " Mau pulang bareng? "
    Suara itu terdengar tidak familiar dan aku mengangkat kepalaku dan melihat ke pemilik suara itu. Laki-laki itu siapa?

Sorry ceritanya jelek dan gak jelas. Baru pertama kali. 
#hehehe

Bayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang