Seluruh siswa bersorak saat bel pulang telah di bunyikan, mereka pun mengemaskan seluruh barang bawaan pada tas mereka. Adrina keluar dari kelas dan bergegas menuju halaman parkir mobil, vanessa suka meninggalkannya kalau telat datang ke halaman parkir. sungguh kejam.
"di tinggalin lagi di tinggalin lagi" Adrina menghela nafasnya kasar. Ia pun berjalan keluar gerbang untuk mencari angkutan umum. Cuaca hari ini sedang panas sekali dan adrina harus menunggu angkutan umum di halte. Tiba tiba sebuah motor ninja merah berhenti tepat di depan Halte, orang yang mempunyai motor tersebut pun membuka helm nya dan menampilkan wajah tampan nya yang di sinari matahari.
"neng bareng aa aja." Ucap orang itu, siapa lagi kalau bukan Rafa? Ia mengedipkan sebelah mata nya. Tampan. Adrina pun berdiri menghampiri rafa lalu langsung menaiki motor rafa tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Rafa langsung memakai helm dan menyalakan motor nya.
"lo mau nyampe rumah apa rumah sakit?" tanya rafa menoleh ke adrina yang berada di belakang sambil tersenyum. Adrina yang bingung oleh perkataan rafa pun menaikkan satu alisnya seperti bertanya 'apa?'
"cepetan jawab. Ga di jawab ga akan jalan" ucap rafa tersenyum misterius, adrina yang sudah paham maksud pertanyaan rafa langsung menghela nafasnya dan menatap rafa malas. Sedangkan yang di tatap malah senyum senyum sendiri.
"rumah." Jawab adrina lalu memeluk rafa dan menempelkan dagu nya pada bahu rafa. "cepet jalan" ucap Adrina tepat di samping telinga. Rafa lagi lagi tersenyum dan segera melajukan motornya membelah jalanan kota jakarta siang hari.
"lo mau makan dulu ga?" tanya rafa sedikit berteriak. Adrina tidak mengeluarkan sepatah kata apapun, "lo kok ga jawab sih? Bete ah aa sama neng" rujuk rafa. Karena kesal ia pun memberhentikan motor nya di pinggir jalan lalu menoleh ke adrina. Adrina tertidur. Pantas saja pertanyaan rafa tidak di jawab, "yeelah dia tidur" rafa pun melajukan motor dengan satu tangan karena harus memegang tangan adrina agar tidak terjatuh.
***
"sayang bangun yuk. Makan malem dulu" suara lembut itu menyadarkan adrina dari tidur nya. Ia melihat sekeliling nya dengan tatapan bingung. Bunda yang menyadari tatapan putri nya itu langsung tersenyum. "kamu di kamar sayang, tadi rafa yang gendong kamu ke sini. Katanya ketiduran di motor" jelas bunda sambil mengelus rambut putri bungsu nya dengan lembut.
"rafa?" tanya adrina mengerutkan kedua alis nya, "oh iya! Tadikan adri numpang sama rafa abisnya ka vaness ninggalin adri,terus adri ngantuk jadi ketiduran deh hehe" ucap adrina menampilkan jejeran gigi putihnya.
"yaudah sekarang mandi terus turun ke bawah buat makan malem ya" bunda berdiri lalu keluar dari kamar adrina. Adrina terus memikirkan ucapan bunda 'tadi rafa yang gendong kamu ke sini' ia merasa pipi nya memanas ia pastikan sekarang pipi nya merah seperti tomat, adrina langsung menggeleng gelengkan kepala nya.
"Cuma ngegendong gak boleh baper dri!" gumam adrina, ia pun langsung mengambil handuk dan segera mandi karena keluarga nya pasti sudah menunggu adrina di bawah. Setelah selesai ia segera memakai baju dan bergegas ke ruang makan.
"HAAAAAAAAAAAAAAAI!" sapa adrina tersenyum, "adri udah wangi lhooo!" pamer adri mengibaskan rambutnya ke kanan dan kiri.
Mereka yang berada di ruang makan pun menoleh ke arah Adrina yang kini sedang menampilkan jejeran gigi putih nya lalu segera menempati tempat duduk nya, Adrina pun mengambil beberapa makanan yang sudah tertata rapih di meja. Sedangkan bunda, ayah, dan kak Vanessa hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya lalu ikut mengambil makanan. Mereka pun menyantap makanan nya dengan khusyu.
"Drin, sekolah nya gimana?" Tanya Ayah yang memulai percakapan di sela sela acara makan malam mereka, Adrina hanya menempelkan jari telunjuk di bibir nya.
"sssst! Ayah lagi makan gak boleh ngomong, nanti ajaya adrin jawab nya selesai makan" setelah menjawab, adrina pun kembali menyantap makanan nya.
Seusai makan malam mereka semua pun beranjak ke ruang keluarga, setiap hari mereka memang selalu seperti ini. Berkumpul untuk bercerita satu sama lain, ketika jam sudah menunjukkan waktu 22.00 WIB barulah mereka segera terlelap dalam mimpi masing masing.
"jadi bagaimana sekolah mu drin?" Tanya Ayah memecah keadaan yang sedari tadi hening, hanya ada suara TV yang menggema di ruang itu. Semua nya larut dalam pikiran masing masing.
"hm─ menurut adrin gak ada yang menarik begitu gitu saja" jawab Adrin menghela nafas nya dengan kasar. Lalu Adrina pun memfokuskan pandangan nya kepada Sinetron kesayangan nya. Saat Adrina sedang asyik menonton tiba tiba channel TV terganti menjadi acara musik, Adrina sudah tahu jelas siapa yang memindahkan nya.
"KAK VANESSA BISA GAK SIH GAK GANGGU ADRIN SEHARI?! ITU LAGI SERU BANGET KAAAAAAK!" Teriak Adrina, sungguh mereka lebih memilih mendengarkan suara klakson Kontainer daripada mendengarkan teriakan adrina. Teriakan adrina bagi mereka bagaikan jarum yang sedang menusuk-nusuk gendang telinga mereka, oke ini sedikit lebay tapi memang seperti itu fakta nya.
"seruan ini nyanyi nyanyi" balas Vanessa tetap terfokus pada acara music kesayangan nya tanpa memperdulikan Adrina seperti nya sedang kesal. "Kak Vanessa gantiiiiiiiiiiiiiiiiii!" teriak adrina memanyunkan bibir nya sembari menarik-narik lengan baju Vanessa. Namun seperti nya itu sama sekali tidak berpengaruh, bukti nya Vanessa masih saja diam terfokus pada acara musiknya itu.
Tiba tiba channel TV terganti menjadi Acara Berita, Vanessa dan Adrina pun serentak menoleh kepada kedua orang tuanya yang tersenyum menang. Vanessa dan Adrina pun hanya mengalah pasrah lalu mereka berdua beranjak ke kamar tidur masing masing.
***
"Drin drin tunggu gue dooong" teriak Rafa sembari mempercepat langkah nya agar bisa menyamai tubuhy adrina. Sedangkan yang di panggil hanya melirik rafa sinis tanpa memberhentikan langkah nya.
"Gue Cuma mau ngasih ini elah" Rafa meraih tangan Adrina, mau tidak mau Adrina harus berhenti dan menghadap Rafa. "nih buat lo" Rafa memberikan sebuah kotak berukuran kecil berwarna pink. Adrina menautkan kedua alis nya bingung.
"gue belum ulang tahun" Ucap Adrina dingin sembari melihat kotak yang Rafa beri untuk nya, Rafa hanya tersenyum lalu meninggalkan Adrina sendirian yang masih memperhatikan kotak itu.
"Apaan ya?jangan jangan bom?!" gumam Adrina, lalu dengan perlahan adrina pun membuka kotak tersebut, ia pun membulatkan mata nya saat mengambil sebuah kalung 'R' beserta kertas file yang berisi tulisan.
'Pulang sekolah temui gue di taman dekat sekolah. See you, oh iya gausah cari gue. Gue mau bolos hari ini hehehe
Tertanda orang ganteng sesekolah ini'
"what the... enak aja dia mau bolos bolos, gua bilangin guru bk nanti. Dan juga nama gue Adrina bukan Radrina kenapa dia ngasih gue kalung liontin 'R' ? sakit ni anak." Adrina menggeleng gelengkan kepala nya lalu menyimpan kalung dan kertas ke dalam kotak tersebut dan melanjutkan perjalanan ke kelas.
Sedangkan seseorang di balik dinding yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Adrina hanya tersenyum miring, lalu segera pergi dari tempat persembunyian nya entah mau kemana.
***
Hello part keduaaa nih;pp masih seneng seneng kok, rafa nya modus muluuu haha! jangan lupa Vote dan comment nya ya <3 lopyu
YOU ARE READING
BROKEN HOME
Fantasy"Gue awalnya seperti kalian hidup bahagia dengan keluarga yang ceria, teman teman yang selalu ada buat gue, dan pacar yang selalu support gue. Tapi sekarang? Kemana mereka? Kemana kehidupan gue yang hampir sempurna? Kini semua bagaikan hilang di tel...