2. Faldo (a)

4.6K 386 24
                                    

Bagi Faldo Kenarel  , - Levita tak lebih seperti perempuan bodoh alat pemberi keturunan baginya.
Yah..
Alasan Faldo menikah dengan Levita hanya supaya pria itu memiliki keturunan.
Tidak lebih dan tidak kurang.
----

" mas aku sudah.. "

Belum saja levita berbicara faldo sudah terjatuh memeluk nya dengan erat.

' ah pasti dia mabuk lagi ' gumam levita .
Dengan pelan, levita berusaha menyingkirkan pelukan faldo dan menidurkan pria itu ke sofa, dengan sekuat tenaga Levita.
Dengan telaten Levita membuka sepatu, kaos kaki,  dasi , jam tangan dan jas pria itu.

Faldo yang masih sedikit sadar, mengamati pergerakan Levita dengan seksama.
" Mas.. Aku kedapur dulu yah mau buatin teh "
Dengan pandangan setengah kabur Faldo menatapi kepergiaan Levita.
Pria itu berusaha berjalan sempoyongan menuju kamarnya.
Yah..
Faldo dan Levita tidak tidur sekamar.
Pria itu sangat anti sekamar pribadi dengan perempuan.
Terlebih jika perempuan itu adalah Levita.
Terkecuali jika urusan sex.
Setelah sex berakhir, biasanya pria itu mengusir Levita dari kamarnya.
Tak peduli betapa lelahnya wajah perempuan itu.
Egois, bukan?

Levita hanya bisa menghela nafas saat tahu, Faldo sudah masuk kekamarnya.
Dia meletakkan teh itu ke meja dapur kemudian mematikan lampu dan menuju kamarnya.
---
Pagi ini seperti biasa Levita sudah menyiapkan sarapan untuk faldo.
Meskipun yang ia tahu pria itu tidak akan mau , atau bahkan menyentuh masakan Levita.
Baginya lebih baik ia memesan makanan luar daripada harus makan makanan buatan perempuan kampungan , - seperti levita.
levita yang melihat Faldo mengacuhkan sarapan yang ia buatkan hanya bisa tersenyum sedih.
' Mengapa berat sekali kamu menerimaku mas '
Lirih Levita , mengamati punggung Faldo kian menjauh.
Tangan Levita mengelus perlahan perutnya dengan sedih.
Air mata yang tadi susah payah ia tahan kini menyeruak perlahan - lahan.

---
Pagi ini setelah Faldo pergi kerja. Levita menjemput Navant dari Rumah orang tua nya.
" Buk.. Levita nggak kuat buk.. "
Lirih Levita sambil memeluk erat sang Ibu.
Sang ibu menatap binggung Levita, perempuan parubaya itu berusaha mencari penyebab kesedihan sang putri sulungnya itu.
" Kamu kenapa nak?  Cerita sama ibu.."
" bu.. Aku mau cerai sama mas Faldo bu.. "
Lirih Levita pelan yang terdengar seperti sebuah suara cicitan.
"Aku nggak kuat dengan rumah tangga kami, yang semakin lama semakin hancur. Aku juga nggak bisa memaksakan Faldo untuk terus bersamaku dengan keadaan seperti ini "

---
Next? Vote 100 dan butuh saran sebanyak - banyaknya.

CESSARA NISA

MARRY YOU AGAIN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang