Pagi datang dalam kedipan mata. Tubuh malaikat terlihat sedang terduduk dengan punggung bersandar pada dinding berwarna abu pucat, didepannya terdapat piano dengan anak kecil sekiranya berusia 7 tahun duduk memandangi malaikat yang terlelap. Wajahnya menampakan rasa penasaran dan bingung. Merasa ditusuk oleh pandangan tajam, Taehyung membuka matanya dan disambut oleh anak kercil tersebut. Kaget jelas, sangat malah karena anak kecil tersebut seperti Yoongi. Mana mungkin targetnya berubah begitu saja dalam semalam? Tidak masuk akal sebenarnya, tapi setelah dipikir-pikir Yoongi itu seorang penyihir jadi apa sih yang masuk akal dan tidak mungkin?
"Kau kemari ingin membunuhnya 'kan?" tanyanya blak-blakkan.
Menyeringitkan kedua alisnya, seingatnya ujian yang dilaksanakannya sangatlah rahasia hanya Tuhan dan Taehyung lah yang tau sang target. Dari pertanyaan yang diluncurkan, anak kecil didepannya bukanlah Yoongi. Ia tak menjawab hanya memandang bocah yang sekarang memainkan tuts piano dengan jari telunjuknya.
"Aku yakin kau akan membawanya ke neraka daripada ke surga, atau mungkin memusnahkan jiwanya."
Taehyung makin terdiam, sungguh pagi-pagi begini otaknya disuruh langsung berpikir itu termasuk siksaan. Jikalau bisa ia ingin kembali tidur, sayangnya pembicaraan ini sepertinya tak akan cepat beres kalau ia diam terus. Tapi respon apa yang harus ia jawab? Semuanya pernyataan yang menusuk dan informasi yang ilegal, kalau bocor ke setan yang berada disekitarnya sudah pasti ujian Taehyung digagalkan.
"Kenapa kau berfikir demikian?" malaikat bersayap enam itu akhirnya membuka mulutnya.
Telunjuk mungil tersebut masih memainkan tuts piano yang bernyanyi ting, "Tak ada malaikat maupun setan yang dateng kesini atau lebih tepatnya ke apartemen Yoongi hyung, dan juga tak ada keberadaan makhluk seperti itu di apartemen ini"
Satu alis dinaikan, pernyataan yang diluar dugaan. Menurut yang ia baca pada job list yang terdapat di surga, seorang manusia seharusnya memiliki malaikat pendamping setidaknya satu malaikat pendamping yang menjadi penjaganya. Jika tidak memiliki malaikat pendamping bisa dikatakan kedudukan malaikat tersebut digantikan oleh keberadaan setan, jadi tak heran manusia dapat berbuat jahat. Hanya saja tak memiliki malaikat maupun setan disisinya? Kalau diingat lagi, jika Yoongi memang punya satu harusnya Taehyung sudah bertemu dengan mereka dari awal ia singgah dikediam Yoongi bahkan itu tiga atau empat hari yang lalu.
"Kau yakin Yoongi tidak memiliki malaikat ataupun setan? Karena itu hal yang tak mungkin"
Anak kecil itu hanya mengangkat bahu, tak peduli. Gream, itulah yang dirasakan Taehyung. Ingin berteriak atau setidaknya berkata kasar tapi tidak bisa. "Cukup melihat keberadaanmu saja sudah membuatku muak, mengetahui kau ingin membawanya pergi menambah rasa dendam, apalagi merasakan kalau kau takkan bisa melepasnya dari rangkulanmu pingin kubunuh rasanya dirimu ini"
Bulu kuduk Tahyung berdiri, anak kecil didepannya ini tidak main-main. Auranya sangat gelap sampai-sampai membuat malaikat bersayap enam ini merinding. Sebenarnya siapa anak ini? Taehyung yakin ia akan mati tersiksa ditangan anak ini jika seperti begini terus. 'Oh Tuhan, tolonglah hambamu ini'
Seakan doanya didengar oleh Yang Maha Kuasa, pintu pada kamar tersebut dibuka oleh tangan pucat. Kaki ramping melangkah masuk, sosok Yoongi menampakan dirinya pada ruangan tersebut. Ekspresinya sedikit ceria ketika mendapati sosok anak kecil yang duduk di depan piano.
"Suga? Kukira cuma Yoonji aja yang akan nampak hari ini," ucapnya.
Dibelakang Yoongi terdapat seorang perempuan beramput pendek sebahu, usianya kira-kira 15 tahun. Mukanya datar menuju dingin, memandang tak tertarik dengan sosok anak kecil yang dipanggil Suga.
'Suga? Bukannya itu nama familliar Yoongi?' pikir Taehyung. 'Tapi itu piano 'kan?'
"Aku hanya ingin bertanya pada malaikat ini, mengenai keberadaannya hyung"
"Malaikat?" suara yang lebih feminim membuyarkan lamunan Taehyung.
Sosok Yoonji nampak didepan Taehyung yang keadaannya masih terikat senar di tembok. Matanya berkilat merah, seketika pistol sudah meencium kening Taehyung. Pistol itu asli, rasa dingin yang terhantar begitu saja menunjukan keasliannya. Air muka malaikat bersayap enam tersebut semakin memucat. Sebenarnya apa yang terjadi? Semuanya berjalan begitu cepat hingga ia tak menyadarinya.
"Yoonji, jauhkan pistol itu darinya, " pinta Yoongi yang kini sudah duduk disebelah Suga, mengelus-elus kepala anak kecil tersebut.
"Aku tak mempercayai keberadaannya, oppa" pistol tersebut masih senan tiasa mencium kening Taehyung.
"Tenanglah, dirinya sudah terikat semalaman sudah tampak dirinya tak berdaya" Suga terlihat semakin mengantuk dalam belaian Yoongi. "Aku akan membawa Suga dan kembali meracik, kau bisa disini bersamanya jika itu membuatmu lebih tenang"
Yoongi menggendong Suga dipunggungnya, membawanya keluar ruang piano tersebut yang kini hanya tersisa Yoonji dan Taehyung. Dijauhkannya pistol tersebut, kaki mulus berstocking hitam melangkah menuju tempat duduk depan piano. Setalh menyamankan diri, pistol pada genggaman tangan Yoonji kembali diarahkan ke Malaikat yang terikat.
"Ancaman adalah hal yang kurasa saat melihatmu, kau sangat beruntung sepertinya untuk bertemu Suga dan diriku terlebih dahulu. Jadi bagaimana kalau kau mulai memberitahukan motif dibalik keberadaanmu?"
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan ° Matahari
Random"Selama aku masih dapat bersamamu, bahagia akan selalu menemaniku" - Yoongi "Mencintaimu sungguh menyakitkan dikala diri ini mengetahui takdir tak berpihak pada kita" - Taehyung - Taegi - © scarlettic 2017