Part 1

56 9 11
                                    

15 oktober 2000

Oee.. Oee.. Oe..

Suara tangisan bayi terdengar di sebuah rumah sakit. Lahirlah seorang bayi perempuan yang di beri nama Abeliana Bulan Maharani.

Dia diberi nama Bulan karena bertepatan dengan lahirnya Abel, sinar bulan purnama begitu terang.

"Kutitipkan anakku kepadamu" bisikan seseorang terdengar samar di telinga bu Lilis.

"Si--" belum sempat bu Lilis menjawab kata-kata seseorang itu, tapi dia sudah tidak sadarkan diri.

05 juni 2017

Setelah beberapa tahun berlalu, Abel tumbuh menjadi sosok gadis yang sangat cantik. Dia memiliki rambut yang hitam pekat serta bulu mata yang sangat lentik.

Citt.. Cuit.. Cit.. Cit

Suara burung terdengar jelas di telinga Abel. Dia membuka mata dan segera turun menuju kamar mandi.

"Pagi sayang" ucap seorang wanita yang tak lain adalah Lilis, Ibu Abel.

"Pagi juga Ma" ucap Abel sambil masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah membersihkan diri, Abel keluar untuk membantu Ibunya memasak.

"Sayang" ucap Lilis sambil menatap wajah putri semata wayangnya.

"Iya Ma" jawab Abel.

"Usia mu sudah hampir 17 tahun, Mama akan memberi tahumu sesuatu nak"

"Iya.. Apa ma?" ucap Abel dengan nada keheranan.

"Duduk dulu nak" Lilis menyeret kursi yang ada di meja makan.

"Ada apa Ma?"

"Tunggu sebentar" Lilis merogoh sakunya dan menemukan sebuah liontin bulan berwarna biru.

"Wah.. Bagus Ma, punya siapa?"

"Hmm.." Lilis menghela nafasnya panjang "Entah kamu percaya atau tidak nak, kamu sebenarnya titisan dari Putri Bulan Purnama. Ini adalah liontin pemberian bunda mu, yang tak lain adalah Ratu Bulan Purnma." ucap Lilis menjelaskan.

"Mama ngomong apa sih? Aku gk faham sama sekali."

"Terimalah ini nak, kamu akan mengetahui semuanya saat kamu memakai liontin ini" ucap Lilis sambil memberikan liontin bulan itu kepada Abel.

Abel hanya menggaruk-garuk kepalanya.

"Yaudah Ma, Abel mau ke kamar dulu" Abel mencium pipi Lilis dan segera naik ke atas.

Saat Abel tiba di kamar, tiba-tiba liontin itu mengeluarkan sebuah cahaya. Secara Refleks Abel membanting liontinnya ke lantai.

Aneh tapi nyata, liontin itu berubah menjadi seorang wanita cantik dan bersayap yang memakai mahkota berbentuk bulan yang tak lain adalah Ratu Bulan.

"Putriku" ucap wanita itu kepada Abel.

"Siapa kamu?" ucap Abel khawatir.

Tiba-tiba wanita itu memeluk Abel dengan erat.

"Kamu adalah Titisan dari anakku, Putri Bulan Purnama" ucap wanita itu.

"Apa ini yang dimaksud Mama?" tanya Abel dalam hati.

"Apa maksud kamu" Abel mendorong wanita itu.

Wanita itu menangis ketika melihat Abel mendorongnya. Air matanya berubah menjadi butiran kristal berwarna biru.

"Makhluk apa kamu ini?" Abel melihat butiran-butiran kristal itu dan mengidik.

"Baiklah, jika kamu tidak percaya bahwa aku adalah Ibumu, coba kau berkaca" ucap wanita itu sambil menunjuk sebuah kaca.

Abel berjalan menuju kaca, dan dia berkata.

"Tidak ada apapun di wajahku" Abel tersenyum pada kaca.

"Coba kau teliti, di mata kananmu ada sebuah goresan berbentuk bulan. Itu menandakan bahwa kau adalah putriku" wanita itu berjalan menuju Abel dan mengusap pipinya.

"Jangan khawatir sayang, aku bukanlah Makhluk yang menyeramkan" sambung wanita itu.

"Apa kau bilang? Kau bukan Makhluk yang menyeramkan? Lihatlah, kau bersayap. Apakah ada manusia bersayap?"

Abel berlari ke bawah dan langsung menemui Lilis di dapur.

"Ma" Abel berteriak memanggil Lilis.

"Apa kamu sudah menemuinya?" ucap Lilis.

"Apa maksud Mama?" ucap Abel.

"Bundamu, Ratu Bulan Purnama" Lilis memberikan sebuah senyuman pada Abel.

"Ma, apa ini?" Abel duduk di lantai dan menyandarkan badannya ke kulkas.

"Abel" Lilis menghampiri Abel yang tengah kebingungan.

"Mama tau, pasti kamu bingung dengan semua ini. Asal kamu tau, Mama juga kebingungan saat pertama kali Mama melihat Ratu Bulan. Mama Fikir dia itu Makhluk yang berbahaya, tidak sayang dia tidak sepeti itu." Lilis mengelus kepala Abel dan menciumnya.

"Tapi kenapa Ma? Kenapa Abel yang harus jadi Titisan Putri Bulan itu" Abel menatap Lilis dengan tatapan kecewa.

"Tuhan sudah mentakdirkan kamu nak"

Kedua orang tersebut hanya bisa menangis meratapi nasib yang sudah diberikan oleh sang Penguasa.

"Jangan khawatir" ucap Ratu Bulan.

Seketika mereka berdua menoleh ke sumber suara.

"Aku tidak akan memisahkan kalian, aku akan tinggal disini" Ratu Bulan memberikan senyuman kepada Abel.

Ratu Bulan memutar badannya, dan seketika dia berubah menjadi sosok wanita yang sangat cantik.

"Peluklah Bundamu sayang" ucap Lilis.

Abel menoleh dan menatap mata Lilis.

"Aku takut" jawab Abel polos.

"Tidak ada yang perlu kau takuti sayang, dia tidak berbahaya" Lilis mengusap pipi Abel dan membantunya untuk berdiri.

Thx for read🔫

Haloo.. Ini kali pertama aku buat cerita Fantasy.

Semoga kalian suka ya.

Jangan lupa Vote and Comment.

(Ps: cerita ini di lanjutkan setelah Fans and selebgrams tamat)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AbelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang