part 1

35 5 3
                                    

Author POV

Seorang gadis berjalan dengan dagu terangkat saat memasuki universitas tempatnya belajar. Semua mata tertuju padanya. Ada yang menatapnya iri, ada juga yang menatapnya kagum. Tentu saja kaum adam yang menatap kagum padanya.

Maurin Zefanya Delin. Itu adalah mahasiswi yang barusan saja dibicarakan. Ia adalah seorang anak pengusaha terkenal yang bergerak di bidang properti. Ia juga terkenal bukan hanya karena kecantikannya, namun ia juga pintar. Ia masuk ke universitas ternama di kotanya bukan karena dia anak orang kaya. Ia mempunyai otak yang cemerlang dan mendapat beasiswa dari universitasnya yang sekarang.

Ia memasuki kelasnya dengan wajah yang angkuh tetapi tidak menghilangkan kesan anggun pada aura tubuhnya. Tentu saja ditemani dengan tatapan seperti tadi.

"Maumau! siniii..!!" ujar seorang gadis berambut cokelat dengan suara yang cukup nyaring Ia adalah Queen Adeeva Colin. Sahabat Aurin semenjak ia duduk di kelas 1 SMP.

Langsung saja Maurin menghampiri perempuan tersebut dan duduk disampingnya. "Sudah aku bilang jangan manggil Maumau, jelek tau gak" ucap Maurin dengan wajah merengut dibuat-buat.

"Hey itu panggilan sayangku untukmu jadi jangan pasang muka merengut seperti itu. Kau tahu itu jelek" ujar Queen sambil cekikikan melihat wajah sahabatnya yang cemberut seperti itu.

"Daripada merengut seperti ini lebih baik kita ke kantin saja"

"oke" setelah itu mereka berdua menuju kantin untuk mengisi perut mereka sebelum kelas dimulai.

di sisi lain...

"Rasya lo kalah main PES semalam, jadi lo harus nurutin mau kita-kita"

"Fine, jadi apa mau kalian?" ucap seorang pria yang bernama Rasya.

Bagaimana tidak? Ia kalah bermain PES dengan teman-temannya karena Arga curang. Ia membuatkan mie dengan tambahan cabai 5!! Bagaimana bisa konsen main kalau perut selalu melilit!

"Lo lihat dua cewe yang sedang berjalan kearah kantin?"

"Iya kenapa?"

"Lo tembak dia, lo sama dia harus pacaran selama 3 bulan. Kalo berhasil motor ninja kesayangan gue bakal jadi milik lo" ucap seorang pria bernama Felix.

tawarannnya ok juga, lagian cewe itu sepertinya mudah untuk ditaklukan! batin Rasya berkata.

"Cewe mana yang harus gue taklukin?"

"Serius bro?! gak jamin gue lo bakalan bisa dapetin tuh cewe"

"Jangan panggil gue Rasya si penakluk wanita kalau gabisa naklukin cewe kaya dia"

"ok ok. Lihat cewe yang baju putih itu? itu target lo, namanya Maurin"

"Cantik juga. 3 bulan kan? Gue terima tantangan lo"

•|•|•|•

Saat memasuki kantin, tentu saja tatapan memuja didapatkan oleh dua perempuan ini. Tapi tiba-tiba...

"Lo ikut gue" ujar seorang cowok saat berada dihadapan mereka berdua yang langsung saja menarik tangan perempuan bernama Maurin dan meninggalkan Queen sendirian yang masih melongo karena tidak menyangka seorang Rasya Marquez Devaldo menghampirinya. Oh tidak, lebih tepatnya Maurin.

Semua orang yang melihat kejadian itu hanya menampilkan wajah terkejut. Suatu pemandangan yang menggugah selera bagi kaum hawa untuk bergosip ria mengenai kejadian ini.

sedangkan di sisi lain..

"Apaan sih, lepas! Lo itu siapa? Gausah narik-narik tangan gue bisa kan?!" ujar Maurin saat mereka berdua sampai di deretan loker yang terlihat sepi.

Sesaat mendengar kalimat itu, Rasya melepas cekalannya pada tangan Maurin.

"Ok sorry misalnya agak kasar. Tapi disini gue cuma mau bilang kalo mulai sekarang lo jadi pacar gue," ucap Rasya dengan enteng.

"What?! Barusan lo bilang apa? gue jadi pacar lo? gila ya lo?!"

"Enggak, gue sehat sentosa dan gue gak terima penolakan"

"Heh cowo sarap! Gue gamau jadi pacar lo. Nembak aja engga tiba-tiba ngaku-ngaku pacaran," ucap Maurin dengan nada yang berapi-api.

"Oh jadi lo mau di tembak sama gue? ok no problem. As you wish honey" Ujar Rasya dengan kedipan saat di kalimat akhirnya. Setelah itu ia langsung meninggalkan Maurin dengan wajah yang kaget tentunya.

Tuhan... Apakah ini mimpi? Jika iya tolong bangunkan aku dari mimpi buruk ini!! batin Maurin berkata.

I Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang