Three

41 2 0
                                    

Dari hari itu tingkah Luna sangat aneh di mata Lio. Setiap mereka berpapasan Luna selalu pergi menjauh. Ia tidak memberikan kesempatan kepada Lio untuk bertanya.

Chat dari Lio pun tidak pernah dibalas oleh Luna. Lio menjadi gundah gulana dibuatnya.

"apa gue ada salah sama dia ya ? Gue harus bicara, gak bisa tenang kalo kayak gini" Lio memutuskan untuk bicara secara paksa dengan Luna saat pulang sekolah nanti.

Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Luna bergegas untuk pulang. Saat Luna berjalan menuju gerbang sekolah, datanglah Lio mencegat tepat di depannya.

"Luna!" teriak Lio.

Luna tidak menjawab dan berusaha pergi meninggalkan Lio.

Lio menghadang Luna lagi "Lo kenapa sih ? Gua ada salah apa ? Ngomong dong"

"Nggak ada kok, aku mau pulang" jawab Luna dengan menundukan kepala.

"kalo nggak ada apa-apa kenapa lo menghindar dari gue ?"

Luna diam seribu bahasa.

"Jawab dong, gue gak ngerti sama jalan pikiran lo. Kalo emang gak suka sama gue, bilang aja langsung, jangan buat kesabaran gue habis"

Luna sangat bingung saat itu, ia sangat tertekan satu sisi ia takut dengan ancaman ayu dan satu sisi ia menyukai Lio.

"kalo lo gak bisa jawab berarti bener lo gak suka sama gue"

Mata luna mulai berkaca-kaca, ia ingin menceritakan kejadian yang sebenernya tetapi ia tak sanggup menanggung akibatnya.

"oke, diem lo itu adalah jawaban. Gue akan pergi dan gak bakal ganggu lo lagi." Lio pergi meninggalkan Luna dengan sangat kesal dan marah.

Seketika itu air mata Luna berlinang dengan deras. Ia menangis tersedu-sedu dan merasa sangat bersalah.

Sejak saat itu Luna suka bengong dan sedih, baik dirumah maupun disekolah Luna tidak pernah terlihat tersenyum, hanya kesedihan yang tampak dalam wajahnya.

Sedangkan Lio sangat kesal dan tidak percaya akan semua yang telah terjadi. Tapi Lio berusaha untuk move on dari Luna.

Saat-saat seperti ini dimanfaatkan oleh ayu cabe-cabean itu.

Lio sedang berada dikantin dengan muka muram, datanglah ayu ingin menghiburnya.

"Lio lo kenapa ?" tanya Ayu tanpa perasaan berdosa.

"Gak apa-apa"

"Gue denger Luna ngejauh dari lo ya ?"

Lio sedikit menoleh ke arah ayu sesaat. "Lo tau darimana ?"

"Yaampun Lio, gue tau dari temen-temen lo lah.."

Lio tidak membalas jawaban Ayu.

Luna saat itu sedang belanja dikantin, dan ia melihat Lio dan Ayu tanpa disengaja. Ayu yg menyadari hal itu mengambil kesempatan.

"Udah Lio daripada lo galau mending kita nanti malam nonton aja, lo butuh refreshing kan ?"

Lio ternyata juga menyadari kehadiran Luna disana. Lio tidak ingin terlihat lemah dimata Luna, oleh karena itu ia menerima tawaran Ayu.

"ok ayo, gue juga gak ada acara" Lio mengiyakan ajakan Luna sambil memegang tangannya. Dan pergi meninggalkan Luna.

Luna yang melihat kejadian itu di depan matanya menjadi sangat sedih. Dia teringat kembali akan kenang-kenangan yang pernah mereka alami bersama.

Malam itu tiba, Lio menjemput Ayu untuk pergi ke bioskop.

Lio tiba di depan rumah Ayu, dan membunyikan bel motor ninja miliknya.

Ayu melihat dari jendela kamarnya Lio sudah datang, ia bergegas menemui Lio.

"maaf ya lama.."

"nggak papa , btw kamu cantik banget malem ini" Lio terpesona melihat ayu malam itu, karena Ayu sangat cantik.

"gombal lo haha, yuk jalan" jawab ayu.

Mereka pun tiba dibioskop.

"yuk masuk" ajak Lio sambil menawarkan tangannya untuk di gandeng.

"ayuk" Ayu membalas dengan menggandeng tangan Lio.

*di dalam bioskop
Terlihat adegan terakhir film aadc 2.

"gila romantis banget filmnya ya" kata ayu.

"baper lo ya hahaha" balas Lio menyeringai

"ih apaan sih ?" dengan nada malu-malu ayu menjawab.

"Mau kemana lagi kita ?" tanya Lio

"hah ? Kemana lagi ? Maksudnya ?" tanya Ayu balik.

"ya kali aja mau jalan lagi" jawab Lio dengan nada merayu.

"pulang aja deh udah malem, gak enak sama mama"

"oke kalo gitu"

Kemudian mereka pulang ke rumah ayu.

"makasi ya" jawab Ayu dengan senang.

"gue yang makasi.." balas Lio

"kenapa ?"

"ya karna lo udah bikin galau gua hilang"

"hmmm iyayaa, udah gak usah dipikirin lagi si Luna dia cuma bikin lo galau." Ayu berusaha membuat Lio melupakan dan membenci Luna.

"ya pasti lah, sekali lagi makasi ya"

Hari itu Lio dan Ayu mulai dekat. Lio tetap tidak tau bahwa sebenarnya Luna menjauh karena ancaman Ayu.

Sementara itu di malam yang sama Luna sedang berada dikamarnya. Luna sangat sedih. Luna teringat moment Lio menggandeng Ayu dikantin yang membuat dia untuk pertama kali merasakan sakit hati.

Lio dan LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang