Chapter 4

23.3K 147 70
                                    

Sandra Pov.

Sebulan sudah pernikahanku berjalan, namun hingga detik ini Dave masih saja bersikap dingin kepadaku dan jarang pulang ke rumah. Aku merasa bukan seperti istrinya, aku merasa seperti pembantu dan budak seksnya saja.

'Tok..tok..tok!'

Aku berjalan kearah pintu dengan cepat, takut kalo yang pulang adalah Dave. Ia pasti akan memarahiku jika aku lama membuka pintu. Namun bukan Dave, ternyata Bang Dimas dan Kak Bia beserta keponakanku Mila.

"Bang? Ayo masuk"Ucapku membuka pintu lebih lebar untuk mempersilahkan mereka masuk.

Aku segera berjalan ke arah dapur untuk membuatkan mereka minuman setelah mempersilahkan mereka duduk.

"San? Gimana pernikahan kamu dan Dave?"Tanya Kak Bia dengan memandangku dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Aku bahagia Kak, Dave adalah suami yang baik" Maaf,aku berbohong Kak.

"Sandra?" Aku menoleh ke arah Bang Dimas, dan memandangnya dengan sebelah alis terangkat.

"Aku dan Bia akan pergi ke Amsterdam untuk mengurus bisnis selama 2minggu. Aku ingin menitipkan Mila ke kamu, umurnya masih terlalu kecil untuk ku bawa pergi keluar negeri."

Aku memandang keponakanku, Mila. Ia masih sibuk memakan kue kering yang tersedia di dalam toples dan aku mengangguk menyetujui permintaan Bang Dimas.

"Aku lega, maaf aku merepotkanmu dan Dave. Tadinya Dimas mau menitipkan Mila dengan Mama dan Papa, tapi aku melarangnya karna Mama dan Papa sudah tua sedangkan Mila pasti sangat aktif."

"Tak perlu merasa merepotkanku Kak, Mila sudah ku anggap anakku sendiri."

Akhirnya aku dan Bang Dimas serta Kak Bia berbincang hingga waktu sudah sore dan mereka berpamitan karna akan pergi ke Amsterdam nanti malam.

***

Author Pov.

Setelah kepergian Dimas dan Bia, Sandra segera pergi menghampiri Mila yang masih asik menonton televisi yang menyiarkan kartun.

"Mila sayang? Ayo kita mandi, nontonnya dilanjutin nanti" Ucap Sandra membuat Mila menoleh dan tersenyum.

"Ayo Ma"

Ma? Ya Mila memang memanggil Sandra dengan sebutan Mama, karna ia memanggil kedua orang tua kandungnya Ayah-Bunda. Padahal Sandra sudah menyuruhnya memanggil tante saja, tapi Mila bersikeras memanggilnya Mama.

Setelah selesai memandikan Mila, Sandra segera berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Ma? Mau Mila bantu?" Sandra tersenyum memandang anak kecil yang sedang memandang dirinya.

"Gak perlu sayang, Mama bisa sendiri. Kamu lanjutin aja nonton kartunnya."

Mila mengangguk dan pergi meninggalkan Sandra, setelah semua makanan siap Sandra segera mengambil ponselnya dan mencoba menelfon suaminnya.

"Halo Dave? Aku hanya ingin bertanya, malam ini kamu makan dirumah atau enggak"

"......"

Sandra menghela nafas jengah, pasti selalu seperti ini. Dave tidak pernah makan dirumah dan selalu pulang hampir dini hari, Sandra tau apa yang dilakukan Dave diluar sana. Namun ia memilih bungkam.

Sandra segera mengajak Mila makan malam hanya berdua. "Ma? Om Dave belum pulang?" Tanya Mila disela kegiatan makannya.

Sandra menggeleng, "Enggak sayang, Mulai sekarang Mila panggil Om Dave dengan sebutan Papa ya? Kan Om Dave suami Mama." Jelas Sandra membuat Mila mengangguk cepat dan tersenyum.

Jam menunjukan pukul 10 malam, Mila sudah terlelap dikamar sebelah sedangkan Sandra masih sibuk membaca majalahnya menunggu Dave pulang.

'Cklek!'

Sandra menoleh dan mendapati Dave sedang berjalan menuju Ranjang. Dengan sigap Sandra menaruh majalahnya dan segera bangkit berlutut dihadapan suaminya yang sudah duduk di ranjang untuk melepas sepatunya.

"Kamu mau mandi atau makan?" Tanya Sandra sambil memunguti kemeja dan jas Dave yang berserakan dilantai.

"Mandi."

Sandra segera pergi ke kamar mandi dan menyiapkan air hangat untuk Dave, setelah semuanya siap ia segera memberitahu Dave membuat pria itu memasuki kamar mandi dan ia menyiapkan pakaian untuk suaminya.

Selalu seperti ini setiap Dave pulang, setelah mandi ia pasti akan tertidur tanpa memperdulikan Sandra. Atau seperti dua hari yang lalu, Dave pulang dengan keadaan mabuk dan menyetubuhi Sandra dengan kasar.

***

Dave Pov.

"Dave? Ayo bangun, kau harus berangkat ke kantor. Hari ini ada meeting" Aku menggeliatkan badanku dan membuka kedua mataku yang terasa enggan untuk terbuka.

Sandra, ia istriku yang kini membangunkanku. Aku tau semua sikapku sudah sangat keterlaluan padanya, aku merasa nyaman bersamanya namun mengingatnya yang menghalangi hubunganku dan Rachel membuatku makin emosi padanya.

Dengan malas aku segera bangkit dan menuju kamar mandi tanpa melirik ataupun menyapa Sandra. Setelah selesai mandi aku bergegas keluar dari kamar mandi dan memakai pakaianku yang sudah disiapkan Sandra.

Aku menuju kelantai bawah untuk sarapan, terkadang aku juga tak tega melihat masakan Sandra yang tak jarang ku abaikan. Sampai diruang makan aku tidak melihat adanya Sandra, aku hanya melihat Mila keponakannya. Aku mengernyit bingung, kenapa Mila ada disini?

"Papa Dave? Ayo makan, Mama lagi ke kamar mandi sebentar katanya." Ajak Mila membuat ku tersadar dan segera berjalan ke arah meja dan duduk.

"Mila kenapa disini? Ayah dan bunda kemana memang?" Tanyaku pada gadis kecil yang masih asik mengunyah makanannya.

"Mereka keluar negeri Pa."

Pa? Mila memanggilku Papa, entah kenapa mendengarnya sudut hatiku berdesir. Seandainya anakku yang memanggilku Papa.

"Astaga Dave, maaf membuatmu menunggu. Ayo makan" Pekik Sandra yang kini sudah sibuk mengambilkan makanan untukku, wajahnya pucat dan keringat tak berhenti dari pelipisnya.

"Kau sakit?" tanyaku dengan wajah datar. Sandra hanya menggeleng dan tersenyum lemah.

Setelah sarapan selesai aku langsung pergi ke kantor tanpa mengucapkan apapun pada Sandra. Maaf San, aku masih belum bisa menerima semua ini.

***

"Mila sayang, turun Nak. Nanti kamu jatuh." Ucap Sandra yang melihat Mila sedang melompat-lompat diatas sofa sambil menonton acara kartun kesukaannya.

"Mila, dengerin Mama sayang."

Mila masih enggan menuruti permintaan Sandra, Bruukkkk! Mila menengok ke arah suara. "Mama!!!" teriaknya langsung menghampiri Sandra yang sudah tak sadarkan diri.

Dengan cepat Mila merogoh kantung celana Sandra dan menemukan ponsel untuk segera menghubungi Dave.

"Aku akan meeting, ada apa sih kau menelfonku?!" Mila berjingkat kaget memdengar bentakan Dave.

"Maaf Mila mengganggu Papa, tapi Mama pingsan Pa. Mila gak tau harus gimana." Isaknya menangis, bukan karena bentakan Dave. Tapi ia terlalu khawatir dengan keadaan Mamanya.

Sambungan telepon diputus Dave sepihak.

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because Of You (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang