2

63 1 0
                                        

SMP Nusantara. Nindya berdiri didepan gerbang sekolahnya. Lalu diapun berlari ke mading untuk melihat dia berada dikelas mana. Dia memainkan telunjuknya sambil mencari namanya,dia memulai dari kelas 8⁴,ke 8³,8² dia masih tidak menemukan namanya. Dia ragu melihat ke kolom kelas 8¹ tapi dia coba melihat,dan.. Iya NINDYA CLARETTA namanya ada di 8¹,berarti dia kelas 8¹. Sontak dia lompat dan berteriak. "Yeeeeee,masuk kelas unggul". Semua siswa yang tadinya sibuk sendiri lalu melongo melihat Nindya. Nindya cengengesan.

Setelah tau dia dikelas 8¹ dia senyum sepanjang jalan saat menuju kelasnya. Diperjalanan saat ingin kekelas tangannya ditarik Enzi,sahabatnya sejak SD.

"Nindyaaa,sumpah gue kangen lo!" teriak Enzi

"Enziii,gue juga kangen banget! Eh,lo kelas mana? Gue 8¹ loh. Kelas unggul!"

" Aelah Nin,gak heran sih lo di 8¹. Gue 8² nih. Seenggaknya kan kelas kita gak jauh jauh banget"

"Iya Zii. Gak terasa ya udah kelas 8 aja. Eh,btw gue pengen curhat nih."

"Ada apaan Nin?"

"Bokap nyokap gue,udah beberapa hari belakangan gak pulang. Gue telfon juga gakbisa."

"Loh,terus warung lo gimana?"

"Ya gitu,tetep gue bukalah. Cuma ya agak aneh Zi,isi warung gue tu miris banget,usaha cuci mobil bokap gue jugak udah gak buka beberapa hari ini"

"Loh,kenapa gitu ya Nin?"

"Gaktaudeh Zii,gue khawatir banget sih."

Teettttttttttttttttttt. Bel tanda masuk pun berbunyi.

"Yaelah,ni sekolah berlebihan banget sih. Masih jam 7 jugak." ketus Enzi

"Karna disiplin kan kita masuk sini? Yaudahdeh,gue masuk kelas dulu ya Zi.Byee!" kata Nindya sambil bergegas.

***

Dikelas Nindya bingung mau duduk dengan siapa,karna dia sama sekali gak punya teman akrab. Dia melihat sekeliling dan melihat ada 3 anak perempuan yang sedang asik dan seorang diantaranya duduk sendiri. Disitu ada Nikha teman sekelasnya dulu tapi dia gak terlalu akrab. Yulia dan Rianti anak kelas 7³.

"Hai Nik,Nti,Yul. Gue boleh gabung?" tanya Nindya pelan.

"Eh Nindya. Yuk gabung" kata Nikha

"Oke,makasih ya."

Nikha,Yulia,Rianti sibuk sendiri dengan cerita mereka seolah Nindya tidak ada disitu. Nindya bahkan tidak membawa ponsel untuk menghilangkan kebosanannya. Dia juga berharap agar guru cepat datang. Akhirnya,Pak Dede guru bahasa inggris super cuek masuk kekelas. "Akhirnya.." desah Nindya.

***

Hari ini benar benar sangat membosankan bagi Nindya. Untungnya hari ini jam pulang sekolah cepat.

Nindya pulang naik angkot,sesampainya dirumah dia heran gerbang rumahnya terkunci dengan rantai besar. Dia pergi kerumah Bu Arni,tetangganya untuk bertanya.

"Permisi bu" kata Nindya

"Eh ada Nindya. Ini Nin tadi ada titipan pesan dari Bi Marsi" Bu Arni menyodorkan surat dan juga ponsel Nindya

"Ohiya,terimakasih ya bu. Kalok gitu saya pamit dulu bu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

***

Nindya duduk dibangku panjang luar gerbangnya sambil membuka surat titipan Bi Marsi.

"Assalamualaikum nak.
Maaf ya Mama papa gak ngasi kabar ke kamu. Mama papa terlalu tidak berani mengatakan ini. Sebenarnya sekarang Mama dan papa sudah tidak di Jakarta. Kami sekarang sudah diKalimantan."

Deggg,jantung Nindya perlahan berhenti. Dia menarik nafas untuk meneruskan membaca surat itu.

"Nak,kami harus pergi karna usaha kita sudah bangkrut. Mama mengambil pinjaman dari bank dan menggadaikan rumah kita. Kamu pasti heran kan kenapa rumah tidak bisa dibuka? Kamu harus mandiri nak. Nino sudah mama bawa bersama kami disini. Sekarang segalanya kamu lakukan sendiri. Kamu tinggal diwarung ya nak. Disana sudah mama letakkan uang pegangan kamu. Sekian dulu dari mama nak. Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam" kata Nindya pelan. Tanpa sengaja dia meneteskan airmata.Ntahlah,dia tidak tau apa yang dia rasakan sekarang. Yang dia tau dunia begitu jahat saat ini,dia hancur.
****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BadGirl Hijrah💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang