Sudah tiga bulan sejak perang civil terjadi, kerusakan-kerusakan yang ada telah diperbaiki hingga dapat beroperasi kembali. Semuanya kembali berjalan dengan normal, ya, setidaknya bagi para penduduk New York.
Avenger tower diliputi oleh aura dingin, meski perang sudah berlalu dan kedua kubuh telah berdamai namun tetap saja tak sedamai yang terlihat oleh kebanyakan orang.
"Bisa kita kembali seperti sebelum terjadi perang? Kita sudah sepakat untuk berdamai, jadi kenapa kalian tetap perang tatapan seperti ini?" Ujar Tony.
"Kau pikir ini semua salah siapa?!" Seru Clint.
"Tapi aku-"
"Sudahlah Stark, bisakah kau diam, satu ruangan denganmu saja sudah membuatku muak, apa lagi harus mendengar suaramu!" Steve beranjak dari tempat duduknya diikuti oleh yang lain.
Tony menundukkan kepalanya hingga bayang-bayang poni rambutnya menutupi segala ekspresi yang tersirat disana. Namun jika kau perhatikan lebih baik kau akan melihat segatis sunga yang tercetak disana.
...
..
.Tony duduk dimeja kerjanya, beberapa ketas yang menunggu ditanda tangani olehnya tergeletak begitu saja diatas meja tak ada minat sedikitpun bagi Tony untuk menyentuhnya.
"Cepat selesaikan pekerjaanmu Tony." Ujar sang wanita, Pepper.
"Aku tak berminat melakukan apapun untuk saat ini Pep." Ujar Tony tanpa menoleh sedikitpun.
Pepper memandang Tony prihatin, meski hubungannya dengan Tony tidak berhasil tapi, tetap saja dia sudah menganggap Tony seperti adiknya sendiri. Dan ia sedikit banyak mengetahui apa yang dirasakan oleh Tony saat ini, sebenarnya dia ingin sekali mengatakan yang sebenarnya pada yang lain namun Tony melarangnya untuk melakukan hal itu.
"Baiklah, kau boleh libur untuk hari ini Tony," Kata Pepper. "Dan sebaiknya kau pergi menemui 'mereka', 'mereka' pasti sangat senang bertemu denganmu."
Binar dimata Tony yang awalnya redup terlihat mulai sedikit menampakan kehidupan. Senyuman kecil terlukis diwajahnya.
"Kau benar Pep, lebih baik aku menemui 'mereka'." Tony beranjak dari tempat dia duduk dan berlalu keluar dari ruangan pribadinya menyisahkan Pepper seorang diri.
"Ya, setidaknya masih ada hal yang membuatnya sedikit tersenyum."
...
..
.#buak
#duakSteve terus memukul samsak didepannya untuk menyalurkan rasa kesal dan bencinya.
Ia sangat membenci Tony, karena pria kekanak-kanakan itu sahabat terbaiknya tewas, sementara Tony terlihat biasa saja seolah tak memiliki rasa bersalah sedikitpun.
"Jika saja kau mau mengerti Bucky tak akan tiada!!"
#buak
#duak
#BRAAKSamsak didepannya terlepas dari pengaitnya dengan isi yang berhamburan kemana-mana.
"Hah.hah.hah.." Deru nafas Steve memburu, terdengar mengema diruang latihan Avenger tower.
Mata biru lautnya yang biasanya penuh perhatian dan kelembutun kini berubah menjadi kebencian. Maniknya yang semula jerni tertutup kabut kegelapan yang semakin menguat.
KAMU SEDANG MEMBACA
real hero
FanfictionAntony Stark, sosok bilioner dibalik kokohnya jubah besi cangih ciptaannya. Sosok yang bagi semua orang adalah penganggu, kekanak-kanakan, ceroboh, sok, dan semaunya sendiri. "Bersikaplah dewasa Stark, kau sangat menganggu." Namun, benarkah itu dia...