Yoon Gi duduk memandang Claire yang sibuk memainkan sendok di dalam gelas. Sesungging senyum terukir manis di bibir. Namun senyuman itu tak jua mempermudah nyali untuk melanjutkan perbincangan. Untaian kisah masa lalu telah usai mereka ceritakan. Sudah saatnya mereka melanjutkan pada perbincangan yang menjurus pada masa depan. Yoon Gi menghela napas ringan. "Bi, kau masih berhubungan dengan Jung Kook?" Sembari memandang kesembarang arah, Yoon Gi mencoba melanjutkan obrolan.
Claire mengangkat pandang melihat wajah Yoon Gi yang tak mengarah padanya. "Kenapa bertanya soal Jung Kook? Kedekatanku dengannya tak sebanding dengan kedekatan kalian berdua," kata Claire. Yoon Gi terkikik lantas menyuap potongan kecil muffin. "Lalu... bagaimana dengan Han Na?" Claire memberi pembalasan.
Lelaki itu langsung mendelik sambil menarik ujung bibir. Menaruh lagi muffin ke atas piring lanjut menyesap sisa minuman di dalam cangkir miliknya. "Aku dan Jung Han Na, sama sekali tidak dekat. Bagaimana bisa kau menyinggung soal dia?" nyinyir Yoon Gi.
Kali ini Claire yang terkikik. Ia lanjut memainkan sendok di dalam gelas.
"Dibandingkan aku, hubunganmu dengan Jeon Jung Kook yang lebih pantas dipertanyakan. Apa kalian sedang melakukan kudeta di belakangku saat itu?"
Claire mendadak diam begitu Yoon Gi selesai dengan kalimatnya. Ia tertegun sambil memandang Yoon Gi. "Kenapa kau menganggap itu sebagai kudeta?" Claire mengerucutkan bibir.
"Bersekongkol untuk membuatku cemburu, sama saja, 'kan?" jelas Yoon Gi. Claire sontak mengernyit. Jadi selama ini Yoon Gi sudah tahu niat kedekatannya dengan Jung Kook? Lantas kenapa ia diam saja? Tidak. Apa karena ia memang sudah tahu oleh sebab itu ia bersikap acuh? Claire mulai mengisi otak dengan segudang pertanyaan.
"Jadi, kau sudah tahu?" tanya Claire. Namun Yoon Gi menggeleng.
"Awalnya aku mengira kalian benar-benar dekat sebagai pasangan. Tapi, lama tidak bertemu denganmu membuatku leluasa memikirkan banyak hal." Yoon Gi kembali menyuap potongan muffin. "Jeon Jung Kook bukan tipe orang yang mau menikung teman sendiri. Ya... walau kita tidak benar-benar menjalin hubungan seperti itu. Dan aku yakin, kalau bukan itu lantas apa lagi alasan kalian?"
Claire berkedip cepat. Mendadak gugup saat hendak menyesap sisa melya hingga cairan itu terciprat ke luar gelas mengenai wajah. Claire mendengus lantas menaruh lagi gelas ke atas meja. Terburu-buru mencabut lembaran tissue dari wadah untuk menyeka noda di dagu hingga lehernya.
Yoon Gi tertawa kecil menyaksikan tingkah kikuk Claire. Ia beranjak dari kursi lalu mencondongkan tubuh demi menjangkau Claire. "Kau bukan anak-anak lagi, Bi. Ini memalukan." Yoon Gi mengusap wajah Claire dengan sapu tangan. Hingga wajah manis gadis itu harus merona lagi dibuatnya. Entah kapan terakhir kali ia merasakan sentuhan Min Yoon Gi.
"A-aku bisa membereskannya sendiri," kata Claire sembari menepis tangan Yoon Gi.
Hening.
Sementara Claire sibuk membersihkan diri, Yoon Gi hanya duduk dan menonton. Ia tidak mencoba membuka topik lain. Bukan karena tidak mau, hanya saja otaknya mendadak hampa hingga sulit memikirkan bahan obrolan.
"Ehem."
Yoon Gi mendelik saat terdengar Claire berdeham.
"Bagaimana dengan olimpiade? Kudengar beberapa bulan lagi olimpiade renang tingkat nasional akan diselenggarakan?" sambung Claire mencecar. Yoon Gi tersenyum sambil mengantongi sapu tangan bekas menyeka wajah Claire.
"Kenapa? Kau ingin aku menjanjikan medali emas lagi?" balas Yoon Gi.
"Jika kau tidak keberatan, aku bersedia menerima." Claire mengalihkan pandangan dari Yoon Gi.
KAMU SEDANG MEMBACA
비물 (Rain) ✔
FanfictionSudah terbit. Cerita juga bisa dibaca di akun collab kami @nadheachan. ©2017 Nadhea Rain & Adiinda Chan (@hopehold)