Hari itu
Saya ingat bagaimana kamu menatap saya. Membuat saya melayang tinggi tanpa tau bagaimana sakitnya jatuh ke dasar lagi. Membuat saya tak berhenti berpikir. Kenapa harus saya yang kamu tatap sedalam itu.
Entah saya yang salah mengartikan tatapanmu. Atau kamu yang memaksa saya untuk berharap. Saya gak ngerti. Hati saya meronta untuk selalu berada disampingmu. Pada kenyataan yang saya tau bahwa ada jarak yang menghalang. Jarak yang gak bisa saya runtuhkan karena begitu besar dan kuat.
Saya lelah harus memperhatikanmu dalam diam. Menyayangimu dalam sepi. Mendoakanmu diwaktu ibadah saya. Dan kamu? saya gapernah tau apa yang kamu perhatikan. Saya gapernah tau siapa yang kamu sayangi. Dan saya gatau siapa yang kamu doakan diwaktu ibadahmu.
Sedikit perhatian darimu, menimbulkan banyak masalah di hidup saya. Iya, masalah saya yang terlalu berharap. Masalah saya yang gak mungkin gapai kamu. Dan masalah yang saya tau bahwa saya hanya sebatas pengagum rahasiamu.
Kita memang dekat. Bahkan bisa saja saya genggam erat tanganmu. Memelukmu. Kalau saya ingin. Bisa saja tidak akan saya lepas lagi. Tapi, saya siapa? saya gak bisa senaif itu. Saya memang amat sangat menyayangimu, tapi saya gak mau memaksamu bersama saya pada kenyataan hatimu bukan pada saya(:
7:35am