D

2.9K 291 73
                                    


"Tapi sayangnya, aku tidak yakin kalian bisa membantuku."

Tatapan angkuh itu menusuk kepala Jimin yang masih memandangnya datar. Taehyung terduduk malas di sofa kecil yang ada di sudut ruangan, tengah memberikan kalimat-kalimat penolakan pada Jimin yang masih terbaring lemah dengan tatapan malas.

"Apa kau selalu sekeras kepala ini?" Ini Youngjae. Yang sekarang terduduk di sebuah kursi sebelah ranjang Jimin.

Jimin baru saja sadarkan diri dua hari yang lalu, ketika kedua orangtuanya baru saja datang dari Busan. Syukurlah ia tidak mengalami masalah serius, hanya tulang pada lengan kanannya sedikit retak tanpa mengalami trauma berlebihan pasca kecelakaan.

"Percayalah sunbae, kau akan terbiasa dengan kekeras kepalaan berandal satu ini."

"Owh, tentu saja aku sudah terbiasa. Percaya atau tidak, aku sering menghadapi orang seperti temanmu ini."

Kening Jimin mengernyit, "Benarkah?"

Youngjae menaik-turunkan alisnya, "Hem, kau tidak akan percaya ada banyak sekali orang keras kepala disekitarmu."

Jimin mengendikkan bahu acuh, lalu kembali melirik Taehyung yang kini tengah memainkan ponselnya.

"Hei, brengsek." Dengan malas Taehyung menoleh. "Terimakasih."

"Hem." Hanya itu, kemudian kembali berkutat dengan ponsel pintarnya.

Iris Jimin memutar malas, "Sunbae, bagaimana keadaan Daehyun sunbae?"

Youngjae terdiam.

Dengan sangat pelan, ia membalas tatapan Jimin. Youngjae tengah berpikir keras.

Tidak berapa lama, ia memaksakan sebuah senyum halus. "Jangan terlalu memikirkannya, fokuslah dengan kesembuhanmu."

Agak lama Jimin merespon, hingga ia mengangguk lalu tersenyum, "baiklah, kuharap dia baik-baik saja."

"Siapa yang baik-baik saja?"

Jimin dan Youngjae menoleh bersama dan mendapati Taehyung yang sudah berdiri mendekati ranjang Jimin, sembari memakai jaketnya.

"Temanku yang bersama Jimin. Kita sudah pernah membicarakannya."

Taehyung mengangguk sedikit acuh.

"Kau ingin pergi?" Jimin bertanya.

Taehyung meringis lebar, hingga menampakkan deretan giginya, "aku lapar, ingin keluar sebentar."

Jimin menghela napas berat, "bukankah kau baru saja makan satu jam yang lalu? Lama-lama otakmu tertumpuk dengan lemak, dan membuatmu lamban berpikir."

Iris Taehyung memicing jengah, bosan akan kata-kata tajam yang terlontar oleh bibir sahabatnya itu. Sungguh, sepertinya sakit tidak membuat kadar kepedasan mulut Jimin menurun.

"Boleh aku menitip sesuatu?" Youngjae bersuara.

Taehyung bertatap tanya, "apa?"

"hanya snack dan minuman. Aku akan mengganti uangnya nanti."

Taehyung mengangguk pelan, "itu mudah."

Jimin berdecak, "segalanya mudah bagimu, kecuali meninggalkan dunia gelapmu itu."

Taehyung mendesah berat. Tidak ingin berdebat, segera ia berbalik dan berjalan keluar.

"Ya! Jangan lama-lama, cepat kembali!"

.
*the triangle*
.

"Iya, aku tidak akan lama!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Triangle | ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang