I : The Day

9 1 0
                                    

I : The Day

---

"Justineau, bangun atau akan kubuang mobil rongsokanmu itu!"

Dengan malas aku membuka mata dan menyampirkan selimut sambil mengerang.

"Argh. Berhenti mengancam tentang mobilku, Bu!" ucapku berteriak.

Terdengar ibuku mencoba membuka pintu, dan voila, tampak wajah kesalnya memandangku tajam.

Dia mendesis sebelum berucap. "Kau sudah sangat telat untuk pergi ke sekolah. Dan itu konsekuensimu, tidak ada bolos untuk hari ini."

Lalu dia segera keluar dari kamarku tanpa menutup pintunya lagi.

Ya Tuhan, kenapa manusia harus bersekolah?

---

Sarah, hari ini aku tidak ke sekolah. Bisakah saat pulang sekolah nanti kau menemuiku di kedai kopi Adam? Please :(

Sent.

Aku mengirim pesan ke Sarah, temanku di sekolah. Hanya dia yang kuanggap teman sungguhan. Yang lain punya banyak sekali wajah, aku tidak suka.

Oh, aku lupa. Aku harus berpikir akan melakukan apa dan akan kemana hari ini. Ya, hanya sampai jam pulang sekolah nanti, kira-kira jam dua siang. Dan itu masih sangat lama. Aku tidak mungkin pulang ke rumah dengan alasan sekolah dipulangkan lebih awal, karna Ibu sudah tidak percaya denganku, apapun itu.

Well, menghabiskan waktu lebih lama di kedai ini tidak buruk juga. Hanya saja agak membosankan. Baiklah, aku akan berdiam diri saja di sini. Untung tadi aku tidak lupa membawa laptop dan ipod beserta chargernya.

"Adam, apa kau mengganti password wifinya?" tanyaku dengan suara keras ke arah Adam yang posisinya agak jauh.

"Iya, dan aku menuliskannya di papan itu." jawabnya sambil menunjuk ke arah papan yang ditulis dengan kapur.

"Alright, terimakasih!"

Kubuka youtube dan menonton kumpulan video yang satisfying, seperti video slime yang dipencet-pencet, orang yang dengan sengaja menghancurkan handphone mahal, memotong-motong es batu dengan pisau panas, dan banyak lagi. Itu hal bodoh tapi membuat ketagihan untuk menontonnya.

Dan kulihat jam, masih tiga jam lagi menuju jam dua siang. Lama-lama aku bosan juga. Tidur mungkin tidak akan pernah menjadi membosankan. Ya, aku tidur saja.

---

Aku terbangun dan tidak terasa sudah tertidur selama satu jam. Ada yang aneh, aku tidak memesan kopi hangat tapi di atas mejaku ada segelas kopi. Mungkin salah antar.

"Jim, kopi siapa ini?" tanyaku pada Jim yang sedang mengepel di dekat mejaku.

Jim melirik ke arah kopi yang ku maksud, "Itu, dari pria yang duduk di situ," ucapnya sambil menunjuk ke arah seseorang di meja paling pojok. "Katanya itu untukmu. Tenang, dia yang membayarnya kok." lanjutnya sambil memperlihatkan gigi.

"Sungguh?" tanyaku lagi memastikan. "Tidak salah kirim kan?"

Jim menggeleng dan dilanjut dengan menaikan bahunya. "Selamat, Justineau. Akhirnya ada yang tertarik denganmu, mungkin." dia pergi menuju ruang pekerja setelah berucap itu.

"Apa-apaan?" umpatku.

"Hey, jika kopinya benar-benar untukku, terimakasih banyak. Aku akan menggantinya. Kau pesan saja apa yang ingin kau pesan, nanti giliran aku yang membayarnya." kataku di depan pria yang tadinya sedang serius dengan handphone di tangannya. Lalu duduk tanpa permisi di kursi yang tersedia di seberang dia.

Mendengar ucapanku, segera dinaikkan kepalanya. Mengangkat alisnya, dan tersenyum hangat ke arahku seraya menjawab, "Itu benar-benar buatmu dan tidak, tidak usah diganti. Aku memberi, bukan untuk bertukar."

Sebenarnya dia tampan. Bukan sebenarnya, maksudku dia memang tampan. Matanya cantik sekali. Biru. Bila mataku disandingkan dengan miliknya, akan terlihat sangat membosankan, mataku coklat.

"Oh, begitu. Well, ya. Aku tidak bisa memaksa. Sekali lagi, terimakasih." ya, mau apa lagi? Dia tidak mau. Lagipula aku sedang ingin berhemat.

"Tidak masalah." balasnya sambil tersenyum dan memandangku. Ugh, matanya itu!

Aku berniat bangun dari kursi itu sebelum akhirnya ingat untuk bertanya, "kenapa?"

Dia menaikkan alis tanda tidak mengerti.

"Kenapa kau memberiku kopi?"

Dinaikkan bahunya, dan bibirnya bergerak acuh. "Entahlah, kau hanya terlihat.. tertidur. Itu berarti kau kelelahan atau mengantuk. Jadi mungkin memberimu kopi tidak akan menjadi masalah besar."

Mendengar jawabannya, aku menjadi kikuk. Itu berarti dia melihatku tidur. Hal yang bodoh.

"Baiklah, aku akan kembali ke tempatku. Have a nice day."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Justineau : Looking For The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang