Aku pernah bermimpi mempunnyai seorang teman yang setia menemani dan mewarnai hari-hariku,waktu awal masuk sekolah aku di pertemukan oleh seorang teman, yang sudahku anggap baik,karna aku selalu bersamannya setiap waktu tapi kenyataan berbicara sesungguhnya bahwa ia bukanlah teman terbaik untukku,suatu peristiwa terjadi tiba-tiba waktu aku pertama kali menggunakan hijab,ia sedang mengobrol dengan teman-temannya,"wina itu pake hijab bukan untuk menutupi auratnnya tapi untuk menutupi jerawatnnya"ujar yara.aku mendengar dan setelah itu aku menatapnnya.
>>>>
Pertengkaran pertemananpun di mulai,tidak terlihat lagi wina berbicara pada yara setelah hujatan itu di dengarnnya.yara selalu meminta maaf pada wina tapi wina selalu mengabaikannya."untuk apa berteman pada orang yang mempunyai mulut ember sepertinya."ujar wina kesal dalam hati."win,tuhan saja bisa memafkan umatnya,kenapa lu gak bisa memafkan dia"ujar wira,"wir,hati gw bukan baja,yang tidak akan patah,hancur,dan rusak.wir,hati gw terlalu rapuh untuk bisa mendengarkan apa yang dia omongin ke temen-temen yang lain".wina menjawab wirna.
>>>>
Persahabatan memanglah indah tapi ketika sebuah kata penghianatan itu datang,di situlah persahabatan hanyalah sebuah sejarah tanpa arti yang jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story My Life
Teen FictionKisah perjalanan hidup yang penuh dengan derita dan rintangan.