Extra Part - Princess Zee

10.4K 525 42
                                    

Zee mengerucutkan bibir mungilnya kesal, karena lagi-lagi daddy-nya melarang dirinya bermain ke taman kota sendiri, alias tanpa ditemani kakak laki-lakinya, Reynand. Zee merasa kesal, karena selalu dianggap daddy-nya masih terlalu kecil untuk berkeliaran sendirian, padahal umurnya sudah 15 tahun. Baginya sungguh sangat menggelikan, jika kemana-mana harus dikawal oleh kakaknya sendiri. Daddy-nya memang pengidap daughter's complex sydrome sejati. Dan Zee sangat tersiksa karena sifat daddy-nya itu.

" Daddy, please..Zee sudah besar.. " protes Zee pada daddy-nya.

" Princess..listen to daddy, oke. Daddy nggak mau terjadi apa-apa sama kamu di jalan nanti. Kalau masih mau pergi, tunggu kakakmu pulang dari kampus dulu, ya. " jawab Damian lembut pada putri tercintanya, yang sangat mirip dengan Katarina-istrinya, waktu remaja dulu.

" Daddy..Zee cuma mau naik sepeda sebentar. Kalau nunggu Kak Rey..nanti adanya Zee kesorean berangkatnya.. " Zee terus saja merengek pada daddy tampannya itu.

" Kalau begitu..princess naik sepedanya besok pagi aja, ya. Besok kan hari minggu tuh. Princess, kak Reynand, daddy dan mommy bisa naik sepeda bareng-bareng, kan. " bujuk Damian lembut, sambil mengelus sayang puncak kepala putri kesayangannya itu. Damian belum mau mengalah, dia masih tidak mau mengijinkan Zee pergi sendirian. Entah kenapa Damian menjadi sangat paranoid, jika putrinya harus keluar rumah sendirian.

" Iih..daddy nggak seru, deh. Kenapa sih, Zee nggak boleh pergi sendirian ? Daddy nyebelin.. " rajuk Zee manja, kedua matanya tampak sudah berkaca-kaca. Sontak saja Damian merasakan panik. Zee tidak pernah sekeras kepala ini, saat memaksa untuk pergi keluar sendirian. Apalagi putrinya itu sampai hampir menangis, karena tidak diberinya ijin pergi.

" Princess.. "

" Sayang..makan blueberry pie buatan mommy dulu, yuk. Nanti Zee lanjutin bicaranya sama daddy, kalau kuenya sudah habis. " ajak Katarina pada Zee untuk mengalihkan perhatian, saat melihat Damian hampir saja membuat sang putri menangis.

Katarina yang sedari tadi mengawasi interaksi sang suami dan putrinya dalam diam, mencoba mengalihkan suasana yang sudah mulai memanas, dengan menghidangkan kue kesukaan putrinya. Setiap weekend Katarina memang selalu membuatkan makanan kesukaan keluarga kecilnya. Zee yang tadinya tampak ingin menangis karena kesal, berangsur bisa mengendalikan diri. Sogokan kue dari sang moomy selalu membuatnya lemah.

" Tapi janji dulu..Zee boleh pergi habis makan kuenya.. " Ternyata Zee masih belum mau mengalah atas larangan sang daddy padanya. Dia masih berusaha tawar menawar dengan daddy sekaligus mommy-nya.

" Daddy akan setuju..kalau kamu berangkatnya ditemani sama Kak Reynand. " Tapi ternyata Damian pun belum mau mengalah dengan keputusannya, untuk melarang putri kesayangannya itu pergi sendirian. Mendengar itu bibir mungil Zee kembali mengerucut.

" Daddy jahat, ih..Zee marah sama daddy. " rajuk Zee, sambil melangkah meninggalkan sang daddy. Dia melangkah menuju ke dalam kamarnya. Zee bahkan lupa dengan tawaran kue dari mommy-nya.

" Jangan sekeras itu sama Zee, sayang. Kasihan dia.. " Katarina mencoba bicara dengan Damian, saat putri mereka itu sudah masuk ke dalam kamarnya.

" Aku cuma takut, honey. Jaman sekarang ini sudah banyak sekali kejahatan yang terjadi. Aku cuma nggak mau sesuatu yang buruk terjadi sama Zee, saat dia sendirian dan jauh dari kita. " jawab Damian dengan nada letih. Dia tampak memijat keningnya karena sedikit merasa pusing. Hatinya sedih karena putrinya sedang marah padanya. Tapi dia juga tidak rela melepas putrinya pergi sendiri.

Because...I Love You ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang